Prittt...
Suara peluit beberapa kali mengiring seseorang kala sedang memarkirkan mobil didepan sebuah mini market, orang itu terus mendengarkan intruksi dari sang juru parkir, dan kebetulan orang itu adalah Agil, seorang pelajar yang bekerja paruh waktu sebagai tukang parkir.
Agil sudah bekerja paruh waktu seperti itu sejak lama, sejak dirinya hidup sendiri, Agil mencari rejeki guna menutupi semua kebutuhannya sehari-hari, pekerjaan apa pun di lakukan olehnya, dan saat ini Agil bekerja sebagai tukang parkir.
Dirinya hanya bertugas membantu, karna disana sudah ada orang lain yang lebih dulu markir, itu adalah tetangganya, Agil di ajak mengelola parkiran karna tetangga tau kalau Agil sedang tidak punya pekerjaan.
Agil hanya bekerja setelah pulang sekolah sampai malam hari, karna dari pagi sudah ada tetangganya yang bertugas disini, kala siang tetangga nya itu pulang dan balik kesini lagi setelah sore hari.
"Terus-terus! Sedikit lagi! Hoops, cukup!" teriak Agil, mobil tersebut sudah rapih berjejer di parkiran.
Si pengemudi keluar dan langsung masuk ke dalam mini market, tentu duit parkirnya setelah mobil keluar dari mini market nanti, jadi ya Agil bertugas menjaga kendaraan disana sampai si punya kendaraan kembali dan pergi dari area parkir.
Agil menghela napas pelan, ini sudah hampir dua bulan sejak dirinya berdiri memohon di depan rumah keluarga Aldo, sejak saat itu Agil sakit dan tidak tau keberadaan keluarga itu dimana, saat Agil kesana kala sudah sehat, rumah itu sudah sangat sepi.
Sejak saat itu Agil bingung setengah mati, dirinya terus saja merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Zilia, kakak Aldo. Karna dirinyalah Zilia seperti itu, dirinya memang brengsek, benar-benar brengsek.
"Oi, Gil!" panggil tetangganya yang bernama Diki.
Agil menoleh dan lekas beranjak, kode dari Diki mengisyaratkan kalau Agil hanya akan menghalami pengunjung yang datang kalau terus berafa disana, tentu Agil paham.
Diki kembali berada di parkiran bersama Agil karna hari memang sudah sore, sejak sore sampai malam nanti, mereka memang bertugas berdua, karna malam hari sangat rawan kejahatan, jadi perlu extra hati-hati kala menjaga parkiran.
"Dah lama bang?" tanya Agil saat tiba di bangku panjang tempat mereka biasa duduk.
"Baru beberapa menit," jawab Diki. "Gimana parkiran, rame?"
"Lumayan bang. Dari tadi ada aja kendaraan yang mampir kesini. Nih duitnya."
"Lo pegang aja, entar kalau mau balik kita bagi dua."
"Ah, ok deh bang."
"Noh ada yang mau keluar. Lo urusin sana, gue mau ngopi dulu."
"Siap bang."
Agil beranjak, seperti yang di bilang oleh Diki tadi, ada sebuah mobil yang memang mau keluar dari parkiran mini market, Agil mendekat dan menanyakan arah tujuan si pengendara, lekas setelah itu Agil membantu mobil itu keluar.
Berhubung, jalanan di depan mini market cukup ramai, Agil menoleh ke kanan dan ke kiri guna mencari kesempatan untuk menuntun mobil keluar dari parkiran, beberapa kali peluit di bunyikan, Agil juga sesekali menahan laju pengendara dari arah lain.
Mobil keluar dengan aman tanpa kendala, Agil juga mendapat uang parkir karna jasanya itu. Beginilah gunanya juru parkir di sebuah tempat, terhusus di tempat yang ramai akan lalu lalang kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHOUT LOVE
Teen Fiction(HIATUS DULU) Agil hanya seorang pemuda biasa, pemuda yang berasal dari keluarga miskin, sejak meninggalnya kedua orang tua, Agil hidup sebatang kara dan harus mencukupi dirinya sendiri. Beranjak dewasa Agil merasakan cinta dan mulai berpacaran, tap...