XXI. Tiga

614 95 2
                                    

Happy Reading ^^


Adraenneth menatap sekelilingnya, istana Molvia memang cukup besar dari istana Zrachapia. Ia memasuki paviliun yang disediakan khusus untuk pemegang jabatan di istana. Di paviliun itu terdapat halaman dengan tanam-tanaman biasa seperti kentang, mulberry dan bunga krisan. Tak ada tanaman unik yang biasa ditanamnya di rumah kaca Zrachapia. Setelah aktif melihat-lihat, Adraenneth dikejutkan oleh kedatangan Putri Mahkota yang menatapnya turut terkejut.

Dengan senyum miring menutupi keterkejutannya, Adraenneth menyapa sang Putri Mahkota. "Salam Putri Mahkota Miraguel," Ucapnya memberi hormat.

"K-kau.."

"Perkenalkan, aku adalah kepala biro pertanian yang baru. Ann Blackmount."

Adraenneth tahu jika sang Putri Mahkota akan terkejut akan kehadirannya. Tanpa ada pelayan di sekitar mereka, kini mereka duduk saling berhadapan di taman tepat di bawah atap gazebo.

"Bagaimana bisa kau membohongi banyak orang?" Tanya Miraguel sarat akan tuduhan.

Jelas saja sang Putri Mahkota mengetahui wajahnya, Adraenneth sudah memperkirakan hal itu. Ia menatap Miraguel yang masih menatapnya lurus.

"Aku hanya menjadi air yang mengalir sesuai medan yang kulalui," Ucap Adraenneth santai.

"Air tak pernah mengalir ke atas, itu bukan medan yang kau lalui, kau menggambarkan dirimu pasrah akan keadaan, tapi apa yang kau lakukan tidak seperti itu."

"Anggap saja seorang Putri mengambilku dari sungai dan membawaku ke istana dengan cawan emas."

Miraguel terhentak akan ucapan Adraenneth yang menyinggungnya. Ya, dialah Putri yang membawanya sampai istana ini. Apakah ini berhubungan dengan kehendak Ratu Rosendra yang memberinya keputusan itu? benar semua telah diatur sedemikian rupa oleh Yang Mulia Ratu. Ia menatap Adraenneth sayu. "Apa tujuanmu ke istana ini? Kau ingin membalas dendam?" Tanya Miraguel lemah. Hatinya sudah perih memikirkan beragam kemungkinan yang direncanakan Adraenneth. Tak ia kira jika Adraenneth bukanlah Putri yang polos mengingat usianya yang baru saja menginjak pendewasaan. Putri Adraenneth bahkan bisa lolos dari eksekusi.

"Itu hanya salah satunya, tujuan utama ku disini bukan itu," Jawab Adraenneth.

"Lalu apa?" Tanya Miraguel menggebu.

"Bolehkah aku jujur? Tujuan utama ku disini untuk menjadi Ratu masa depan Molvia. Menggantikan posisimu."

Jawaban Adraenneth membuat Miraguel pias. Sangat berani dan blak-blakan. Bagaimana bisa Adraenneth memiliki ambisi seperti itu? tanpa mengenal takut seolah merendahkan posisi Miraguel.

"Kau yang menolak lamaran Putra Mahkota! Mengapa kau datang ingin merampas posisi itu?" emosi penuh amarah muncul di hati Miraguel. Andai saja Adraenneth datang disaat pernikahannya, andai saja dia bisa membatalkan pernikahannya, maka Miraguel akan sangat senang. Berbeda dengan keadaan sekarang dimana ia sudah memiliki sebuah kedudukan, meskipun ia tak mencintai Elvior, tetap saja kedudukannya sebagai Putri Mahkota harus ia pertahankan. Selain karena tuntutan ayahnya, ini juga demi harga dirinya dan martabat kerajaan. Tak pernah ada seorang putri mahkota dilengser dari jabatannya kecuali putri itu adalah orang yang payah.

"Karena itulah.. sebenarnya aku tidak pernah menolak lamaran Elvior. Semuanya terjadi begitu cepat. Aku hanya ingin mengambil apa yang hampir menjadi milikku kembali." Perasaan melankolis terpaut dalam benak Adraenneth, namun secepat itu ia hilangkan perasaan itu dengan ekspresi datar.

"Aku akan membongkar kebohonganmu jika kau melakukan itu!" Ancam Miraguel yang hanya tersenyum miring.

"Aku tahu kau tak akan melakukan itu Yang Mulia, kau tak akan mampu membunuh satu nyawa dengan ucapanmu."

Make Me Your Queen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang