4. Gelud??

33 6 1
                                    

"KENAPA HARUS ADA LO SI JIHAN?? KENAPA LO HARUS ADA?? LO ITU PENGHAMBAT HUBUNGAN GUE SAMA LOA!!!" Bentak Jayden.

"Heh!! Kapan si Lo mau tobat?? Ini semua kesalahan Lo ya anjing, malah nyalain orang lain. Ente kadang kadang ente" jawab Jihan.

Wajah Jayden mengetat, pertanda ia marah besar terhadap gadis di depannya. Tangan nya bergerak mencekik leher Jihan, dan Jihan yg kaget tak sempat menghindar cekikan Jayden.

"JAYDEN LEPASIN JIHAN!!!" Teriak loara.

Ia ingin membantu sang sahabat. namun, dirinya tak sekuat Jihan. Ia bahkan sekarang sedang duduk lemas sangking takutnya. Ia berteriak saja sudah bersyukur, karena masih mempunyai energi.

"J - j - Jayden . . . Lepas, uhuk -- lepasin g - gue" cekikan Jayden makin mengerat, sehingga Jihan tak memiliki celah untuk lepas dari cekikan nya.

'Riki, Lo juga kemana si sialan. Kalo di butuhin ngilang, kalo ga di butuhin ada lo'  batin jihan.

"Heh!! Kok berani nya ma cewek Lo??!!?!??" Seseorang yg di tunggu tunggu, Riki datang dengan tongkat baseball di tangan nya.

"Ck, emang kenapa kalo gue berani sama cewek?? Masalah buat Lo??" Senyum miring Jayden berikan kepada Riki.

"Ya masalah anjing. Apalagi cewek yg Lo cekik itu, cewek kesayangan gue Jancok" wajah Riki kini sangat dingin, seakan dia bukan seorang Riki Ardiansyah.

"Maju sini Lo!!"

Jayden yg mendengar perkataan Riki, segera melepaskan cekikan nya terhadap Jihan. Kemudian ia mendekat ke arah Riki, dengan cepat tangan Jayden hendak menghantam pipi mulus Riki.

Tapi sebelum tangan Jayden menghantam wajah indah nya, Riki terlebih dahulu memukul punggung Jayden dengan tongkat baseball yg di bawa nya. Sehingga Jayden lebih dulu tergeletak sebelum menghajar Riki.

"AHAA!!! TERGELETAK KAN LO!!! Lagian, Riki di lawan" seru Riki dengan heboh.

"Gimana, gimana han??? Sangat cocok buat main baku hantam kan???" Riki bertanya sembari menoleh ke belakang dengan wajah sombong nya.

Sedangkan Jihan dan loara, hanya memandang Riki dengan senyuman manis yg tidak ikhlas.

"Napa?? Kok wajah Lo berdua kek ga ikhlas gitu??" Tanya nya.

"Jayden Lo bikin pingsan itu Rik" balas Loara.

Wajah Riki terlihat santai, dan kemudian ia menjawab "Yaelah, pingsan doang kan ga mati??"

"Iye Rik iye, serah Lo deh" ucap Jihan.

"Ehh Rik, gue minjem ni Vario ya. mo gue bawa ke asrama, bentar lagi ditutup tu gerbang" ujar Jihan.

"Lah?? Kalo Lo ngebawa ni Vario, gue ke asrama make apaan??"

"Jalan Rik, jalan. Lo ga kasian sama kita berdua apa??" Ujar Loara, dan di angguki oleh Jihan.

"Serah deh. Sono, sono pergi dah Lo berdua" usir Riki.

Mendengar pengusiran dari titan itu, Jihan pun segera memapah loara hingga menaiki Vario milik Riki.

"Rik jalan dulu ya gue" pamit Jihan.

Tanpa menunggu balasan Riki, Jihan pun segera menjalankan Vario Riki dengan kecepatan tinggi.

"Anak setan. Belum di jawab udah kabur duluan" Riki mengelus dada nya dengan sabar melihat tingkah loara dan Jihan.

° ° °

Saat ini loara dan Jihan sudah tiduran di kasur milik Jihan. Mereka tadi sudah saling mengobati satu sama lain, dan juga makan bersama.

"Han" panggil Loara. Jihan pun menoleh ke Loara yg ada di kanan nya.

"Lo nyadar sama kata kata si riki tadi ga??" Tanya loara.

"Yg mana deh??" Dengan wajah bertanya nya, ia kembali memikirkan kata kata yg Riki lontarkan.

"Yg tadi, dia tu tadi bilang gini. 'Ya masalah anjing. Apalagi cewek yg Lo cekik itu, cewek kesayangan gue Jancok' yg itu tu" ujar loara.

Dahi Jihan berkerut seakan mengingat-ingat, apakah Riki melontarkan itu kalimat?

"Gue ga ada denger kok Ra, mungkin Lo nya salah denger kalik. Lagian ni ye, seorang Riki Ardiansyah ga mungkin ngomong kek gitu. Kayak baru kenal Riki aja si Lo" Jawab jihan.

Jihan benar benar jujur, ia sama sekali tak mendengar perkataan Riki yg seperti itu kok. Karna tadi dia terlalu sibuk dengan rasa sakit di leher nya, akibat dari cekikan Jayden.

"Ngeyel Lo, di bilangin Riki bilang gitu kok. Lo nya aja ga denger"

"Dih? Affah imyah gue ga denger???" Jihan tetap pada pendiriannya.

"Serah" ucap Loara dengan wajah lelah.

Loara pun segera mengambil hp nya. dan memainkan game ML daripada menanggapi Jihan.

'You and I, we can fly'

Nada dering hp Jihan berbunyi, pertanda ada yg menelpon dirinya.

"Siapa Han?" Tanya loara. Jihan pun membalas dengan gelengan.

Jihan mengambil hp nya, dan melihat siapa yg menelpon dirinya.

'Rikkkiii'

"Riki nelpon Ra" ujar Jihan.

"Angkat Han, kalik aja penting gitu" Jihan mengangguk mendengar apa disuruh oleh Loara.

'Jihan Lo udah gapapa??' -Riki

"Emang gue kenapa deh Ki??"

'Lo kan tadi abis di cekik han'

"Oh? Soal yg di cekik tadi? Gue gapapa si, lagian cuman di cekik kok"

'Yodah, besok Lo sekolah kan?'

"Iye, Napa si Lo nanya Mulu anjir"

'Cuman mo mastiin, kalo motor Vario gue Lo balikin'

Setelah mengatakan itu, Riki pun segera mematikan telepon nya. Sedangkan Jihan sendiri, sedang mengumpati Riki yg seenak jidat mematikan telepon.

-Bersambung-

Ni cerita makin kesini makin kesana ya wak, Ngelantur  banget alur nya.

Janji KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang