3. He isn't my real Daddy

615 32 1
                                    

Esok adalah tepat 7 hari kematian Laura adik pertamaku sekaligus 14 hari kematian Steve adik bungsuku. Ya Laura meninggal tepat 7 hari kepergian Steve. Mereka meninggal dengan misterius. Mereka berdua meninggal dengan cara yang sama yaitu tergeletak di dekat tempat tidur mereka tanpa ada luka sedikitpun. Ntah kenapa aku sangat khawatir. Apakah malam ini aku yang akan menyusul kepergian Laura? Tepat 7 hari setelah kematiannya?

-Tidak- batinku.

Kulihat jam dinding yang tergantung di depan tempat tidurku menunjukkan sekarang tepat pukul 12 malam. Dan aku masih belum tidur. Ya, aku memutuskan untuk tidak tidur hari ini. Aku tidak mau seperti Laura dan Steve ditemukan tak bernyawa di dekat tempat tidur mereka secara misterius.

-Tok tok tok-

Terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku dengan perlahan. Tidak keras memang tapi, kesunyian malam membuatnya terdengar jelas.

"Ya Tuhan siapa dia?" Batinku. Jarang memang ada yang mengetuk pintu kamarku malam2 begini. Ayah dan ibu pasti sudah tidur. Kalau Will, ia tidak pernah peduli denganku. Lalu siapa? Kami hanya tinggal berempat sekarang. Apakah orang asing yang telah merencanakan pembunuhan kedua adikku? Lalu sekarang aku?

Ya Tuhan apa yang harus kulakukan.

-Tok tok tok-

Kali ini sedikit lebih keras. Kuberanikan diriku mendekat. Walaupun jantungku telah berdetak sangat kencang. Kakiku gemetaran seperti aku tak akan pernah mencapai pintu kamarku walaupun hanya beberapa meter lagi.

"Tric kau sudah tidur?" terdengar suara seseorang yang berada dibalik pintu. Suaranya tidak cukup keras lebih seperti bisikan memang namun, aku cukup dapat mengenalinya.

Will

Membuat hatiku lega. Jantungku yang tadinya seperti ingin keluar kini sepertinya telah lebih baik. Kuraih gagang pintu dan kubukakan pintu. Terlihat wajah Will yang sedikit bingung.

"Hei, apa yang terjadi? Aku seperti melihat mayat hidup. Kau pucat sekali." Kata Will sambil masuk ke dalam kamarku.

Aku masih menatapnya tak percaya. Ternyata Will, ya hanya Will. Aku masih tetap hidup sekarang. Ya aku masih hidup. Kataku dalam hati sambip mengatur nafasku yang masih tak beraturan.

"Hei, ada apa Tric? Ceritakan padaku."
"Kau ternyata kukira.." belum selesai aku menyelesaikan kata-kataku namun, Will langsung memotongnya.
"Orang asing yang akan mengambil hidupmu?" kata Will diikuti tawa kecil yang bernada seperti mengejek.
"Huh... Ok baiklah. Pertama tadi kau mengatai aku seperti mayat hidup lalu sekarang kau meledekku." Kataku pura2 kesal padahal sesungguhnya aku senang karena yang datang hanya Will tidak seburuk yang kubayangkan.
"Oh baiklah lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Will dengan nada sedikit menantang. Disertai ekspresi wajahnya yang membuatku kesal.
"Aku akan mengusirmu dari kamarku."
"Baiklah. Padahal aku ingin mengatakan suatu rahasia besar padamu." kata Will lalu ia mendekat ke arah pintu kamarku. Sepertinya ia benar2 ingin pergi. Tapi, rahasia apa yang akan ia ceritakan? Aku penasaran.
"Hei, tunggu rahasia kau bilang? Baiklah kemarilah aku ingin mendengarnya." kataku menghentikan langkah kaki Will yang sudah semakin dekat dengan pintu kamarku. Ia melangkahkan kakinya kembali ke arahku. Di sebuah sofa ukuran sedang yang ditata tepat di dekat tempat tidurku. Terlihat senyum puas di wajahnya.

"Baiklah. Tapi, ngomong2 jam segini kau belum tidur? Atau memang tidak ingin tidur? Karena kau takut bernasib sama seperti kedua adikmu? Sudahlah Tric kenapa kau tidak percaya padaku. Itu tidak akan terjadi padamu. Kalau perlu aku yang akan menjamin hidupmu." kata-kata Will sedikit menenangkanku.

Ntah kenapa sepertinya ada yang lain dari Will. Ya aku merasakannya. Sosok yang pernah ku kenal dulu. Ramah dan menenangkan. Sekelebat memori masa kecilku membayangi pikiranku saat aku dan Will menghabiskan waktu bersama. Namun, ntah kenapa ibu selalu bilang kalau Will berubah menjadi orang yang dingin semenjak perceraian ayahnya dan ibuku? Lalu, kenapa aku masih dapat mengingat senyumnya padaku dulu? Bukankah ia menjadi sosok misterius semenjak perceraian ayahnya? Bukankah itu berarti Will sudah berubah sejak sebelum aku lahir?

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang