1. Cerita Loara

86 12 3
                                    

Sinar senja menemani gadis yang sedang menatap kosong ke depan. taman yg indah, dan juga senja yang indah untuk dipandang.

Dia Loara. Loara Permata, gadis cantik dengan rambut panjang yang berkibar karna angin sore.

Dirinya sedang menunggu seseorang, lebih tepatnya sahabat nya. Teman yang menemani dirinya suka mau duka, bukankah itu sahabat?

"ARA!!" Teriakan dari seorang gadis membuat Loara Mendongak menatap gadis itu, gadis itu melambaikan tangan nya dengan senyuman manis di bibir nya.

Tentu loara yg melihat itu, membalas senyuman juga lambaian tangan gadis itu.

"Wah gila si. Untung gue bisa keluar dari kelas nya pak Harto anjir"

Gadis dengan rambut pendek yang lebat ini adalah sahabat Loara, dengan kacamata yang dimakai nya membuat dirinya terlihat imut. Yah meskipun badan nya sedikit terisi, namun dia tetap cantik.

"Gue kan udah bilang gausah buru buru, ntar Lo di hukum Pak Harto gimana?" Ingat Loara.

Jihannes Syaputri, atau biasa dipanggil Jihan. Gadis itu hanya cengengesan,  jika Loara mengingatkan nya.

Ia tersenyum menyebalkan. "Cieee, cerita nya Lo nge khawatirin gue gitu?"

Menyebalkan. Itu kata yang ingin Loara berikan kepada Jihan, namun ia takut Jihan sakit hati. Jadi dia hanya mengucapkan nya tanpa suara.

Wajah Loara sangat tak enak di pandang sekarang, Jihan yg melihat nya pun tertawa. Tak perlu heran, humor Jihan memang benar benar anjlok.

"Wkwkwk, wajah Lo ga enak banget diliat"

"Yaudah anjir gausah Lo liat. Gitu aja susah"

Jihan pun duduk di sebelah Loara, dan tentu saja dia masih tetap tertawa.

"Ahahaha bangke, capek banget gue ketawa. Oh iya, kenapa Lo minta nyuruh gue kesini? Ada masalah ya?" Setelah selesai menghentikan tawanya, Jihan pun menanyakan kenapa Loara meminta nya datang.

"Bapak gue pulang, jadi gue kabur lewat jendela. Untung nya adek Sama Mak gue lagi keluar, tapi gue gatau kapan mereka pulang" cerita Loara.

"Terus? Lo ga pulang gitu?" Tanya Jihan.

"Ya enggak lah anjir, siapa coba yang mau pulang kalo ada bapak brengshake nya. Gila kali Lo" ucapan ketus Loara di balas cengiran oleh Jihan, Jihan tidak terlalu membawa hati ucapan Loara.

"Jadi . . . Gue mau tinggal di asrama Lo han? Boleh ya?" Pinta Loara.

Satu satunya tempat tujuan Loara saat ayah nya pulang adalah asrama Jihan. Ia tak punya tempat tujuan lain, selain asrama Jihan. Terlihat seperti parasit memang, tapi mau bagaimana lagi? Jihan satu satunya harapan dia.

"Dih si anying, kenapa si Lo gamau tinggal di asrama aja. Biar kalo bapak Lo pulang, gue ga ribet" eluh Jihan.

Sebenernya Jihan tidak bersungguh-sungguh dalam menggucapkan itu. Dia itu mengkhawatirkan Loara tau! tapi ya dasar nya Loara keras kepala aja. Mau bagaimana pun Jihan merayu, Loara pasti menolak.

"Gamau ya bangsat, gue bukan murid kesayangan bapak Rindho sama ibu Mawar. Yang mau tinggal di asrama langsung tinggal gausah bayar" sindir Loara

Jihan terdiam. Memang benar dirinya murid kesayangan pak Rindho dan Bu mawar, yang notebene nya kepala sekolah dan guru matematika istri kepala sekolah. 

"Huh! Udahlah, debat sama Lo ga bakal menang gue. Ayo ke asrama, keburu di tutup nanti tuh gerbang" ujar Jihan.

Mereka pun berjalan menuju asrama Jihan, dengan tangan saling mengandeng.

"Ara, mau kerja partime ga?"

"Jangan aneh aneh ya!"

"Iya iya, ga bakal aneh aneh"

- Bersambung -

Loara permata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loara permata

Jihannes syaputri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihannes syaputri

Janji KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang