Chapter 1

26 6 0
                                    

"Ayah!, ayolah ijinkan Sena untuk pergi study tour. Tahun lalu Sena tidak mengikuti nya, dan Ayah berjanji jika kesehatan Sena baik Sena akan diperbolehkan untuk ikut" ucap Alsena yang saat ini tengah membujuk Ayahnya, Chandra.

Chandra yang saat ini tengah membaca koran pun merasa terganggu dengan kehadiran Alsena. Ia pun langsung meletakkan koran nya diatas meja. Sebenarnya Chandra itu tidak pernah berniat membuat janji seperti itu. Itu hanya pengalihan nya saja agar Alsena tidak mengikuti study tour di tahun lalu.

Namun tampaknya Alsena masih mengingat apa yang diucapkannya itu. Ia jadi menyesal sekarang. "Engga Sena, Ayah khawatir sesuatu akan terjadi sama kamu" ucap Chandra menjawab. "Ayah khawatir ketika kamu berada di sana penyakit kamu kambuh" lanjutnya lagi.

Mata Alsena pun langsung berkaca-kaca, ia menatap Chandra dengan sendu. "Tapi Ayah sudah janji" ucap Alsena lirih. Namun tetap Chandra tidak peduli tentang itu. "Tetap tidak boleh Sena!" ucap Chandra mutlak.

"Ayah jahat!" ucapnya yang langsung berlari menuju kekamarnya yang berada di lantai dua. Melihat kepergian Alsena Chandra pun menghela nafasnya secara kasar.

Sementara Alsena saat ini sedang menangis, ia sangat membenci kondisi tubuhnya yang lemah. Andai saja study tour itu tidak membutuhkan surat ijin orang tua, beserta tanda tangan nya. Sudah pasti Alsena akan ikut, tanpa ijin Chandra.

***************

Alsena pun langsung menggendong tas miliknya. Sebelumnya ia sudah berkaca di depan cermin. Setelah dirasa penampilannya sudah rapi, ia pun langsung melangkahkan kakinya. Ia akan pergi menuju keruang makan. Saat sampai disana ia melihat Ayah nya yang sudah duduk di meja makan.

Alsena yang masih marah pun, tanpa kata langsung duduk di depan Chandra. Chandra menatap bingung Alsena, karena biasanya Alsena akan mencium pipi nya dan selalu bersikap ceria. Namun saat ini ia hanya diam saja, Chandra mengerti mungkin Alsena masih marah kepadanya.

"Alsena nanti kamu berangkat bersama Ayah" ucap Chandra yang hanya dijawab deheman oleh Alsena. Chandra langsung menghela nafasnya secara kasar. Ia merasa ada yang hilang ketika Alsena mendiamkannya seperti ini.

Setelah makan, mereka langsung pergi menuju sekolah Alsena. Di perjalanan menuju sekolah, hanya ada keheningan. Chandra tadi sudah beberapa kali membuka pembicaraan dengan Alsena. Tapi Alsena tidak menanggapi nya dan hanya menjawabnya dengan deheman.

Setelah sampai di sekolah Alsena langsung turun dari dalam mobil milik Chandra. Bahkan ia tidak bersalaman terlebih dahulu kepada Chandra. Ia malah langsung pergi begitu saja meninggalkan Chandra yang menatap sendu punggung Alsena.

Alsena Jeana Bellona merupakan anak dari Chandra Bellona seorang pengusaha di kota A. Ibunya bernama Irina, ibunya meninggal dunia ketika melahirkan nya.

Ketika berjalan di koridor sekolah tiba-tiba ia dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang langsung menepuk bahunya. Ketika melihat kebelakang ia bisa melihat teman nya yang sedang tersenyum. Alsena pun langsung mengabaikannya, sementara Inggit teman Alsena itu menatap Alsena bingung.

"Kamu kenapa sih, kok pagi-pagi udah badmood seperti ini?" tanya Inggit kepada Alsena. "Ayah ga mengijinkan aku untuk pergi ikut study tour" ucap Alsena sendu. "Kayak nya aku ga akan bisa ikut study tour untuk selamanya" lanjutnya lagi.

Inggit pun merasa sedih ketika Alsena berbicara seperti itu. Namun ia juga tidak bisa berbuat apapun jika Ayah Alsena tidak mengijinkan nya. "Kamu jangan sedih, kita bisa pergi jalan-jalan di hari weekend" ucap Inggit mencoba menghibur Alsena.

Karena tidak melihat jalan, Alsena tanpa sengaja menabrak seorang pria. "Maaf" ucap Alsena. Namun pemuda itu sama sekali tidak menanggapi ucapan nya dan langsung pergi begitu saja. Alsena menatap pemuda itu bingung, karena ia baru pertama kali melihat pemuda itu.

"Siapa Dia?" tanya Alsena penasaran. "Kamu ga tahu, Dia kan murid baru yang seminggu lalu masuk kelas kita" jawab Inggit. Alsena menggernyitkan dahinya bingung. "Sejak kapan di kelas kita ada murid baru?" tanya Alsena dengan polosnya.

Inggit pun langsung greget melihat tingkah Alsena. Padahal seminggu lalu ketika pemuda itu mengenalkan dirinya di depan kelas, Alsena ada di sana. "Makanya kalo lagi dikelas itu jangan fokus sama buku-buku" ucap Inggit jengah.

"Lagian wajar sih kamu ga kenal sama Matteo, karena anaknya aja pendiam dan jarang bersosialisasi" jawab Inggit. Sementara Alsena hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah sampai dikelas, Alsena dan Inggit pun langsung duduk di bangku nya masing-masing.

Ketika sampai di kelas, Alsena pun langsung mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Tatapannya langsung terpaku kepada Matteo yang tempat duduknya berada di belakang. Dan berjarak beberapa meja dari tempat duduknya.

Dapat terlihat jika pria yang bernama Matteo itu sedang fokus kepada bukunya. Sebenarnya Matteo terlihat sangat tampan, namun karena sikapnya yang pendiam membuat orang sungkan untuk menyapanya.

***************

Sementara Chandra saat ini ia tengah berkumpul dengan temannya semasa SMA dulu. Beberapa kali Chandra tampak tidak fokus ketika ditanya. "Kenapa Lo, lesu gitu mukanya?" tanya Antony kepada Chandra.

Marcel pun langsung menganggukkan kepalanya setuju. "Iya, Lo kayak ga fokus" timpal Marcel. Chandra pun langsung menghela nafasnya, entah sudah berapa kali ia menghela nafasnya sedari tadi.

"Sena marah sama gue, dia kelihatan kecewa karena gue ga menepati janji untuk mengijinkannya pergi study tour" ungkap Chandra kepada temannya. "Gue tahu Lo khawatir, tapi Lo juga ga bisa mengekang dia seperti itu. Yang ada dia bisa tertekan" ucap Pedro.

Marcel dan Antony pun langsung menganggukkan kepalanya setuju. "Gue setuju sama Pedro. Lagian ada Inggit, gue juga ijinin dia ikut" ucap Antony. Chandra pun langsung memikirkan saran dari temannya. "Nanti gue pikirin lagi" ucap Chandra.

"Oh iya gimana sama anak Lo Marcel. Bukankah belum lama ini Lo udah nemuin anak Lo kan?" tanya Antony kepada Marcel. Marcel pun langsung menganggukkan kepalanya, namun terlihat dari tatapan matanya yang sendu. "Tapi dia belum terlalu menerima kehadiran gue" ucap Marcel.

Chandra pun langsung menepuk bahu Marcel. "Tenang aja, mungkin anak Lo butuh penyesuaian. Dan perlahan dia akan menerima kehadiran Lo. Dia hanya butuh waktu" ucap Chandra.

***************
Declairs
Minggu, 11 September 2022
Publish, Senin 19 Desember 2022

The Magic LiontinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang