Sang Surya telah terbit dari ufuk timur, menandakan bahwa pagi telah tiba. Sinar sang Surya menyambut pagi yg dingin, cuitan burung Pipit menjadi penyemangat pagi ini.
Hari ini adalah hari Kamis, hari yg banyak di tunggu oleh murid murid SMA Bintang bersinar. Tak terlebih loara dan juga Jihan yg menunggu hari Kamis ini.
"Lo bakal pulang??" Loara membuka pembicaraan di sela mereka menonton.
"I don't know, gue pengen nya ga pulang. Tapi ntar kalo ga pulang, bisa di gebukin Mak gue ntar. Jadi palingan gue pulang si" jawab Jihan.
Hari ini adalah hari dimana siswa/i yg tinggal di asrama, bisa pulang ke rumah mereka masing-masing. Dimana, mereka mendapatkan izin pulang sebulan sekali.
Seharusnya Jihan pun senang. Tetapi, Jihan lebih senang tidak tinggal di rumah kotor nya itu.
"Pulang aja han, ntar kalo ada apa apa Lo tinggal call gue aja" ujar loara.
Jihan tersenyum. "Lo . . . Bakal langsung dateng?" Tanya nya dengan lirih.
"Ga juga. Tapi setidaknya Lo ada temen ngobrol Han" jawab Loara, ia mengelus rambut hitam milik Jihan.
'Nyaman bunda . . . Kapan bunda mau giniin aku?' batin jihan.
Ia menutup mata nya sejenak, mencoba agar tak menitik kan air mata di depan orang yg lebih kuat daripada dirinya. Jihan tersenyum, kemudian memeluk Loara.
"Bentar ya? Gue kangen" ujar nya.
Loara mengangguk, menyetujui permintaan dari seorang Jihan. Membiarkan Jihan menenangkan diri nya.
Selang beberapa menit kemudian, Jihan melepaskan pelukannya. Dan kemudian menatap loara dengan senyuman manis nya.
"Makasih Ra" ucap nya, loara menjawab dengan anggukan.
"Ayo berangkat. Liat tu sekarang jam berapa" ujar loara sambil menunjuk jam yg tergantung di sebelah televisi.
Jihan mengangguk, kemudian beranjak dari duduknya dan kemudian mengambil tas milik nya yg berada di kamar. Tak lupa juga, ia mengambil kunci motor Vario milik Riki.
"Kunci motor si Riki?" Tanya loara.
Jihan mengangkat tangan kanannya, dua kunci berbeda motor ia pegang.
"Lo bawa motor Scoopy gue, ntar gue yg bawa tu Vario. Lo kan ga bisa make Vario Ra, jadi gue aja" ia memberikan satu kunci motor kepada Loara.
"Iye iye, si paling bisa make Vario dah" ujar loara.
° ° °
Jihan memasuki kelas nya dengan senyuman yg amat cerah, ia senang hari ini.
"Assalammualaikum temen temen. Jihan yg lucu, imut, kiyowo, Kawai dll kombek" seru Jihan sambil memasuki kelas nya.
"Heh! Siniin kunci motor gue! Ntar Lo bawa pulang lagi"
Tentu Jihan tau suara milik siapa itu. Human lelaki bernama Riki Ardiansyah inilah pelaku nya. Bukan nya menjawab salam seperti yg lain, ia malah menagih kunci motor nya.
"Riki oh Riki. Ada baik nya kamu menjawab salam dari teman tercinta mu ini, sangat tidak baik untuk di contoh jika tidak menjawab salam" kedua tangan Jihan di taruh di depan dadanya, berlagak memarahi Riki.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Dah tuh, sekarang mana kunci gue" pinta nya.
Jihan melempar kan kunci motor Vario tepat di depan wajah riki.
"EH ASU! SAKIT JIHANJING!" Teriak Riki kesakitan.
Jihan mah bodoamat sama itu, ia langsung berjalan melewati Riki begitu saja menuju ke bangku nya yg ada di belakang.
"Hai Vel, pagi mu cerah tidak?" Sapa Jihan kepada teman sebangku nya.
Revella Ratika gadis cantik nan imut yg sangat baik. ia menjadi teman sebangku Jihan, Sekaligus teman ngobrol Jihan saat di kelas.
Dikarenakan ia dan loara tak sekelas, Jihan jadi tidak mempunyai teman mengobrol sesama perempuan. Alhasil dia berteman baik saja dengan teman sebangku, yaitu revella.
"Hai juga Jihan, hari Vella baik banget kok. Mami tadi kasih Vella ini" Vella menyodorkan kotak makan kelinci, yg isi nya adalah beberapa sandwich.
"Wah enak tu kayak nya. Di bikinin sama mama, aku jadi pengen deh la di bikinin sama mama ku" ucap Jihan.
Vella mengangguk bersemangat, tangan nya kemudian menyodorkan satu sandwich kepada Jihan.
"Jihan cobain deh, enak loh han" ujar nya.
"Emang boleh?" Tanya Jihan.
"Boleh, boleh. Mami bilang disuruh bagi ke temen temen, Jihan kan temen Vel" ucap Vella.
Setelah mendapatkan izin dari Vella, Jihan mengambil kemudian segera memakan nya. Kebetulan ia masih lapar, meskipun sudah makan tadi.
Mata Jihan berbinar binar, buatan mami Vella memang selalu enak.
"Enak banget Vel" puji nya.
"Hehehe, emang masakan mami tu enak banget. Makasih udah di puji" jawab Vella.
Jihan pun hanya tersenyum sebagai balasan, kemudian ia melanjutkan memakan sandwich tersebut.
'Tringggg, tringggg'
Bel pertanda masuk sudah berbunyi, cepat cepat siswa/i memasuki kelas nya masing masing. Jihan sendiri segera menghabiskan sandwich yg di pegang nya, tentunya dengan sedikit mengomel.
"Gue baru juga makan anjir, ga seru banget udah masuk" lirih nya.
Setelah ia mengomel, Guru yg mengajar kelas nya pun masuk dengan senyuman yg mengerikan bagi siswa/i.
'waduh, gue ngerasa bahaya ni. Kek nya ada sesuatu buruk yg bakalan terjadi ni' batin jihan menerawang.
"Selamat pagi anak anak, bagaimana dengan hari kalian? Seperti nya baik. karena hari kalian baik, jadi hari ini kita akan mengadakan ulangan harian" ujar guru tersebut.
'nah kan' badan Jihan lemas seketika. Ia tidak belajar tadi malam, karena ia maraton Drakor.
'BU SAYA NYERAH DULUAN DONG!!!' Teriak Jihan di batin nya. Tidak mungkin ia berteriak di mulut nya, tentu saja ia tak seberani itu.
"Yaelah Bu dwi. Bisa besok aja ga si? Saya belum belajar ini Bu" ujar Riki.
Ia mencoba menegosiasi guru tersebut agar mau mengundurkan ulangan nya.
"Itu kan urusan kamu Riki, saya tidak mau tau" ucap Bu dwi.
Bu dwi mulai membagikan lembaran ujian nya. Terlihat banyak rumus matematika yg membuat pusing, Riki yg mendapat pertama langsung memegang kepala.
"Ya Allah Bu, ini ujian matematika kok kayak ujian hidup si? Rumit banget" eluh Riki.
Semua siswa/i termasuk juga Jihan, mengangguk mendengar eluhan Riki. Baru juga melihat belum menghitung, sudah pusing saja kepala mereka.
"Sudah, sudah. Orang soal gampang nya kayak gitu, masih aja ngeluh kalian itu" ucap Bu dwi.
Mereka semua tersenyum, kemudian menjawab di batin mereka. 'menurut ibu itu mah. Menurut kita beda lagi'
° ° °
Kayak nya beberapa part ke depan isi nya Jihan Mulu deh, di mohon jangan bosen yya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Kita
Kısa HikayeHanya sebuah cerita, tentang persahabatan antara Loara Permata dan juga Jihannes Syaputri. Kisah perjalanan Loara dan Jihan, kisah cinta, kehidupan, masalah, Dan yang lainnya. Menguatkan satu sama lain, membantu berdiri di saat salah satu dari mere...