Situasi tadi sempat memanas karena Narendra menarik kerah Hadif karena ia kesal dengan kelakuan ketua osisnya itu. Saat ini Narendra dan Refan menunggu disamping tempat tidur menunggu Jaish siuman. Hadif sedang keluar membelikan makan untuk Narendra dan Hadif walaupun mereka tidak meminta.Hari menunjukkan pukul 7 malam dan pasien belum menunjukan tanda bangun dari pingsannya.
"Aishh bangun yuuk, udah ditanyain Mama ini.Nana bingung mau bilang gimana" sambil menggenggam tangan Jaish.
"Sayang kamu cari makan dulu gih, biar Aish aku yang tunggu" dibalas gelengan kepala oleh Nana " udah nggk papa sana ,dari pada ntar kamu yang sakit" bujuk Refan
Akhirnya Narendra menuruti perkataan pacarnya itu, saat hendak berdiri untuk mencari makan, Hadif masuk keruangan membawakan makan malam yang ia tadi beli untuk mereka berdua.
"Makan aja , udah gw beliin nasi goreng. Gw nggk tau kasian suka pedes apa nggk jadi gw beliin nggk pedes semua" menyodorkan makanan ke Nana
"Makasih Kak, jadi ngerepotin" tersenyum mengambil makanan dari tangan Hadif
Narendra sudah lebih tenang , karena tidak ada gunanya marah dengan ketosnya ini, ia sekarang hanya lebih fokus pada Jaish.
Saat Narendra dan Refan sedang menyantap makanan mereka, Hadif menggantikan untuk menjaga Jaish duduk disamping keranjangnya. Jaish mulai menggerakan jari nya dan membuka matanya dengan pelan, menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Hadif yang melihat ada pergerakan sontak megenggam tangan Jaish
"N-n-na naaa, tangan Aish sakit hiks hiks" menangis karena tangannya diinfus dan tidak dapat leluasa bergerak.
"Gw panggilin dokter kalau sakit" Jaish mulai sadar jika yang menggenggam tangannya bukan Nana.
Nana yang mendengar ada rengekan menghentikan makanannya langsung dan memanggil dokter. Beberapa menit pemeriksaan dokter, Jaish boleh dipulangkan jika sudah membaik namun tidak malam ini. Nana semakin bingung bagaimana berbicara dengan Mama. Ia berfikir dan berjalan seperti setrikaan karena memikirkan alasan yang logis untuk diberikan ke sang Mama.
" Lo mikirin bilang Mamanya Jaish kan, biar gw yang bilang, ini salah gw , jadi udah harusnya gw yang tanggung jawab" menyodorkan hpnya untuk meminta Nomor Mama Jaish
Hadif keluar ruangan untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan Jaish kepada Mama Jaish dan prosedur rumah sakit yang mengharuskan Jaish untuk rawat inap sampai ia sembuh. Setelah menyelesaikan telfon dengan Mama Jaish ia masuk kembali ruang Inap, ia melihat sosok anak SMA yang merintih kesakitan seperti anak Tk yang tidak dibelikan permen, merengek pada saudaranya agar selalu mengusap punggungnya.
"Heem, Bentar lagi Mama sama Papa lo kesini, gw minta maaf Is karna gw nggk tau lo bakal separah ini, dan gw minta maaf karna gw nggk denger penjelasan lo dulu" berdiri samping Narendra
"Nggk papa kali kak, ini mah 2 hari doang besok juga pul..... Auuuuu sakitttt Nanaaaaaaaaaaa" sempat terjeda karena Narendra menjitak pelipis Jaish
" Gw nggk mau lagi nungguin lo dirumah sakit, kalau lo masih bandel. Paling dua hari paling dua hari ini bakal seminggu ya urusannya kalau lu udah balik kerumah" omel Narendra yang dibalas senyum gigi saja oleh Jaish.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEUREUX
RomanceSeorang anak laki laki yang kehilangan rasa kebahagiaan dari umur 7 tahun, karena kisah pilunya yang membuat ia terlihat kasar, judes dan sadis. Namun sifat itu mulai terkikis karena bertemu dengan seorang yang manis,ceria, dan periang. " kalau jal...