7. May Be I Like Him?

311 22 0
                                    

Hello guys author come back nih! Sorry kelamaan ya? Iya abis akhir2 ini lagi disibukin sama story baru aku yg It's confusing. Jangan lupa baca It's Confusing juga ya!

Akhirnya aku dan Justin makan kue bersama kami saling berbagi cerita hingga beberapa masalah pribadi kamipun. Ku rasa Justin adalah orang yg ramah. Ia sangat baik, ia juga orang yg mudah bergaul ia sangat terbuka padaku padahal ia baru mengenalku, atau mungkin itu semua karena aku adalah adik dari sahabatnya Will?

Hmmm.... tapi apapun itu he's so attractive! Cool boy!

May be i like him?

Omg ini ga bisa terjadi aku ga mau terlibat sama kelompok ini lebih jauh lagi. Mana mungkin aku... ah sudahlah.

"Hei kenapa melamun?" Suara hangat Justin membangunkanku dari lamunanku yg sangat memalukan itu.

'Huh untung saja dia tidak bisa membaca pikiran!"

"Hmm... ngga, ngga papa btw kuenya enak. Oh iya gimana sama Will sama yg lainnya? Mereka belum kasih kabar?" Pertanyaanku kali ini mengalihkan perhatiannya, ya daripada aku harus mencari alasan kenapa tadi aku melamun.
"Belum kayaknya sebentar lagi mereka akan kembali. Kuharap mereka berhasil." Kata Justin.

"Iya kuharap. Oh iya kau tinggal sendirian?" Aku memang penasaran sedari awal aku bertemu dengannya aku tidak pernah melihat siapapun di rumah ini kecuali Justin dan The Daredevil.

"Hmm.. aku anak tunggal kedua orang tuaku sedang berbisnis ke luar negeri. Sementara aku masih melanjutkan kuliah disini. Jadi terpaksa aku harus tinggal disini." Jelas Justin padaku.

"Oh begitu. Kenapa kau mau bergabung dengan The Daredevil? Kukira kau tidak punya dendam dg ayahku Fred? Tidak seperri Bill dan Will yg alasannya sudah jelas."

'Dia kaya, tampan, baik pula kenapa ia harus bergabung dengan The Daredevil?'

"Ya aku prihatin dengan Will dan Bill karena kami memiliki latar belakang yg hampir sama. Aku juga punya ayah tiri tetapi, untungnya dia baik." Jelas Justin.

"Oh begitu lalu, bagaimana kalian bertemu?" Aku mulai penasaran dg kehidupan Justin. Bagaiamana bisa ia mengenal kakakku, Will? Kurasa mereka sudah kenal lama.

"Aku bertemu dengannya di bar. Waktu itu aku sedang sedikit depresi karena aku merasa kedua orang tuaku tidak mempedulikanku dan meninggalkanku. Ya walaupun mereka selalu mentransfer uang setiap bulan untuk biaya kuliahku dan tentunya biaya hidupku di Indonesia. Tapi setelah aku bertemu dengannya aku merasa kedua orang tuaku masih lebih baik. Aku merasa hidupku tidak terlalu buruk. Ia membuatku lebih bersyukur."

"Ohh..." belum selesai aku melanjutkan kata-kataku terdengar suara deru mobil. Justin segera bangkit dari tempat duduknya dan segera turun ke lantai bawah. Sepertinya Will dan kawan2 sudah sampai. Ku harap mereka berhasil menjalankan misi kami untuk mengambil beberapa berkas ayah tiriku itu.

Dilantai bawah.

"Yeayyy..." seru Will dengan wajah bersinar. Ia tampak sangat puas karena berkas kontrak besar bernilai milyaran Fred sudah ada di tangannya. Setumpuk kertas dalam sebuah amplop telah berhasil ia curi. Tidak terlalu tebal memang namun,ini sangatlah berharga bagi Fred, ayahku.

"Baiklah lalu akan kita apakan itu?" Tanyaku sambil menunjuk setumpuk berkas yg sedang dipegang oleh kakakku, Will.

"Kita musnahkan tentunya. Dia akan kehilangan berkas ini selamanya. Kita akan membakarnya. Mudah kan?" Kata Will dengan nada yg amat puas.

"Namun dia bisa saja meminta yg surat kontrak baru pada perusahaan itu." Kataku spontan.

Aku memang tidak mengerti tentang bisnis walaupun ayah tiriku adalah seorang pengusaha besar namun ia tidak pernah mengizinkanku untuk ikut campur tangan dalam kehidupan bisnisnya apalagi diskusi2 ttg bisnisnya jadi aku tidak tau apa2 tentang dunia bisnis. Namun menurut logikaku jika ia menghilangkannya maka ia bisa saja meminta penggantinya.

"Tidak akan semudah itu Tric. Mereka perusahaan besar mereka tidak akan percaya pada perusahaan yg belum2 sudah menghilangkan berkas perjanjian yg teramat penting itu. Mereka akan menilai kalau perusahaan ayah tidaklah professional." Jelas Raff, teman Will yg tadi juga ikut dalam misi Will guna mengambil berkas tersebut.

"Hmm baiklah... kawan2 lalu kini tunggu apalagi?" Kataku tak kalah bergairah dibanding mereka semua.

Akhirnya setelah kami membakar semua berkas2 itu, waktu pun terasasangat cepat hingga matahari pun hendak terbenam. Itu artinya aku harus pulang. Karena biasanya jika aku menginap di rumah temanku aku selalu pulang sore hari.

Setelah berpamitan dg The Daredevil dan tak lupa juga Justin.

'Ohh.. kenapa dia begitu spesial bagiku?'

Ah sudahlah aku segera mengendarai mobilku untuk segera menyaksikan sandiwara yg menarik di rumah. Aku tidak sabar melihat reaksi ayah jika mengetahui berkasnya hilang.

Sesampainya di rumah. Aku memastikan bahwa ayah dan ibu sudah pulang. Ya benar saja mobil ayah dan ibu sudah terparkir di garasi rumahku.

"Hai, bu!" Sapaku melihat ibu di ruang keluarga.

"Hai Tricia, kau sudah pulang?" Tanya ibu padaku dengan raut muka sedikut kebingungan. Entah kenapa. Ibu seperti merapikan barang2 mungkin ada yg ia cari.

"Ibu sedang apa?" Tanyaku sebelum memasuki kamarku dan menata barang2ku.

"Ibu sedang mencari berkas kontrak ayahmu katanya sangat penting." Kata ibu.

Hmm.. bagus sepertinya ayah sudah menyadarinya. Setelah ini aku akan bersiap menyaksikan drama selanjutnya. Kurasa ini akan menarik.

"Ohh... berkasnya sangat penting ya bu? Kalau begitu mana mungkin ayah menaruhnya di sini?" Tanyaku berlagak polos.

"Iya Tric awalnya ibu juga berpikir begitu namun, di ruang kerja ayah, di kamar tidak ada. Jadi apa salahnya jika ibu mencarinya disini." Kata ibu tanpa menoleh padaku. Ia sibuk mencari berkas itu.

"Ya sudah bu, aku ganti baju dulu ya." Kataku.

"Iya sayang. Kamu tdk usah ikut khawatir ya ibu pasti akan menemukannya." Kata ibu.

Aku sebenarnya kasihan melihat ibu kebingungan seperti ini. Namun, jika ku teringat Fred ayah tiriku itu semua rasa itu hilang. Setelah ia membunuh ayah ku, kurasa perasaanku ini wajar jika aku membencinya.

Aku segera masuk ke kamar. Dan mengabari The Daredevil yg sedang berkumpul di rumah Justin. Mereka pasti sangat menunggu kabar dariku. Untung saja kami sudah membuat grup bbm The Daredevil sehingga aku tidak perlu mengabari mereka satu persatu.

'Ayah sudah menyadarinya, sekarang ibu sedang mencari berkas itu di ruang keluarga katanya ia juga sudah mencari di ruang kerja ayah dan kamar. Namun aku masih belum bertemu dg Fred.' Tulisku.

Beberapa saat kemudian

'Good Job. Selidiki lagi bagaimana ayah mencari jalan keluarnya. Perhatikan apa yg ayah upayakan selain mencari berkas itu. Jangan terlalu mencolok! Just wait and we'll see.' Balas Will.

Hei penasaran gimana upaya yg dilakukan Fred? (Hmm kepedean banget kalo ada yg penasaran hehe..) ya udah guys vote comment ya 15 vote for next! Sorry ya guys kalo ceritanya kali ini kependekan. Dan updatenya lama banget soalnya abis kerja yg It's Confusing juga. Oh iya read juga story aku yg It's Confusing vote and comment ya!

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang