Bagian 15

14.1K 1.8K 331
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

Double update~

—————

*Anggap saja percakapan mereka menggunakan bahasa Inggris.

"Abi. Kenapa kamu tidak pernah berkumpul dengan kami? Sudah 3 tahun kita menjadi teman sekelas namun kamu selalu menolak ajakan kami." Ujar Alex salah satu teman Abi.

Abi yang sedang fokus dengan laporan keuangan perusahaan pun menatap ke arah beberapa teman nya yang menunggu jawaban darinya.

"Maaf. Namun aku harus tetap fokus dan mengejar waktu secepat mungkin agar bisa bertemu dengan kekasihku." Jawab Abi sembari menunjukkan potret Ale di ponselnya tanpa sungkan.

Di sana orientasi sexual bukanlah menjadi masalah atau urusan satu sama lain. Jadilah Abi dengan senang hati menunjukkan kekasihnya.

"Wow. Tidak kusangka, pria pendiam sepertimu mempunyai kekasih pria. Dia terlihat manis." Goda Billy sembari mengikuti lengan Abi main-main.

Abi tersenyum semakin lebar dan mengangguk setuju atas pujian yang dilontarkan temannya.

"Dia sangat sempurna di mataku. Sudah 2 tahun aku tak pernah berkomunikasi dengannya, namun entah mengapa rasa cintaku semakin besar untuknya. Membuatku seakan gila." Ujar Abi sembari terkekeh pelan.

2 tahun lamanya Abi dan Ale memutuskan untuk tak saling menghubungi hingga pada waktunya tiba saat mereka harus bertemu. Mereka memilih keputusan tersebut agar mereka lebih fokus terhadap apa yang mereka lakukan serta mencoba untuk saling percaya. Menyerahkan semuanya kepada Allah.

Namun satu janji mereka terhadap satu sama lain. Mereka akan saling menghubungi jika salah satu dari mereka ingin mengakhiri hubungan mereka karena menjemput Hidayah Allah dan bertaubat. Mereka benar-benar menyerahkan kepada Allah.

Namun, hingga 2 tahun ini tak satupun dari mereka memberi kabar jika ingin mengakhiri hubungan mereka. Namun mereka selalu bertukar kabar melalui perantara Rama ataupun Alvin, sekedar memberikan kabar kesehatan dan kesibukan mereka.

————

"Ustadz Ale!" Panggil salah satu santri kepada Ale yang sedang mencuci piring.

3 tahun berpisah jarak dari Abi, tak terasa membuat Ale telah melewati masa belajarnya sebagai santri dan saat ini dia dalam masa santri pengabdian yang biasanya dipanggil ustadz oleh santri yang lebih junior dari mereka.

Tak terasa 5 tahun sudah Ale berada di pondok tersebut, 2 tahun bersama sang kekasih dan 3 tahun dalam kesendian di dalam penjara suci tersebut tanpa sang kekasih. Ini adalah 1 tahun dia menjadi ustadz pengabdian.

"Apaan? Gosah terlalu semangat deh. Ntar aja setorannya." Gerutu Ale sembari melempar busa cuci piring ke arah santri tersebut.

Nyatanya, perubahan Ale menjadi sosok lemah lembut hanya bertahan 1 tahun sejak kepergian Abi saja. Dia kembali menjadi sosok Ale yang konyol dan menyebalkan seperti sebelumnya. Namun, perbedaanya terletak pada pengetahuan Ale terhadap ilmu agama yang semakin luas dan dalam.

Dia telah menghafal 15 juz dalam waktu 5 tahun di pondok tersebut. Dia juga dapat membaca kitab yang menggunakan bahasa Arab tanpa harokat, yang lebih dikenal sebagai kitab gundul. Dia berubah menjadi sosok yang pintar dan membuat takjub banyak penghuni pondok.

Mereka tahu perkembangan Ale mulai dari masuk pondok hingga detik ini. Dan perjuangan Ale bukan main-main, tanpa mereka tahu——sosok motivator terbesar bagi Ale adalah Mas Abi. Pujaan hatinya.

ABI-ALE SEASON 3 (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang