Chapter 9

5 1 0
                                    

Ditengah perjalanan pulang Alsena terus saja terdiam, membuat Inggit bingung. Ketika dia bertanya Alsena mengatakan jika ia baik-baik saja dan tidak ada hal buruk yang terjadi.

Inggit menghela nafas nya pasrah,  namun ia sangat yakin jika saat ini Alsena sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana mungkin ia akan baik-baik saja ketika melihat kakak kelas mereka terbujur kaku dengan digenangi oleh darah. Pasti Alsena akan sangat sedih sekali.

Ketika sampai di sekolah, keadaan Alsena sudah mulai lelah. Ia beberapa kali tidak fokus ketika berjalan. Bahkan tubuhnya hampir saja limbung, untung saja Matteo langsung menahan tubuhnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Matteo. Tiba-tiba terdengar suara Chandra yang memanggil nama Alsena. "Kamu kenapa?" tanya Chandra khawatir. Tubuh Alsena langsung pingsan dengan sigap Matteo yang berada didekatnya langsung menggendong nya.

Sementara Chandra ia terlihat sangat panik, untungnya Marcel dan Matteo sigap. Matteo langsung memasukkan Alsena kedalam mobil Ayah nya. Keempat nya pun langsung pergi menuju ke rumah sakit terdekat.

Ketika sampai di sana para perawat dengan sigap membawa Alsena keruang UGD. Sementara Chandra dengan cemas menunggu kabar Alsena di luar ruang UGD. Matteo pun langsung menghampiri Chandra.

"Maafkan saya Om, karena saya sudah lalai menjaga Alsena" ucap Matteo. Ia sudah siap jika Chandra akan memberikan pukulan untuknya. Karena ia merasa ia pantas mendapatkan itu.

Chandra pun langsung mengalihkan tatapannya kearah Matteo. Ia perlahan berjalan mendekat, sementara Matteo ia memejamkan matanya. Ia sudah siap merasakan pukulan di wajahnya.

Namun beberapa menit setelah nya ia sama  sekali tidak merasakan sakit. Ia membuka matanya dan melihat Chandra yang sedang tersenyum kearahnya. Chandra pun langsung menepuk bahu Matteo.

"Itu bukan salah kamu, Om sangat berterima kasih karena kamu sudah mau menjaga Alsena" ucap Chandra. Matteo pun langsung menghela nafasnya lega, sementara Marcel ia menatap anaknya dengan bangga.

Matteo tumbuh menjadi anak yang baik, bahkan dengan segala prestasi nya. Ada rasa menyesal dalam hati Marcel, karena baru mengetahui keberadaan Matteo beberapa saat lalu. Ia menyesal karena tidak bisa menyaksikan tumbuh kembang anaknya. Bahkan ia pun tidak berpartisipasi dalam mendidik Matteo.

Ia sangat bersyukur karena Matteo tidak marah atau memaki dirinya. Hanya saja hubungan nya dengan Matteo masih terasa canggung. "Om sebenarnya merasa bingung, mengapa Alsena tiba-tiba ngedrop seperti ini. Padahal sebelumnya nya Om sempat menelepon dia dan keadaan nya baik-baik saja" ucap Chandra memberitahukan kebingungan nya.

"Sebenarnya Alsena terkejut karena melihat kakak kelas kami tewas" ucap Matteo. Chandra dan Marcel pun langsung membulatkan matanya. Pantas saja kondisi Alsena langsung memburuk. Ia pasti sangat syok melihat kejadian itu.

Tidak lama dokter pun keluar dari dalam ruangan. "Kondisi nya saat ini memburuk, kamu tahu kan dia tidak boleh stres" ucap dokter Hakam, sekaligus teman Chandra. Chandra pun menghela nafasnya lelah.

"Nanti aku akan terus memantau keadaan nya, ia akan dipindahkan keruang ICU" ucap Hakam. Bahu Chandra pun langsung terasa lemas. Ia takut terjadi sesuatu dengan Alsena.

"Sebenarnya Alsena kenapa?" tanya Marcel penasaran. Ia tidak pernah tahu jika anak temannya itu mengidap sebuah penyakit. "Alsena memiliki penyakit lemah jantung dari dia kecil. Oleh sebab itu aku sangat menjaga dia. Aku tidak bisa jika harus kehilangan Alsena" ucap Chandra.

Marcel dan Matteo yang mendengar nya pun merasa terkejut. Marcel pikir sikap posesif Chandra bukan karena penyakit, tapi karena takut ada laki-laki yang menyakiti putrinya itu.

Matteo pun sama terkejutnya dengan Marcel. Alsena tampak terlihat ceria, bahkan ia tidak pernah mengeluh kesakitan di depannya. Ternyata gadis ceria itu memiliki sebuah penyakit. Berarti obat-obatan yang diminum oleh Alsena bukanlah sebuah vitamin biasa.

Marcel pun langsung berpamitan kepada Chandra untuk pulang. Sebenarnya Matteo merasa enggan untuk pulang. Ia merasa khawatir dan ingin segera mengetahui bagaimana keadaan Alsena. Ia hanya sebatas khawatir saja, tidak lebih.

Mungkin besok ia akan kembali lagi kesini untuk mengetahui keadaan Alsena. Marcel pun sedari tadi terus saja melihat perilaku anak laki-laki nya itu. "Ada apa Matteo?" tanya Marcel. Matteo pun langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak ada" jawabnya berbohong.

"Kamu tenang saja Papa yakin kondisi Alsena akan membaik" ucap Marcel yang seakan tahu kekhawatiran dari Matteo. Matteo pun langsung merasa gugup karena Marcel yang mengetahui kekhawatiran nya. "Aku tidak mengkhawatirkan nya" elak Matteo dengan cepat.

Marcel pun langsung terkekeh, tentu saja ia tahu jika saat ini Matteo sedang berbohong. Walaupun ia tidak mengurus nya sejak bayi. Namun nalurinya sebagai seorang Ayah tidak akan pernah salah. "Tidak apa-apa jika kamu merasa khawatir" ucap Marcel.

Sementara Matteo pun memutuskan mengalihkan tatapannya kearah lain. Percuma saja ia mengelak, karena pada akhirnya Marcel pun bisa mengetahui jika saat ini ia sedang berbohong.

Lalu keadaan di dalam mobil pun langsung menjadi hening. Hingga sampai dirumah, mereka langsung bersih-bersih dan tidur.

**********

Keesokan harinya, perlahan kelopak mata Alsena pun terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah atap rumah sakit yang berwarna putih. Alsena menghela nafasnya lelah, ketika ia merasa ada yang mengganjal dihidungnya.

Belum lagi bau obat-obatan yang sangat membuatnya tidak nyaman. Tidak lama pintu ruangan nya terbuka. Dan ada Dokter Hakam yang masuk kedalam ruangan nya. Dokter Hakam terlihat serius memeriksa dirinya. "Kamu sudah mulai membaik, dan bisa pindah keruang rawat" jelas Dokternya Hakam.

Sementara Alsena pun langsung memberengutkan wajahnya merasa tidak senang. "Aku tidak ingin di sini, aku ingin pulang. Aku sudah merasa muak harus mencium bau obat-obatan" ucap Alsena dengan kesal.

Dokter Hakam pun langsung terkekeh geli mendengar ucapan kekesalan dari anak sahabat nya itu. Tentu saja ia sudah sangat mengetahui jika anak sahabat nya itu sangat membenci hal-hal yang berbau orang sakit.

"Tidak bisa gadis cilik, kamu masih harus diperiksa. Ingat kamu jangan banyak pikiran jika kamu tidak ingin kondisi mu memburuk" ucap Dokter Hakam.

Dokter Hakam dibantu para perawat langsung memindahkan Alsena menuju ke ruang rawat. Chandra saat ini sedang membawa beberapa baju ganti untuk Alsena di lobi. Karena ada sopir mereka yang mengantarkan pakaian itu kerumah sakit. Tentu saja Chandra tidak akan mungkin meninggalkan Alsena.

***************
Declairs
Senin, 6 Februari 2023
Publish, Selasa 7 Februari 2023

The Magic LiontinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang