▪▪▪CHAPTER 2▪▪▪

291 43 4
                                    

"Udah bener tadi minta jus jeruk, pakek ditambah whisky segala... teler kan lo" Bram menggerutu kesal.

Bagaimana tidak, rencana awal ia ingin menghibur diri dengan berkencan malam ini. Namun ia harus mengurungkan niatnya saat teman laknatnya itu merecokinya.

Drrrttt...

Ponsel di saku celana Bram bergetar disusul dengan bunyi nada dering yang tidak asing di telinganya.

"Tunggu..." Bram sadar akan sesuatu.

"Kayaknya gue kenal sama nada dering itu" Gumam Bram mengamati suara nada dering yang berasal dari saku celananya.

Bram menepuk jidatnya saat melihat ponsel yang ia ambil dari saku celananya.

"Handphone Rajea"

'Angkat nggak ya?' Bram nampak berpikir, menimang ragu untuk menjawab panggilan itu atau tidak.

Namun pada akhirnya ibu jari Bram bergerak menggeser tombol hijau, memutuskan untuk menjawab panggilan dari nomor tak dikenal itu.

"Halo"

"Ei, Bram... kenapa kau bawa hp ku, ha?"

Bram mengelus telinganya saat mendapat semprotan dari seberang telepon.

"Sorry, gue nggak sengaja"

"Pokoknya lo balikin hp gue sekarang!"

"Lo aja yang ke sini samperin gue" ucap Bram melihat temannya yang teler. Tidak sampai hati jika ia meninggalkannya sendirian.

"Ogah! Pokoknya lo yang ke sini! Gue sekarang ada di depan Red Café. Buruan ya!"

"Iya iya... gue ke sana sekarang" ucap Bram mengalah.

Tuttt!

"Astaga!" Geram Bram merasa frustasi.

"Emang ya nenek lampir kalau marah" erang Bram mengelus telinganya. "Gendang telinga gue sampai kena mental denger suara cablaknya"

"Oke... pertama gue harus urus nih satu anak dulu" Bram mengambil ponsel milik Adamson untuk menghubungi seseorang.

"Eh, sial" maki Bram saat mendapati ponsel Adamson isdet.

Tak ada pilihan lain, Bram harus menghubungi ponselnya yang saat ini ada pada Rajea.

"Eh?" Bram mengerutkan dahinya, merasa bingung kenapa tak ada namanya di kontak ponsel Rajea.

Bram berusaha mencermati tiap nama dan nomor kontak itu.

"Kurang asem nih Lampir... cakep-cakep gini dikatain 'KUTU KUPRET' ma dia " geram Bram saat mendapati nama yang digunakan Rajea di kontaknya.

Merasa tidak terima, akhirnya Bram mengganti nama di kontak itu. "Nah... ini baru bener" gumam Bram dengan cengiran lebar, kemudian menghubungi Rajea.

▪▪▪▪▪▪

Rajea memilih duduk kembali di kursi itu sembari menunggu Bram. Pandangannya teralihkan ke ponsel yang tengah bergetar.

"Eh, sialan si kutu kupret!" Maki Rajea saat melihat id pemanggil dengan foto profil dirinya.

"Beraninya nulis nama gue 'LAMPIR' di kontaknya" gerutu Rajea sebelum menggeser tombol hijau pada layar ponsel.

"Udah sampai mana?" Sembur Rajea tanpa basa-basi.

"Sabar, Nyonya... gue minta tolong sama lo kirim nomor Harry sekarang juga buat anterin temen gue pulang"

Rajea berdecak sebal. "Duh... passwordnya apa?"

Random in Love[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang