WARNING!!!!
SORRY FOR TYPO👻
ENJOY FOR READING 🍻"Gue kekamar mandi dulu Hen." Ucapnya mengansur kamera pada Hendry.
"Oke."
Memasuki kamar mandi yang berada di ujung koridor yang terlihat sangat sepi karna para siswa berada di lapangan melihat band kelas tampil atau ada yg lomba basket antar kelas.
Memasuki bilik ujung yang sepi untuk menuntaskan hasratnya buang air. Langkah kaki yang memasuki kamar mandi membuatnya mengernyit kening heran.
"Bang kenapa sih narik narik?"
"Lo harus menang difinal basket nanti By."
"Mau Menang atau kalah bukan prioritas gue bang, gua cuma mau seneng seneng sama temen-temen gue."
"Alby, ada Papa dateng jangan bikin malu."
"Cukup Bang Daf! gue muak sama hal kayak gini! Kalo ngikutin ego Papa gak akan pernah selesai bang cukup! Liat Mas Sam udah berapa banyak hal yang dimenangin sama dia? Banyak bang, tapi apa respon Papa? Nothing bang Nothing!"
"Alby! Ini gak ada sangkut pautnya sama pembunuh itu!"
"Bang Dafa! Harus berapa kali gue bilang jangan sebut Mas Sam pembunuh! Lo yang paling tau siapa pembunuh itu sebenarnya."
Dalam biliknya Samuel hanya terdiam datar dengan tangan mengepal, menyelesaikan pekerjaan cepat dan keluar dari bilik. Tanpa perduli ekspresi kaget Dafa dan Alby.
Mencuci tangannya di wastafel dengan santai sambil bersenandung sebuah lagu. Berjalan acuh keluar dari kamar mandi.
Qué será, será
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Qué será, será
What will be, will be
∆∆∆Menegak lemon soda sembari menatap lapangan yang sangat ramai melihat babak final lomba basket. Netranya menatap Evano , Athan dan Alby yang berada di lapangan.
Dari bangku teribun ada Dafa , Byan dan Elenio yang bersorak memberi semangat netranya tidak menangkap sosok pria paruh baya yang dikenalnya. Mengendus kasar membuang rasa jengkel dihatinya.
"Sam, kantin yuk laper gue." Ajak Hendry.
Mengangguk kecil dan berjalan berdampingan. Memasuki kantin yang cukup sepi hanya ada beberapa siswa saja. Memilih kursi pojok dekat taman belakang sekolah karna udaranya lebih sejuk.
"Lo mau apa Sam?"
"Bakso deh minumnya air dingin aja."
"Bu Mie ayam satu , bakso satu , sama es teh satu air mineral dingin satu juga ya." Melihat ibu kantin yang mengacung kan jempolnya mengerti senyum lebar tersungging dibibir Hendry.
"Lo?"
"Ya? Gue? Kenapa?"
"Engga gak papa gk jadi." Gumamnya bingung merangkai kata.
"Sam, gue itu udah lama banget pengen temenan sama Lo, gue liat sebenarnya kita tuh cocok loh buat jadi brother, tapi Lo dulu susah banget sih di deketin , Lo emang keliatan baik dan ceria tapi Lo nyiptain jarak gak kasat mata kecuali sama Evano Lo jadi lebih keliatan tenang."
Dirinya hanya dapat tersenyum tipis mendengar penjelasan Hendry. Tak dapat menampil bahwa memang dirinya seperti itu dulu.
"Tapi beberapa hari ini Lo keliatan beda, Lo jadi lebih enak gitu auranya sama yang lain nya contohnya gue , walau agak aneh kok Lo agak jauhin Evano, tapi jujur ya Sam gue tuh ngefans sama Lo."
"Ngefans?"
"Iyah, Lo kalo udah megang kamera atau fokus ngegambar sama design aura Lo kayak ada blink-blink nya." Mendengar itu Samuel hanya dapat meggelengkan kepala tak habis fikir.
Tak lama ibu kantin datang membawakan pesanan mereka, seketika hening melanda mereka fokus dengan makanan masing-masing. Hingga tanpa sadar ada satu sosok orang yang berjalan menuju Samuel.
Seseorang itu duduk disamping Samuel dan mengambil air mineral dingin disamping mangkuk Samuel yang sudah terbuka sisa setengah diteguknya perlahan.
"Wahhh seger banget gila." Serunya.
"Elenio?" Panggil Hendry ragu.
"Oh Hay Handry kan? Gue Elenio temennya Samuel?"
"Sejak kapan gue temen Lo? Kenal Lo aja engga." Sarkas Samuel.
"Wah Lo nyakitin hati gue Sam, but it's oke tak kenal maka tak sayang. Jadi kenalin gue... "
"Sssstttt shut up! Gue mau makan jangan berisik gak penting mending angkat your ass ganti minum gue, cepet!" Seru Samuel sembari mengacungkan garpunya.
"Oke-oke baby."
Belum sempat protes mendengar panggilan itu , Elenio sudah beranjak pergi ke salah satu stand makanan. Menggeram kesal mengabaikan ekspresi Hendry yang menahan tawanya.
"Keknya tuh bocah suka sama Lo Sam."
Seketika bulu kuduknya berdiri mendengar hal itu.
"Kayak gue harus ke gereja dan minta air suci deh." Gumamnya yang membuat tawa Hendry pecah seketika.
∆∆∆
Motornya berhenti di sebuah taman di komplek dekat distro mas Yudha. Melihat beberapa anak kecil membully seorang anak kecil yang menggenggam erat sebuah mainan robot. Membuat dirinya berjalan menghampiri kumpulan bocah itu.
"Hey!" Panggilannya sontak anak anak kecil itu menengok dan langsung berlari meninggalkan bocah itu seorang diri.
Samuel merendahkan tubuhnya sejajar dengan bocah itu mengusap kepalanya lembut. bocah itu mendongak menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Udah gak papa, mereka udah pergi."
"Hiks." Bocah itu langsung berhambur memeluk tubuhnya.
"Meleka bilang hiks kalo Leno gak punya ibu dan ayah hiks gak boleh main."
Mengusap punggung itu dengan pelan, menggendong nya sembari berjalan kebangku taman.
"Memang ayah Leno kemana?"
"Hiks nama Leno bukan Leno." Mendengar itu membuatnya mengernyit bingung hingga satu fikiran melintas di otaknya.
"Iyah Reno, emang ibu dan ayah Reno kemana?"
"Kata hiks Abang ibu dan ayah ada sama Tuhan." Terdiam sesaat sembari mengusap air mata dipipi gembulnya.
"Ya sudah gak papa, terus Abang Reno kemana?"
"Abang sekolah , kakak baik namanya siapa?"
"Nama kakak Samuel Delana panggil kak Nana aja ya, terus rumah kamu dimana Reno kok km bisa disini?"
"Leno tadi sama bibi , bibinya pelgi ke walung , telus Leno liat anak anak tadi main jadi minta bibi tinggalin Leno nanti bibi pulang dari walung jemput Leno."
"Oh begitu ya udah kita tunggu bibi ya."
"Iyah kak Na, Leno suka kak Na , kak Na jadi kakaknya Leno ya?"
"Boleh, asal Reno bisa jadi anak yang kuat dan hebat."
"Leno akan jadi kuat kak Na." Ucap Reno dengan semangat membuatnya tersenyum lebar.
"Den Reno."
"Bibi! Kak Na Leno pulang ya babay." Sebuah kecupan di pipi dilayangkan Reno
Samuel hanya tertegun sesaat dan melambaikan tangan pada Reno yang berlari menghampiri sang bibi. Menundukkan kepala dan tersenyum ramah pada sang bibi yang ikut tersenyum saat menatapnya.
∆∆∆
Up!!!Up!!!
Thks for Reading
See you next Up 🍻

KAMU SEDANG MEMBACA
Adore' You
FantasíaWARNING!!! INI CERITA BL (NAHYUK) Dia membenci hidupnya Dia hancur dalam diamnya Dia terluka setiap waktunya Hingga saat merasa akhirnya tiba, kehidupan nya tidak lagi seperti yang akan pernah terjadi dimasa depan. Dia terlalu muak Dia terlalu be...