Bagian 17

23.9K 1.6K 191
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

"Anjir. Takut gue!" Ale berlari terbirit keluar dari kamar

Abi tertawa geli melihat tingkah sang kekasih yang belum berubah sama sekali. Ale berlari menuju kamar kedua orang tuanya.

Cekleek

Dia masuk tanpa permisi dan membulatkan matanya saat melihat sang ayah sedang menyedot rakus pantat sang papa.

"Bangsat! Ini lebih nakutin!" Ale berteriak histeris.

Braaak!!

Ale kembali menutup pintu kamar mereka lalu kembali masuk kedalam kamarnya. Ia membuka matanya lebar saat melihat Abi sedang melepas handuknya dalam keadaan telanjang.

Ale menyentuh perutnya yang terasa mulas seketika saat melihat tubuh telanjang sang dominan yang begitu indah. Perutnya semakin mulas saat melihat penis Abi yang menggantung besar di bawah sana.

"Bangsat. Ngapa jadi makin gede?!" Histeris Ale sembari berlari masuk kedalam kamar mandi.

Abi melongo, dia pun sama terkejutnya karena Ale masuk tanpa aba-aba. Dia pun segera memakai pakaian tidurnya lalu menuju kamar mandi.

"Kamu gappaa? Mas ga bakal ngapa-ngapain kamu kok. Pengen pelukan aja." Ujar Abi dengan semburat merah di wajahnya.

Cekleek

Ale membuka pintu kamar mandinya, lalu ia mengintip di celah pintu kamar mandi.

"Beneran? Ga bakal nyodok gue kan? Bool gue belom siap Anaabi. Berasa kembali jadi perawan. Sesempit liang lahat." Bisik Ale dengan wajah takutnya.

Abi terbahak mendengarnya, dia pun menarik paksa tubuh Ale agar keluar dari kamar mandi. Ale berteriak terkejut saat Abi menggendong tubuhnya ala bridal dan membawanya ke atas ranjang.

Abi mematikan lampu lalu memeluk erat tubuh Ale dengan erat. Ale pun mengamankan dirinya di pelukan sang dominan, dia meletakkan kepalanya di atas dada bidang Abi sembari.

"Mas pengen pelukan aja sama kamu kayak gini. Mas kangen banget sama kamu Sayang." Abi mengecup sayang dahi Ale.

Ale tersenyum kecil, dia mengeratkan pelukannya di tubuh Abi yang semakin besar. Terasa aneh bagi Ale namun dia berusaha mengamankan dirinya.

"Aneh yak. Canggung gitu." Kekeh Ale sembari menggenggam tangan besar Abi.

Ale memainkan jari panjang Abi lalu mengusakkan ke arah wajahnya dengan manja. Abi mengelus surai Ale dengan lembut, dia tak dapat menyembunyikan senyuman lebarnya.

"Hm. Kerasa canggung tapi wajar kok. Udah lama juga ga ketemu Sayang. Gimana nih kabarnya ustadz Ale?" Tanya Abi sembari menarik wajah Ale.

Cup cup cup

Abi mengecupi bibir Ale dengan gemas beberapa kali, Ale tertawa kecil sembari mendorong wajah Abi agar berhenti mengecupi bibirnya. Abi pun ikut tertawa sembari semakin menghujani wajah Ale dengan kecupan ringannya.

"Udah Mas~" ujar Ale di sela kekehan gelinya.

Abi berhenti saat mendengar panggilan tersebut dari mulut sang kekasih. Ale pun mendadak malu melihat reaksi sang dominan yang seperti itu.

"Eum anu——gapapa kan gue manggil lu kayak gitu? Mas Anaabi?" Tanya Ale dengan gugup.

Abi menatap kedua mata Ale dengan seksama di bawah cahaya temaram karena satu lampu tidur di belakang tubuh Abi masih menyala.

ABI-ALE SEASON 3 (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang