Bagian 9

14.4K 1.7K 151
                                    

Jika suka jangan lupa voment dan follow ya 💜
-

---

Tak terasa hari Jumat kembali berlangsung, Ale sedang sibuk mencabuti rumput yang tumbuh di sela-sela paving block. Dia sedang menjalani hukuman karena kemarin sempat telat menghadiri jadwal ta'lim dan belajar malam karena tertidur di bawah kolong ranjang.

Dia terlihat kepanasan sembari mengusap peluhnya beberapa kali. Sepanjang pagi ini dia sibuk sekali, pagi hari dia harus mengerjakan pr bersama teman-temannya lalu setelahnya melakukan hukuman ini sudah 2 jam an tak kunjung selesai.

Dan dia belum melihat batang hidung mas Abinya sejak tadi pagi. Bahkan saat sholat shubuh pun dia tak mendengar suara merdu lantunan ayat suci Al-quran dari sang kekasih.

"Eh lu anteng banget di sini. Laki lu tuh sakit di UKS dari semalem." Ujar Hasbi sembari mengunyah beras.

Ale menatap terkejut ke arah Hasbi, dia benar-benar tidak tahu jika sang kekasih sakit. Dia hendak pergi namun ditahan oleh Hasbi.

"Eh selesein dulu tuh hukuman. Tenang ae ayang lu masih bisa genjot lu kok. Ga sekarat." Ujar Hasbi ngawur.

Ale melempar rumput ke arah Hasbi yang tertawa terbahak mengejeknya. Dan Ale pun menyelesaikannya dengan cepat agar lebih cepat menjenguk sang kekasih.

Hingga 1 jam kemudian dia menyelesaikannya, dia segera ke UKS yang ternyata Abi sedang tidur pulas dengan kompresan handuk di atas dahinya.

"Anaabi. Lu sakit kok ga bilang gue?" Gumam Ale sembari mengganti kompresan di dahi Abi.

Ale menatap sedih ke arah wajab Abi yang pucat, ia menyentuh leher Abi dan terasa sangat panas. Dan Ale tersebut saat melihat Abi terisak dalam tidurnya.

"Hiks hiks.." napas Abi terengah dengan air mata yang semakin deras.

Ale terlihat khawatir saat melihat Abi semakin terisak dengan kuat. Ale pun menghapus air mata Abi berulang kali namun air mata Abi semakin deras.

Hingga Abi pun membuka matanya dan hati Ale berdenyut sakit melihat tatapan Abi yang begitu kalut.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Abi dengan suara seraknya.

Ale mengangguk kecil sembari menghapus air mata Abi yang terasa panas.

"Lu mimpi apa? Kenapa nangis sesenggukan gini Yang?" Tanya Ale dengan khawatir.

Abi menggigit bibir bawahnya dengan kuat, ia meraba wajah Ale dengan tangan yang bergetar. Mengelusnya dengan pelan membuat air mata Abi semakin deras menggenangi pelupuk matanya.

"Lu kenapa sih Yang? Sakit banget ya?" Ale semakin terlihat khawatir.

Abi mengangguk kecil, ia menggenggam erat telapak tangan Ale. Mengecup punggung tangannya dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Hiks--Mas sayang kamu. M-mas cinta sama kamu.." cicit Abi dengan suara yang hampir tak terdengar.

Ale menatap aneh ke arah Abi, tak biasanya sang kekasih seperti ini. Tangisan Abi mengingatkannya akan tangisan Abi saat tahun lalu dia mengajak Abi mengakhiri hubungan mereka.

Perasaan Ale mendadak gelisah, dia membalas genggaman tangan Abi yang semakin erat. Hingga dia terkejut saat Abi memeluk erat pinggangnya.

"Eunghk--hiks hiks.." Abi semakin terisak dengan kuat.

Ale mengelus punggung Abi yang bergetar dengan pelan, dia dapat merasakan air mata Abi menembus kaosnya dan mengenai kulit perutnya.

"Yang.. jangan bikin gue takut." Lirih Ale dengan suara bergetar.

ABI-ALE SEASON 3 (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang