Jihan menoleh saat namanya dipanggil. Betapa terkejutnya dia, mahakarya tuhan paling sempurna berdiri tepat dihadapan nya.
"Ternyata beneran Jihan." Ujar pemuda dihadapan nya.
Jihan tersenyum lembut, "Duduk nja, gausah sungkan sungkan."
Riki mengangkat sebelah alisnya. Kemudian ia menelisik pemuda tersebut dari atas sampai bawah. "Lo siapa?" Tanyanya.
"Gue Senjani Revandra Wibowo, biasa dipanggil Revan." Revan mengulur kan tangan nya, dan kemudian disambut oleh tangan Riki.
"Riki Ardiansyah, panggil gue Riki." Jawab Riki.
Revan segera mendudukkan dirinya disebelah Jihan, ia membalikkan badannya menghadap ke Jihan.
"Aku baru tau kamu sekolah disini Han." Ujar Revan membuka pembicaraan.
Jihan tersenyum, batin nya berteriak. 'KENAPA LO BISA GA TAU SI??!?!?! GUE SEKECIL APA SAMPE LO GA LIAT GUE?!?!?!'
"Hahaha, serius? Padahal aku sering liat kamu loh." Jawab Jihan.
"Loh? Kenapa ga nyapa? Aku mana tau kalo kamu ga nyapa Jihan." Revan terkekeh mendengar jawaban Jihan.
"Malu lah nja."
Revan tersenyum mendengar itu, tangan nya bergerak mengelus rambut hitam Jihan.
Ia tersenyum. Senyuman yg mampu membuat kaki Jihan lemas seketika, senyuman maut yg membuat Jihan ingin pingsan.
'BUNDA ANAK MU RAMBUT NYA DI ELUS SENJA!!!' Batin jihan menjerit
"Uhuk, uhuk." Suara batuk terdengar dari arah depan mereka.
Dengan segera Revan menjauhkan tangan nya dari Jihan. Jihan pun segera menoleh ke arah Riki.
"Ngapa Lo?" Tanya nya.
"Keselek linggis gue." Ucap nya dengan mengalihkan pandangan nya.
"Lah? Stres ya Lo Rik?" Ucap Jihan lagi.
Sedangkan Riki hanya melirik nya, seakan paham jika Riki sedang jealous Revan terkekeh halus melihat nya.
"Jealous?" Celetuk Revan.
Riki melirik, kemudian ia mengangguk.
Revan tertawa pelan, ia menoleh ke arah Jihan. "Denger ga tu Han?" Tanya nya.
Jihan menggeleng, "Kuping gue rada budeg nja, maaf maaf aja." Jawab nya.
"Bagus kalo ga denger,"
Riki segera menghadap ke arah Revan, dengan tatapan bertanya nya.
"Gue masih ada peluang daripada Riki." Lanjut nya.
Revan segera berdiri, saat melihat tatapan Riki yg akan mengamuk.
"Gue duluan, masih banyak urusan." Ujar nya, sebelum berlari meninggalkan kantin.
Jihan menatap cengo Revan, batin nya bertanya tanya ada apa.
"Kenapa human yg berjenis kelamin male itu aneh semua?" Tanya nya dengan lirih.
"Gusy, gue dapet novel nya dong." Loara datang dengan menenteng satu novel ditangan nya.
"Lo ke perpus atau ke langit ke tujuh si? Lama banget tau ga si?" Komplen Jihan.
Loara melotot, "perasaan gue ke perpus cuman dua menit anjir, lebay banget si Lo." ucap nya.
"Ibu loara tau jam tidak? ANDA KE PERPUS HAMPIR SATU JAM, KEBURU MAKANAN KITA ABIS TU!" Jihan menunjuk makanan nya dan Riki yang habis.
Sedangkan loara hanya cengengesan serasa tak punya salah, Riki yg melihat itu hanya menggeleng kan kepala nya.
Kringgg, kringgg, kringgg
"Denger tu? Sampe bunyi bel nya." Ucap Jihan.
"Udah deh, mending masuk kelas." Ujar Riki.
Mereke berdua mengiyakan, segera lah mereka pergi meninggalkan kantin.
° ° ° °
Jihan sudah duduk di bangku nya, menjatuhkan kepala diantara lengan nya. Guru pelajaran biologi belum masuk, entah kemana guru itu.
Jihan hampir memejamkan mata nya, namun tepukan di bahu nya membuat ia mengurungkan niat nya.
Kepala nya terangkat, melihat siapa yang memanggil nya.
"Jihan, sini Vella kasih tau deh." Ujar Vella.
Jihan memasang wajah bertanya, satu alis nya terangkat mendengar ucapan Vella.
"Tadi Vella denger dari kak Leo, katanya pelajaran biologi ada ulangan loh."
Mata Jihan yang semula hampir terpejam, dengan tiba tiba membulat sempurna. Ia kaget dengan apa yang ia dengar, yang benar saja? Pagi tadi sudah ulangan, mengapa sekarang lagi?
"Serius Lo Vel?" Tanya Jihan untuk memastikan.
Vella mengangguk menyakinkan, wajah Jihan terlihat sudah pasrah. Kata Jihan mah 'kita pasrahkan kepada tuhan yg maha esa.'
Ia pun kembali menjatuhkan kepala nya, sudah lah pasrah saja.
"Jihan gapapa?" Tanya vella.
Jihan mengangguk, tangan nya bergerak membentuk tanda oke. "Gwencana, kotcomal hajimah."
Vella mengangguk, ia kembali membuka buku biologi nya.
Satu menit berlalu, Guru biologi telah memasuki kelas dengan kertas ulangan ditangan nya.
"Siang semua, hari ini kalian ulangan ya." Senyum bercahaya menghiasi wajah Bu bulan --- guru biologi.
"Bu?!?!?!? Tadi pagi kita Udah ulangan loh, kok lagi si?" Tanya Bella, temen sekelas Jihan.
Semua teman sekelas jihan mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan oleh Bella.
"Kan beda mata pelajaran. Udah deh, nurut aja." Ucap Bu bulan.
Mereka hanya bisa menghela nafas berat, pertempuran otak akan segera dimulai.
° ° ° °
Kemarin blng bakal up Minggu, eh skrng malah baru up. Gomen gesss.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Kita
ContoHanya sebuah cerita, tentang persahabatan antara Loara Permata dan juga Jihannes Syaputri. Kisah perjalanan Loara dan Jihan, kisah cinta, kehidupan, masalah, Dan yang lainnya. Menguatkan satu sama lain, membantu berdiri di saat salah satu dari mere...