Seorang pemuda dengan pakaian lusuh dan muka berantakan, berjalan menyisir jalanan menuju rumahnya, penampilan yang acak-acakan dan baju berantakan disertai sobekan di beberapa bagian, pemuda dengan darah di telinga dan bekas cakaran di wajahnya itu berjalan di tengah malam yang dingin, tatapan kosong penuh penyesalan memancar dari sorot matanya.
Malam ini dirinya sudah melakukan kesalahan fatal, kesalahan yang sudah menghancurkan orang lain, rasa menyesal terus hinggal di benaknya, tidak di sangka kalau dirinya akan berbuat sebejad itu, menghancurkan orang yang tidak di kenal karna terpengaruh obat sialan.
Pemuda itu berjalan sambil terus merutuki kesalahannya, mengutuk perbuatan bodohnya itu, bahkan sampai saat dirinya sampai di depan rumah, tidak henti-hentinya mengumpat sambil terus mengutuk dirinya sendiri, perbuatan itu sudah cukup baginya menjadi bagian dari seorang bajingan.
Dengan perlahan membuka knop pintu rumahnya, lalu berjalan dengan sangat lesu, duduk di kursi lalu menyandarkan tubuhnya, merosot bak jelly, tidak punya tenaga bahkan gairah untuk hidup, rasanya ingin mengakhiri hidupnya.
"Oi! Udah pulang lo, Gil?"
Sebuah suara yang familiar langsung menyadarkannya, menoleh dan mendapati sosok sahabat karibnya yang baru keluar dari dalam kamar.
Sahabatnya itu selalu datang dan menginap disini, jadi tidak ada masalah sedikitpun, karna dengan ada sahabatnya itu di rumah, membuatnya senang karna ada teman berbincang, walau rumah ini sangat kecil dan cukup tidak layak.
Agil Munawar, pemuda yang baru saja pulang itu masih berdiam belum menanggapi sahabatnya, Agil enggan atau bisa di bilang tidak bergairah menanggapi sahabatnya itu untuk saat ini, dan itu membuat heran sahabatnya.
"Oi, Gil!" panggil sahabatnya lagi.
"Do!" balas Agil lesu. Sahabatnya itu bernama Aldo.
"Kenapa lo? Pulang-pulang lesu gitu? Gimana sama mantan lo itu, dia jadi balikin du---wait!" Aldo menahan kalimatnya lalu meneliti setiap inci tubuh Agil.
"Kenapa baju lo compang-camping kayak gini? Mana pipi lo ada bekas cakaran lagi. Lo kenapa, hah?""Do!" panggil Agil lagi, lalu menatap lesu ke arah Aldo.
"G-gue merkosa anak orang, Do.""What?" pekik Aldo tidak percaya. "Apa-apa? Apa yang lo bilang, Gil? Gue gak salah denger kan?"
"Gue merkosa anak orang, Do. Gue harus gimana? Gue bingung sumpah, gue takut di penjara, Do."
"Lo tenang dulu, Gil! Coba ceritain sama gue apa yang terjadi sama lo!"
"T-tadi..."
Flashback on.
Agil pergi menemui mantan pacarnya yang bernama Regina, Agil hanya ingin mengambil uang yang di pinjam Regina dulu darinya, katanya untuk keperluan ibunya yang sakit tapi nyatanya di pakai untuk foya-foya sama selingkuhannya.
Agil tiba di cafe tempat janjian, saat masuk Agil mendapati Regina tengah bersama pacar barunya yang bernama Doni, keduanya menampilkan kemesraan yang intens.
"Mana duit gue? Buruan balikin!" Agil langsung to the point.
"Santai dong! Gue bakal balikin kok," balas Regina.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHOUT LOVE
Teen Fiction(HIATUS DULU) Agil hanya seorang pemuda biasa, pemuda yang berasal dari keluarga miskin, sejak meninggalnya kedua orang tua, Agil hidup sebatang kara dan harus mencukupi dirinya sendiri. Beranjak dewasa Agil merasakan cinta dan mulai berpacaran, tap...