6. My Embarrassing Moment

349 23 3
                                    

Hello guys, i'm come back! Sorry kalo update ceritanya agak lama. Abis masih cari2 ide. Oh iya, cerita ini bergenre action romance. Mungkin di 5 part sebelumnya kalian belum menemukan romancenya. Tapi, jangan khawatir buat pecinta romance story karena bagian romance cerita ini akan dimulai di part ke-6 ini walaupun hanya sedikit, yang bikin aku lebih cepet bikin romancenya adalah karena temenku yang gila romance story pengen cepet2 dimulai romancenya. *eh kok jadi curhat. Ya udah deh daripada authornya malah curhat mending langsung aja kita ke story nya.

Esok harinya

Tadi pagi Will sudah pergi meninggalkan rumah dengan alasan akan pergi ke luar kota bersama teman2nya. Walaupun aku juga tidak tau pasti kota apa yang ia gunakan sebagai alasan. Tapi, ia beruntung karena ayah dan ibu tidak curiga padanya. Mungkin tidak karena ia tidak lupa pergi dengan 'koper superbesarnya'.

Yah, begitulah besok pagi aku juga akan pergi dengan membawa beberapa setel pakaianku. Dan aku akan mengatakan pada ayah dan ibu bahwa aku akan menginap di rumah Christy. Tentu saja ibu akan percaya karena aku sering menginap dirumahnya. Namun, walaupun aku dan Christy sudah bersahabat begitu dekat ibu tidak terlalu mengenalnya karena seperti biasa ia sibuk akan pekerjaannya.

Keesokannya

"Ibu, aku akan menginap semalam di rumah Christy!" Kataku sebelum meninggalkan rumah bersama koper miniku. Yah, aku memang tak membawa banyak hal hanya sekedar pakaian, sikat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo, dll. Dan jangan lupa juga untuk membawa charger handphone dan earphone.

"Iya baiklah hati2 Tric!" Sahut ibuku. Ia sama sekali tak curiga padaku.

"Oh iya dimana ayah? Aku tidak melihatnya sejak tadi?" Yah begitulah aku harus memastikan kalau ayah telah pergi meninggalkan rumah.

"Tadi pagi ayah berangkat terburu-buru ke kantor katanya ada beberapa pekerjaan penting yang harus ia kerjakan jadi, ia berangkat terlebih dahulu." Jelas ibu sambil merapikan beberapa kertas2 yang sepertinya penting untuknya. Ia memasukkannya ke suatu tas yang biasa ia bawa ke kantor.

"Oh, begitu baiklah aku berangkat dulu ya bu!" Kataku. Sebenarnya aku ingin menanyakan kapan ibu akan pergi namun, aku mengingat bbm dari Will tadi pagi.

'Kau hanya perlu mengamati apakah ayah dan ibu sudah pergi atau belum jangan menanyakan hal2 detail yg membuat mereka curiga. Jangan banyak memancing! Kau harus sangat berhati2'.

Ya kira2 seperti itulah isinya.

Akhirnya aku dapat bernafas lega karena kelihatannya ibu tidak mencurigai gerak gerikku.

Aku bergegas menuju garasi rumahku. Aku segera memasukkan koperku dan masuk ke dalam mobil. Aku tak tahu kenapa aku tak bisa berhenti mencemaskan segalanya. Yah, aku berdoa agar Will berhasil.

Hmmm... tapi bagaimana mungkin aku berdoa untuk sebuah rencana jahat ini?

Sudahlah aku berhenti memikirkan semua ini dan memilih menyalakan lagu kesayanganku. Mungkin dengan sedikit bersantai aku bisa lebih tenang.

Tak terasa aku sudah sampai di rumah Justin. Rumahnya cukup jauh dari rumahku. Ya itu juga berarti tempat ini cukup aman untuk tempat persembunyianku.

Ku ketuk perlahan pintu rumah Justin. Will bilang jika ia akan tinggal disini juga untuk beberapa hari. Ya, aku setidaknya bersyukur karena aku tidak tinggal dengan Justin saja di rumah ini.

"Oh hai Tric masuklah!" Sapa Justin dengan nada ramah.

Di dalam rumah kulihat semuanya sudah berkumpul disini. Sepertinya mereka sangat menunggu kabar dariku. Karena itu tentu akan sangat mempermudah mereka.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang