XXIII. Pertemuan Haru

673 95 0
                                    

Happy Reading..

Eleftheria Loannue. Adraenneth menatap pengawal pribadi yang ditugaskan untuk melindunginya, lebih tepatnya untuk mengawasinya karena pengawal pribadi ini utusan Elvior apalagi seorang Perwira. Mana ada dirinya yang hanya seorang kepala biro pertanian harus dijaga oleh seorang Perwira yang cerdas? Kesalahan bodoh untuk meminta seorang pelayan pada Elvior. Yang ditawarkannya justru seorang pengawal.

"Kau bisa menunggu diluar sementara aku mengecek surat-surat ini," Pinta Adraenneth pada sang pengawal baru.

"Yang Mulia Putra Mahkota menyuruhku menjaga anda ketika bekerja. Itu sudah menjadi titah," Ucap Eleftheria tegas.

Elvior sialan. Apakah kini dirinya kembali menjadi seorang buronan? Ya, dirinya memang bebas dari eksekusi, tapi kini Elvior memenjarakannya dalam istana megah ini.

"Apa saja yang ia perintahkan padamu?" Tanya Adraenneth.

"Menjaga Kepala Biro Pertanian baik dalam istana maupun diluar istana," Jawab Eleftheria mantap.

"Bisakah aku meminta sesuatu padamu?" Tanya Adraenneth lagi, menimbang sesuatu yang didambakannya sedari tadi.

"Boleh, asal itu tidak melanggar aturan kerajaan."

Adraenneth menghela napas, lihatlah, Si Eleftheria ini memang diciptakan untuk setia pada kerajaan ini. "Bisakah kau mencari tahu tentang kedatangan Raja Kalvian di istana ini?" Pinta Adraenneth datar.

"Untuk apa, Nyonya?" Tanya Eleftheria balik.

Dia mulai menginterogasi. Adraenneth berdecak dalam hati, jadi seperti ini jalan yang diambil Elvior untuk melemahkan langkahnya? Bukankah Elvior sebelumnya akan bermain adil? Jika bermain adil harusnya ia tidak menggunakan kekuasaannya dalam peperangan ini. Dasar!

"Dia adalah Raja Zrachapia, aku berasal dari Zrachapia. Adat Zrachapia harus menghormati Rajanya, aku ingin turut menyambutnya dengan pertemuan," Ujar Adraenneth.

"Maaf, Nyonya, tapi anda sudah menjadi bagian dari Molvia. Tak ada lagi kaitan anda menuruti segala adat ataupun aturan Zrachapia. Anda dapat menemuinya jika anda merupakan seorang Putri Mahkota atau istri keluarga kerajaan. Sekarang anda memegang sebuah jabatan di istana ini, sangat rawan terjadi sesuatu apabila seumpama anda membuka rahasia milik Molvia," Tutur Eleftheria.

Lagi dan lagi harus menjadi Putri Mahkota. Adraenneth kembali menatap surat-surat lebar berisi laporan pengalokasian pangan. Sembari membaca huruf demi huruf, pikirannya juga aktif menemukan jalan keluar. Hari sudah akan malam, sebentar lagi mentari akan kembali keperaduannya. Ia sangat ingin menemui ayahnya barang sekali saja, meskipun hanya dari kejauhan. Sepertinya Elvior tak mengerti sama sekali. Ya. Semua orang di istana ini tak akan mengerti dirinya.

"Aku akan mengunjungi tempat penyimpanan pangan."

Adraenneth berdiri tanpa peduli pada sang pengawal yang mengikutinya, ia berjalan membawa surat tepatnya laporan yang sebelumnya dibacanya. Gaun yang dikhususkan untuknya bergemericik mengikuti langkah kakinya yang lebar.

Ia sampai di depan gerbang gedung penyimpanan dengan napas terburu-buru. Untung saja ia tidak kesasar, Eleftheria ternyata berguna juga. Tempatnya lumayan jauh dari ruangannya. Seharusnya orang-orang itu menata letak bangunan dengan cerdas, jika seperti ini mungkin akan membuat pejabat-pejabat berdalih malas berjalan.

Tanpa meminta izin, prajurit yang berjaga di depan gerbang segera membuka gerbang itu. Langkah Adraenneth kembali mantap memasuki pelataran gedung dan kembali berhenti disaat ia menemukan Elvior yang berbincang bersama seseorang yang diyakininya sebagai pengurus di gedung ini. Rasa dongkol menguasai Adraenneth dengan tiba-tiba.

Make Me Your Queen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang