12. Mission Complete?

135 15 2
                                    

"Siapa??? Katakan sekarang atau kau akan tamat?" Emosi Jessie sudah tak terbendung.

"Dia Sham... lepaskan aku tolong... jangan bunuh aku" kata pria bertubuh kekar itu dengan nafas terengah-engah.

"Siapa? Siapa dia? Jelaskan!!" Kali ini Raff yang berteriak mengintrogasi pria yang bertubuh lebih kecil itu.

"Dia boss kami. Kami dibayar untuk melakukan semua ini. Dia tidak pernah memberitahukanku alasan kenapa dia menyuruhku."

"Lalu, kenapa kau menerorku? Untuk memancingku datang kesini? Aku bukan orang bodoh." Kata Jessie dengan penuh penekanan.

"Lepaskan aku tolongggg!!!!" Teriak pria bertubuh kekar.

"Dimana rumah bossmu itu? Aku ingin bertemu dengannya. Dimana????" Tanyak Jessie sambil memelototi orang itu.

"Aku tidak tau."

"Jangan bohong!!! Aku benci kebohongan!!!"

Plakk

Jessie menampar pria itu dengan keras

"Dia tidak pernah mengajakku ke rumahnya. Sungguh! Biasanya dia menyuruhku menemuinya di cafe Mountain."

"Benarkah?" Tekan Jessie.

Sementara itu Raff menggeledah kedua pria itu dan menyita  handphonenya.

"Jangan katakan apapun pada bossmu itu, katakan saja semuanya telah berjalan sesuai dengan rencana." Ancam Jessie.

"Jangan coba-coba untuk membohongi kami! Aku tau tempat persembunyianmu. Sekali kau bohong jangan harap kami memberikanmu kesempatan kedua." Tambah Raff.

"Iya tentu. Aku tidak akan melakukannya."

"Janji??"

"Iyaaa tentu. Bebaskanlah kami! Aku mohonnnnn...." pinta kedua pria itu.

"Pergilah!" kata Jessie sambil mendorong orang itu ke lantai.

Di markas The Daredevil

"Awww... sakit..." teriak Tricia sambil memegangi kakinya yang tertembak tadi.

"Tenang Tric, ini tidak parah kok. Sebentar lagi juga akan sembuh." Kata Justin sambil mengikatkan perban ke kaki Tric.

"Lalu bagaimana aku bisa pulang dalam keadaan seperti ini? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan ayah dan ibu nanti?" Kata Tric gelisah.

"Oh iya, aduh apa yang harus kau katakan ya?" Will ikut bingung, karena ini bisa saja membuka rahasia
"Bilang saja menginap di rumah teman atau apapun lah." Usul Bill.

"Bagaimana bisa? Kalau aku disuruh mengambil baju di rumah terlebih dahulu bagaimana?" Kata Tric berspekulasi.

"Hmm... tenang aku punya serum khusus yang bisa menyembuhkan lukamu jauh lebih cepat. Tenanglah! Besok kau akan sembuh dan dapat berjalan kembali secara normal." Kata Justin sambil mengobrak-abrik isi lacinya untuk menemukan serum yang ia maksudkan.

"Iya kami biasa memakainya. Itu sangat berfungsi untuk mempercepat penyembuhanmu Tric." Cerita Will.

"Baiklah. Mana?"

Kemudian Justin pun menyuntikkan serum itu dengan sangat hati-hati. Serum ini didapatkan oleh Justin dari rekannya di Australia. Rekannya itu sedang mengembangkan serum tersebut untuk beberapa kelompok rahasia untuk mengelabui musuhnya.

Ketika mereka memakai serum itu maka, musuh akan bingung apakah kita orang yang baru mereka tembak atau orang lain. Ini bisa membuat lawan terkecoh.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang