KAMAR TIDUR AYRA
Ayra sudah selesai di makeover oleh MUA yang disuruh ibunya untuk mendandani Ayra.
Ayra juga heran kenapa ia harus di makeover oleh MUA,padahal ia bisa make up sendiri tanpa bantuan Make Up Artis.Ayra tampak cantik dengan gaun dan make up yang digunakannya.bahkan ia terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.Tapi meski begitu Ayra biasa saja menanggapi nya karena menurutnya ia biasa saja dengan penampilannya yang sekarang.
Ayra bahkan sama sekali tak menyukai ini semua karena ia jengah dengan tingkah Mama nya yang menyuruhnya seperti ini dan itu sangatlah memuakkan baginya.
Pintu terbuka saat Ayra sedang melamun tak tau apa yang akan ia lakukan kali ini,sangat bosan itulah gambaran dari Ayra sekarang.
Mama nya nampak tersenyum tipis mengetahui bahwa anaknya telah selesai dirias.terlihat senyuman itu yang mendeskripsikan betapa bahagianya ia karena sebentar lagi Ayra tak akan bisa berbuat apa-apa karena rencana perjodohannya.
Tentang rencananya nanti akan berjalan mulus karena Ayra tak bisa kabur dari sini karena semua akses keluar-masuk kamarnya telah ditutup.
Mama Ayra mendekati putrinya lalu menepuk pundaknya pelan yang membuat Ayra menoleh kearah samping dimana Mama nya berada.
"Gitu dong,kan cantik gk kayak kamu yang biasanya cuma bikin Mama naik darah"ucapan ketus itu dilontarkan Mama Ayra kepadanya.
Ayra tersenyum miring tapi masih dengan tatapan kosongnya yang mengarah pada meja rias didepannya.
"Kenapa aku harus di make over sampe begininya?apa sebegitu pentingkah acara itu dengan tamu Mama? kenapa aku harus di makeover segala sama MUA?"tanya Ayra tanpa ekspresi sedikitpun sembari memandangi dirinya di pantulan cermin meja riasnya.
"Karena kamu bakalan Mama sama Papa jodohin dengan anak kolega besar Papa"ujar Mama nya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Ayra tentu saja terkejut dengan omongan Mama nya.bagaimana tidak?!! Ayra bahkan belum mempersiapkan mentalnya menerima ini semua tapi ia sudah diberikan sebuah kejutan yang mampu membuat ia seketika bungkam seribu bahasa.
"Mama kok gak bilang sama aku dulu kalau mau jodohin aku?!"Ayra memasang wajah dinginnya menatap Mama nya dibalik cermin didepannya.
"Karena Mama gak mau kamu malah menolak dan kabur dari rumah"ibunya juga menatap Ayra tajam dibalik cermin rias Ayra.
"Oh iya!kamu nanti harus nerima perjodohan itu apapun keadaannya.kalau sampai kamu nolak,Papa bakal kirim kamu ke Sydney dan kamu bakal menetap disana selama mungkin"ancaman ibunya membuat Ayra shock sekaligus tak terima.
Tapi ia mengurungkan niatnya untuk protes karena kalau sampai itu terjadi,bisa-bisa ia dihukum lebih berat dari biasanya.
Ayra berdehem menanggapi ibunya,yang dihadiahi ibunya dengan senyum puasnya.
——————RESTORAN——————
Sampailah Ayra dan keluarganya di restoran yang sudah di booking oleh teman ayahnya.
Mama dan Papa nya berjalan di depan mendahului Ayra karena Ayra yang berjalan lambat karena ia sangat malas dengan acara nantinya.Kalau saja Ayra bisa kabur dari sini dengan uang lebih dan membawa baju-bajunya juga pasti akan Ayra lakukan tapi kali ini ia tak bisa kabur karena ia akan tinggal dimana jika kabur dan ia akan membayar makanannya nanti pakai apa,uang yang ia bawa saja pas-pasan.karena itulah Ayra menolak kabur dan terpaksa melakukan apa yang orang tuanya inginkan.
"Itu dia,mereka disana"seru ayahnya saat ia melihat teman bisnisnya dan juga keluarganya yang berada tak jauh dari jarak mereka,hanya berjarak beberapa meja darinya.
Keluarga Ayra pun saling menyapa teman kolega ayahnya serta tak lupa obrolan ringan mereka sebelum duduk .
"Ayo silahkan duduk"teman kolega ayahnya mempersilahkan keluarga Ayra duduk dimeja yang sudah mereka disediakan.
"Terima kasih"balas ayah Ayra seraya duduk disamping istrinya yang berhadapan dengan teman bisnisnya beserta istrinya.
Ayra daritadi hanya diam dan mengikuti apa yang orang tuanya juga lakukan.tapi sorot matanya menangkap sosok laki-laki yang sibuk dengan layar ponselnya yang juga duduk berhadapan dengannya.
Saat laki-laki itu mengalihkan pandangannya kearah depan dan tak lagi sibuk dengan ponselnya,ia dan cowo itu melakukan kontak mata.
Keduanya sama-sama terkejut,pasalnya mereka pernah tak sengaja bertemu di perempatan jalan kemarin malam.
'Dia kan yang ngehalangin jalan gw waktu balapan itu,kenapa dia bisa ada disini?'
'Jangan-jangan dia yang mau dijodohin sama gw?aduhh gimana ini?'Batin Ayra.'Cewe itu kenapa bisa ada disini?atau dia itu yang mau dijodohin sama gw?wahh gila'Batin cowo itu'
Dari tatapannya Ayra yakin kalau cowo itu dingin dan datar seakan tanpa ekspresi.
Mereka pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.
'Tapi kok penampilan cewe itu beda banget sama yang kemarin malem?dia lebih feminim dan elegan,beda sama kemarin malem yang lebih tomboy dari ini'Cowo itu menatap Ayra sekilas setelah mengalihkan pandangannya.
"Ini anak kamu ya?ya ampun cantik banget"puji ibu dari cowo itu dan tersenyum manis pada Ayra.Ayra membalas senyuman itu dan mengucapkan terima kasih.
"Makasih tante"Ayra tersenyum ramah menanggapinya."Ehh salim dulu dong sayang sama calon mertua"kata Mama dari Ayra yang menyuruh Ayra untuk menyalimi pada punggung tangan ortu dari cowo itu.
'udah gw duga'batin Ayra dan cowo dingin itu.
Dugaan mereka memang benar bahwa mereka akan dijodohkan."Euu—iya,ma"Ayra lalu salim pada tamu tersebut.
Tak sampai disitu,cowo es yang berhadapan dengan Ayra juga disuruh salim oleh ortunya kepada tamu mereka.
"Ganteng ya anak kamu,tinggi lagi"puji Mama Ayra kepada cowo tersebut.
"Gk juga,Tante"jawab cowo itu sambil tersenyum tipis.
"Ohh iya sampe lupa Tante mau nanya nama kamu,siapa nama kamu nak?"
"Stevano,Tante"jawab Stevano.
"Bagus ya namanya kayak orangnya"
Lagi-lagi Stevano tersenyum tipis atas ucapan Mama dari Ayra.Udah ketebakkan siapa cowok yang bakalan dijodohin sama Ayra......
888 words author buat ceritanya,So kalian jangan lupa vote and coment nya ya riders😊😃Jumpa lagi di chapter selanjutnya 💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Pair of wings
FanfictionAyra,gadis yang memiliki paras cantik namun memiliki kepribadian yang nakal dan mempunyai hobi balapan.tapi kehidupannya sangat jauh dari kata bahagia bahkan bisa dikatakan hidupnya sangat kelam seakan ditutupi oleh awan hitam. Apalagi disaat Ayra d...