▪▪▪CHAPTER 12▪▪▪

149 31 1
                                    

“Kau tidak apa-apa?”

Perlahan Rajea menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya. Dengan perasaan takut ia memberanikan diri untuk memandang ke arah laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya.

‘Omeygattt!’ Rajea membekap mulutnya tak percaya saat melihat wajah seorang laki-laki dengan luka di sudut bibirnya.

‘Omeygattt!’ Rajea membekap mulutnya tak percaya saat melihat wajah seorang laki-laki dengan luka di sudut bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau tidak apa-apa?” Tanya Rendy—laki-laki yang telah menghajar ketiga peria tadi.

Rajea menggeleng pelan. Ia sangat terkejut saat melihat ketiga pria kekar tadi sudah babak belur. Lalu pandangannya beralih menatap wajah laki-laki yang telah menyelamatkannya.

‘Mr. Gans’ gumam Rajea mengerjapkan matanya tak percaya.

“JEAAAA” teriak Poni dari kejauhan membuat Rajea kembali tersadar dan mengalihkan pandangannya ke belakang.

Di sana, ada dua motor dengan masing-masing dua orang, yang di antara mereka ada Poni yang membonceng salah satu temannya.

Poni turun dari motor, sedangkan tiga orang yang merupakan teman Poni segera meringkus ketiga pria ‘begal’ tadi.

“Poni” ucap Rajea sedikit berteriak saat Poni tiba-tiba memeluknya.

“Lo nggak papa, kan?” Tanya Poni seraya melepas pelukannya. Ia menatap Rajea dari atas sampai bawah, menelitinya dengan wajah khawatir.

“Gue nggak papa kok, Pon” balas Rajea. “Mr. Gans yang udah nyelametin gue” bisik Rajea membuat Poni menengok ke belakang.

‘Ya ampun… ganteng banget!’ jeritnya dalam hati, merasa tercengang saat melihat ketampanan Rendy hingga tanpa sadar Poni berjalan menghampiri laki-laki itu dan memeluknya.

“Mas ganteng… makasih banget ya udah nyelamatin Rajea” ucap Poni memeluk Rendy erat.

Rendy mengernyitkan wajahnya, merasa bingung dengan perlakuan Poni yang tiba-tiba.

Tangan Rajea bergerak menarik lengan Poni agar segera melepas pelukannya dan menjauhkannya dari jangkauan Rendy.

Bisa gawat kalau Poni naksir doi juga. Ck!

“Poni” teriak salah satu teman Poni yang baru datang berboncengan menggunakan motor. Di susul sebuah mobil polisi di belakangnya.

Poni menghampiri temannya yang baru datang bersama polisi.

“Begalnya di sana, Pak” seru Poni seraya menggandeng polisi menuju ketiga begal yang sudah diringkus oleh teman-temannya dalam keadaan babak belur.

Polisi segera memborgol ketiga begal tadi dan memasukkannya ke mobil.

Drrrttt…

Rendy merogoh ponselnya dari saku jaketnya, melihat id pemanggil, Rendy jadi teringat sesuatu.

Random in Love[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang