WARNING!!!
INI CERITA BL
(NAHYUK)
Dia membenci hidupnya
Dia hancur dalam diamnya
Dia terluka setiap waktunya
Hingga saat merasa akhirnya tiba, kehidupan nya tidak lagi seperti yang akan pernah terjadi dimasa depan.
Dia terlalu muak
Dia terlalu be...
Beberapa kali suara pukulan disertai ringisan itu terdengar. Dengan tangannya yang bergetar terulur mencengkeram lemah kain celana sosok yang memukul nya.
"Uhuk ti ugh dak apha Pah pu uhuk kul akhu hingga ma uhukk thi." Lirihnya disertai batuk dari dadanya yang terasa sesak dan panas.
Netra hitamnya meredup melihat darah yang ikut keluar saat dirinya berbicara. Melihat sosok pria paruh baya yang selama ini diharapkan nya untuk bisa mencintai dirinya seperti saudaranya yang lain.
"Anak sialan! Tidak berguna! Pembawa sial! Mati saja kau saya tidak Sudi memiliki anak seperti dirimu!"
Hatinya walau sudah terbiasa tetap ada rasa sakit yang kembali menghancurkan. Terkekeh kecil tanpa sadar matanya memanas mengalir kan air mata. Melirik dua sosok saudaranya yang berdiri di belakang sosok pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.
Tersenyum tipis dirinya layangkan sembari menerima pukulan dan tendangan keras. Tatapan datar kedua saudaranya yang sudah menjadi bagian dari kehidupan nya selama ini.
"Pah.." panggil si sulung saat melihat pria paruh baya itu berjalan meraih sebuah guchi kaca yang terdapat rangkaian bunga mawar putih didalamnya.
"Dasar sialan!"
Prangg*
"PAPA!"
Disertai teriakan yang terdengar di telinganya , sesuatu menghantam kepalanya dengan keras. Rasanya sangat sakit telinganya berdenging kencang. Merasakan tarikan nafasnya yang sesak.
"Pergi dari sini! Biarkan anak sialan itu!"
"Tapi Pah."
Dengan kasar sosok itu menarik kedua saudaranya pergi dan menutup pintu dengan kasar. Tangan yang berlumuran darah mengepal lemah menggenggam mawar putih yang berhamburan di sekitar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tidak pernah berharap dilahirkan jika memang tidak di inginkan, Tuhan lantas kenapa aku harus hidup jika hanya untuk terus terluka? Cukup Tuhan ... Aku lelah." Lirihnya di akhir kalimat.
Perlahan netra hitamnya meredup dengan dengan senyum lemah.
∆∆∆
Warning!!!! Book baru guys! Semoga pada suka sih yaaaa:) See youuu😍 PLEASE VOTE GUYS 🌟