1. First meet(첫 만남)

10 5 6
                                    

Seseorang turun dari mobilnya dan menampakkan dirinya dihadapan Ayra.seseorang itu memakai setelan jas hitam rapi dengan rambut hitam legam.
"Ada apa ya?"tanya orang itu dingin.
"Masih nanya lagi!lu yang ngehalangin jalan gw!!"napas Ayra tak beraturan karena saking kesalnya ia pada orang itu.

Tatapan orang itu semakin menajam seakan ia akan memangsa incarannya.
"Emangnya jalan ini punya nenek moyang kamu?"tanya orang itu datar.
Ayra yang mendengar ucapan orang itu membuatnya melototkan matanya.

"Minggirin mobil lu sekarang!!"Ayra semakin emosi.entah apa yang ia rasakan sekarang, amarahnya semakin tak bisa dikendalikan.
Mungkin perasaannya tadi berkecamuk dan sekarang ditambah dengan ia dibuat marah oleh orang dihadapannya.
Ayra menahan emosinya agar tidak meledak tapi ia tak bisa menahannya.

Seringaian tipis terukir disudut bibir orang itu, bisa dikatakan seringaian meremehkan.
"Kamu itu perempuan,ngapain malem-malem gini balapan?gk ada gunanya"orang itu menatap tajam Ayra.Ayra berdecak sebal sebagai reaksinya.

"Gk baik malem-malem gini keluar, apalagi kamu perempuan"setelah mengatakan itu,orang itu berbalik badan dan menaiki mobilnya meninggalkan Ayra disana yang kesal dibuatnya.

"Syalan!!"umpat Ayra.
"Dasar cowo aneh"kesal Ayra

Ayra kembali ke motornya.ia menancap gasnya dan melaju kencang meninggalkan jalan itu.ia pasti sudah ketinggalan oleh Bima,dan pasti Bima yang menang.

~RACING PLACE

Bima sampai digaris finish.ia berteriak keras karena kemenangannya.
"WHOOOO!!"teriaknya.
Berbeda dengan Bima yang senang karena menang balapan, Karla justru mengkhawatirkan Ayra yang belum sampai di garis finish.

"Congrats bro"ujar Revan memberi selamat pada Bima seraya bertos ria ala cowo.
"Yoi bro"balas Bima juga dengan balasan tosnya ke Revan.
"Bim,kok Ayra belum sampe?"tanya Karla khawatir sambil memandang arena balap yang kosong.

"Dia tadi ketinggalan, tapi tenang aja dia baik-baik aja kok.ya meskipun tadi hampir nabrak mobil yang berlainan arah sama dia"ujar Bima santai sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Karla menatap Bima kaget dengan ucapannya.

"Tapi dia gk luka kan?"tanya Revan.
"Ketinggalan tapi kok sampe sekarang belum balik?"imbuh Revan.
"Dia gk luka sama sekali dan tadi gw liat dia lagi adu bacot sama orang yang ngehalangin jalannya pas di perempatan"jelas Bima.

"Serius lu?!kalau Ayra lagi ribut sama orang kenapa lu gk berhenti buat ngelerai dia!"omel Karla pada Bima.
"Dia itu bukan anak kecil yang harus dilerai kalau berantem,yang penting dia gk kenapa-napa"balas Bima.

Tak lama setelah itu, Ayra sampai digaris finish.Karla menghampiri Ayra dan menatap Ayra khawatir.
"Ra,lu gk pa-pa?katanya Bima tadi lu hampir aja nabrak mobil didepan lu?"
"Gw gk kenapa-kenapa kok,dan untung aja gw sempet rem mendadak jadi gk jadi tabrakan"Ayra tersenyum tipis.

~RUMAH AYRA

Ayra sudah sampai dirumahnya.ia memarkirkan motornya di garasi dan berjalan memasuki rumahnya.namun saat ia ingin membuka pintunya,pintu itu tak bisa dibuka alias dikunci.dengan lelahnya Ayra mengetok pintunya dengan badan yang malas.

Pintu itu terbuka menampakkan kedua ortu Ayra yang menatapnya tajam.Ayra tak menggubris tatapan ortunya,ia lebih memilih memasuki rumahnya tapi hal itu dicegat oleh ayahnya.Ayra menghentikan langkahnya dan menatap datar ayahnya.

"Masih inget pulang kamu?"papanya berujar tajam ke Ayra.
"Jam segini baru pulang? kenapa gk sekalian aja kamu gk pulang"ucapan tajam mamanya bergeming di telinga Ayra.

Ayra tertawa kecil menanggapi perkataan ortunya,lebih tepatnya tertawa palsu.
"Jadi papa sama Mama maunya aku pergi dari sini?haha— egois"ucap Ayra menatap kedua ortunya.

Ayahnya mencekal lengan Ayra dan membawanya masuk kedalam rumahnya, diikuti ibunya yang juga berada dibelakangnya.

"Kamu kenapa jadi anak yang kurang ajar kayak gini!"murka ayahnya yang sebelumnya melepaskan cekalan tangannya.
"Iya.papa sama Mama gk pernah ngajarin kamu buat kurang ajar sama ortu"geram ibunya juga menyetujui ucapan ayah Ayra.

"Kamu harusnya contoh dong kakak kamu! dia itu gk kayak kamu yg kelayaban kemana-mana!
Alya itu beda sama kamu,dia berbakti sama Mama sama Papa,gk kayak kamu yang ngebantah perintah ortu!"

"Alya juga tau tata krama tapi kamu adiknya malah seenaknya sama ortu! Mama sama Papa gk pernah ngajarin kamu jadi anak yg gk bener gini.Alya itu juga anak yang berguna,gk kayak kamu yang selalu buat Mama sama Papa muak!"

Lontaran kata-kata itu semakin menyakitkan di hati Ayra.meskipun Ayra adalah anak yang gk terlalu sempurna dibanding Alya,tapi dia juga punya hati nurani dan pantas untuk merasakan sakit jika dirinya di cap sebagai anak yg tak berguna.

Tapi Ayra tetaplah Ayra yang keras kepala dan menyembunyikan perasaannya,yang jelas-jelas hatinya tak baik-baik saja.
Ia tetap pada pendiriannya untuk memasang banyak topeng di wajah sedihnya.

Dengan wajah datarnya Ayra berucap
"Kalau Papa sama Mama muak ngeliat kelakuan aku,kenapa kalian gk buang aku aja?! daripada harus capek-capek marahin aku yg gk berguna ini"Ayra menekankan kalimat terakhirnya.

Ayahnya menampar pipi kiri Ayra,membuat sang empu terkejut dengan apa yang dilakukan ayahnya.
"Kurang ajar kamu!"ayahnya menarik pergelangan tangan Ayra dan membawanya ke kamar Ayra,mengunci kamarnya membiarkan Ayra terkurung di dalam kamarnya.

Ayra tak memberontak sama sekali,ia malah pasrah dengan apa yang dilakukan ayahnya kepadanya.ibunya juga membiarkan Ayra terkurung di sana karena ibunya juga sudah lelah dengan kelakuan Ayra.

Pair of wingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang