🩸🦊🦊🩸 Chapter 09

85 29 0
                                    

Esok paginya.

Tujuh calon target yang tersisa di bawa ke sebuah ruangan yang terdapat meja bundar di tengah-tengah ruangan, serta terdapat kursi yang berjumlah 7 yang mengelilingi meja tersebut.

Walaupun pagi, tapi di ruangan itu terasa seperti malam hari, sebab minimnya pencahayaan.

"Duduk." Jake memerintahkan yang langsung di turuti ketujuh calon target.

"Di meja itu ada kotak berisi kertas. Masing-masing ambil satu." Kali ini Niki yang memberi perintah.

Soojin mengambil satu kertas di dalam kotak yang terletak di tengah meja bundar tersebut, setelah itu Hyunsuk juga mengambilnya, begitu juga yang lainnya.

Kini semua calon target memegang selembar lipatan kertas di tangan mereka.

"Jangan di buka dulu kertasnya." Jungwon memperingati.

"Tau mafia game 'kan? Pasti tau lah... Permainan kedua kalian yaitu mafia game. Gue rasa gue gak perlu kasih tau aturan permainannya, lo semua pasti udah tau 'kan?" Tanya Sunghoon.

"Gue belum tau," kata Yoshi.

"Kudet banget 'sih lo!" Ketus Jungwon.

"Kalian tinggal tebak siapa mafianya, abis itu vote. Orang yang paling banyak di vote dia yang kalah." Jelas Heeseung.

"Lho, bukannya yang banyak di vote dia yang menang?" Tanya Yoshi dengan wajah polosnya.

"Yoshi, lo bodoh banget 'sih!?" Ketus Hyunsuk.

"Udah-udah! Permainan di mulai dari sekarang, kalian boleh buka kertas kalian." Jake.

Yoshi membuka kertasnya, karena masih belum faham dengan peraturan permainan, Yoshi pun berniat bertanya pada Haruto yang duduk di sebelahnya.

"Ruto, ini maksudnya gue harus jadi ini?"  Tanya Yoshi sambil menunjukkan isi tulisan di kertasnya.

Haruto sontak membulatkan matanya. "Yoshi! Lo jangan kasih tau siapa-siapa!"

"Oh... Gitu, ya?"

Watanabe Haruto menggelengkan kepalanya karena tingkah Yoshi yang begitu polos.

"Jadi... Siapa mafianya?" Hyunsuk mulai bersuara sambil menoleh teman-temannya bergantian.

"Jelas bukan gue! Gue cuma warga biasa." Elak Yuna.

"Masa 'sih? Keliatannya lo panik banget." Doyoung curiga.

"Gue panik karena permainan ini menegangkan!" Yuna mengelak lagi.

"Yoshinori, lo mafia 'kan?" Tanya Soojin.

"Bu-bukan! Gue...gue detektif!"

"Gue curiga sama Choi Yeonjun. Lo mafia?" Tanya Doyoung sambil menoleh ke arah Yeonjun.

"Bukan." Elaknya singkat.

"Justru yang harus di curigain itu lo, Doyoung! Lo 'kan mafianya?!" Tuduh Hyunsuk.

Doyoung tersenyum miring. "Lo tuduh gue karena dendam 'kan?"

"Dendam? Kenapa gue harus dendam?"

"Cih! Lo pasti dendam ke gua karena gue bilang kalau lo itu beban, iya 'kan? Pendendam banget 'sih jadi orang!"

"Apa-apaan 'sih lo?!" Marah Hyunsuk sambil berdiri dan menunjuk Doyoung.

"Gak boleh ada yang berdiri! Duduk!" Perintah Jungwon.

Choi Hyunsuk pun duduk, tapi ia masih benar-benar kesal pada Doyoung, Hyunsuk tak henti-hentinya menatap Doyoung dengan sinis.

Kini suasana lebih tenang, Haruto kemudian membuka suara. "Sebelum kita vote siapa mafianya, gue pengen minta satu permintaan sama kalian."

MEMORIES: Bloody Fox II  [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang