4. The Daredevil

494 30 0
                                    

Satu bulan setelah mengetahui semua kenyataan pahit itu. Hidupku mulai berubah dari aku yang penurut menjadi pembangkang. Aku menjadi liar. Menghabiskan sebagian waktuku dijalanan. Aku belajar banyak di situ. Dimana kehidupan yang keras bahkan, banyak kutemui anak yang bernasib sama sepertiku. Aku tidak pernah menyangka semua ini terjadi. Namun, apa boleh buat jiwaku mendorongku untuk selalu keluar dari rumah. Hatiku segala perasaan ini rasanya muak ku lihat satu tempat yang bernama "rumah" itu. Tempat dimana aku mengetahui semua yang telah mereka rahasiakan dariku selama bertahun-tahun. Ya, sekarang aku tahu kalau aku bukanlah anak Fred. Mungkin aku telah menerimanya sekarang. Atau mungkin aku telah melampiaskan kepada hal lain. Yang terakhir aku telah memukuli segerombolan preman yang berniat mencuri tasku di parkiran cafe. Aku tidak menyangka aku akan seberani ini dengan berbagai ilmu bela diri yang selama ini aku pelajari akhirnya berguna juga. Aku telah berhasil membuat mereka berlari ketakutan. Perfecttt..

"Hai, siapa namamu gadis kecil?" Terdengar sebuah suara asing mendekat membuyarkan lamunanku.

"Siapa kau?" Kataku dengan nada tinggi. Kubalikkan badanku kulihat seorang wanita bertubuh tinggi dan dengan body yang proporsional mengenakan jaket kulit berwarna hitam.

"Perkenalkan namaku Jessie. Aku melihat kemarin kau berhasil mengalahkan para preman itu? Benarkah itu kau?" Tanyanya membuatku khawatir. Aku takut jika para preman yang kemarin kupukuli adalah anak buahnya dan kini ia ingin membalas dendam padaku.

"Ya, lalu kenapa?" Kuberusaha tetap tenang.

"Aku kagum padamu. Aku tertarik mengajakmu bergabung dengan kelompokku." Perkataannya sedikit menenangkanku. Karena ternyata ia tidak ada hubungannya dengan preman itu.

"Kelompok? Kelompok apa?" Tanyaku. Ya beberapa minggu berkeliling mencari tempat untuk menenangkan diri membuatku bosan. Kini, aku tertarik pada tawarannya. Ya mungkin ini membuatku tidak bosan lagi.

"Sudahlah ikutlah denganku. Aku akan memperkenalkanmu pada temanku mereka semua akan menerimamu dengan baik. Aku sudah menceritakannya pada mereka kemarin sepertinya mereka juga tertarik padamu."

"Baiklah. Jalanlah duluan aku akan mengikuti mobilmu. Oh iya perkenalkan namaku Tricia panggil saja Tric." Kataku ramah sambil segera masuk ke mobilku dan segera mengikuti mobil jessie.

Akhirnya, sampai juga. Kupandangi sebuah rumah yang cukup besar namun terlihat tidak terawat.

"Ini tempatnya?" Tanyaku pada Jessie untuk memastikan.

"Iya ayo ikuti aku." Ajaknya.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali akhirnya ada juga yang membukakan pintu. Terlihat seorang pemuda menggunakan kaus tanpa lengan berwarna abu-abu. Wajahnya lumayan tampan dengan rambut berwarna kecoklatan membuatnya nampak sempurna.

"Hei, perkenalkan ini gadis yang kuceritakan padamu kemarin. Sepertinya dia juga tertarik untuk bergabung dengan kita." Kata Jessie membuka percakapan sambil mengandeng tanganku masuk ke dalam.

Wow... keadaan di dalam berbeda dengan yang kulihat sepintas diluar. Jauh lebih terang. Dan cukup bersih tentunya. Ya rumah yang nyaman. Terlihat beberapa orang seumuranku duduk di sebuah sofa di ruang tamu. Namun mataku tertuju pada seorang lelaki berbaju biru abu2 yang duduk dipaling pojok. Tidak asing bagiku.

"Kau?" Tanya orang itu sepertinya aku tidak salah. Ya aku mengenalnya.

"Kalian saling kenal?" Tanya Jessie padaku.

"Tric, apa yang kau lakukan disini?" Ucapnya menegurku.

"Will?" Kataku masih terdiam. Aku terkejut dia bagian dari kelompok ini ternyata. Tapi kenapa dia tidak pernah memberitahuku? Dan disebelah kirinya ada dua orang pria lagi. Ya aku ingat ia adalah Bill dan Raff dia yang memergokiku waktu itu.

"Dia adikku. Kenapa kau membawanya kesini?" Tanya Will pada Jessie.

"Kau tanya kenapa? Bukankah kemarin kita telah berdiskusi? Dan kau setuju kan? Dia gadis yang kuceritakan." Jawab Jessie menjelaskan semuanya.

"Apa? Kau? Bagaimana kau melakukan semua itu? Tric sejak kapan kau menjadi seperti ini?" Will berjalan mendekatiku.

"Sejak kau memberitahuku semuanya." Jawabku singkat, padat dan jelas.

"Baiklah kawan2 kalian mau menerima mereka sebagai anggota baru The Daredevil?" Kata Jessie.

"Tentu, tapi kuharap kau juga setuju dengan misi kami." Kata Bill santai.

"Dan aku berharap kau bisa tutup mulut tidak memberitahu siapapun tentang ini." Kata Will. Aku tidak menyangka dia akan setuju.

"Baiklah. Kalau begitu aku setuju saja. Oh iya perkenalkan namaku Justin." Kata lelaki yang membukakan pintu tadi seraya bersalaman denganku.

"Oh iya aku Tric." Jawabku sedikit gugup.

"Perkenalkan Tric ini Bill dan Raff kau ingat?" Tanya Will padaku.

"Tentu saja. Hi, Bill! Hi Raff!" Kataku berusaha seramah mungkin. Wajah mereka lebih santai sekarang tidak seperti saat aku bertemu pertama kalinya dengan mereka.

"Oh kau mengenal mereka juga. Kau yang menyusup waktu itu?" Tanya Jessie mengingatkanku, membuatku sedikit malu.

"Ya." Kata Will mewakiliku.

"Oh sepertinya kau hebat juga." Puji Jessie.

"Jelaskan padanya apa misinya Justin" suruh Bill.

"Tentu. Kau tahu Fred? Dia bukan ayahmu. Kudengar Will sudah memberitahumu kan? Dan kau tahu siapa yang membunuh ayah kandungmu?" Tanya Justin membuat jantungku berdetak sangat kencang. Entah kenapa perasaanku tidak enak. Apa misi mereka berhubungan dengan Fred? Tapi apa?

"Tidak. Aku bahkan tidak tahu kenapa ayahku meninggal." Kataku.

"Kau sudah siap mendengarnya?" kata Will yang duduk tepat disampingku. Kujawab hanya dengan sebuah anggukan.

"Fred yang telah membunuh ayahmu."

"APAA???" Jawabku lemas. Perkataan Justin membuatku tidak mampu berkata-kata aku merasa kesulitan untuk menyanggah tubuhku agar tetap tegak. Aku terkejut, aku tidak pernah menyangka kenyataan ini. Tidak, tidak mungkin. Tanpa kusadari air mataku menetes membasahi pipiku.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang