Rena yang sudah sampai di rumah dua jam yang lalu sekarang di buat bingung dengan Airin yang belum juga pulang ke rumah, sudah berulang kali ia menelepon dan mengirim pesan singkat ke adiknya tapi sampai sekarang tidak ada jawaban dari adiknya itu.
"Astaga, Airin kamu dimana si? Kenapa malahan tidak aktif nomornya."
Perasaan khawatir membuat ia terus mondar mandir penuh cemas di ruang tamu, sudah hampir dua jam setelah ia mengirimkan banyak pesan ke adiknya, tapi satupun tidak ada yang di balas.
"Airin kamu dimana si dek, aku sudah menelepon semua teman-temannya tapi tidak ada satupun dari mereka yang sedang bersama Airin, aku harus nelepon siapa lagi sekarang."
Ting.
Sebuah notifikasi masuk ke handphone Rena, gadis itu bergegas membuka handphonenya berharap itu dari adiknya.
"Lho, nomor siapa ini?."
Dengan wajah bingungnya ia melihat sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal yang mengirim satu foto dengan satu pesan, saat Rena membuka isi pesan itu ia membulatkan matanya.
"Datang ke alamat ini jika masih mau melihat adikmu hidup"
Rena menutup mulutnya terkejut saat melihat foto Rena yang tidak sadarkan diri terikat di kursi.
"Astaga airin! Apa yang mereka lakukan pada Airin?." Tuturnya panik, "Siapa mereka? Kenapa mereka berani sekali melakukan itu pada adikku!."
Rena menggeleng dengan wajah serius, "Tidak, ini tidak boleh terjadi, aku harus menyelamatkan Airin, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada adikku, Ya, aku harus datang ke alamat ini lalu menyelamatkan Airin."
Dengan cepat ia beranjak bangun dan berjalan menuju tangga ke lantai dua untuk mengganti pakaiannya dan bergegas pergi ke alamat yang dikirimkan.
°°°
Rena yang memakai kaos putih berbalut blazer hitam, celana Levis hitam, rambut hitam yang di biarkan tergerai indah dan sebuah tas selempang mini berjalan kaki menuju suatu tempat di titik lokasi yang ia ikuti melalui Maps sesuai dengan alamat yang ia cari.
Ia melirik kanan kiri ketika ia berada di sebuah rumah mewah yang jauh dari jalan raya, bahkan di malam hari tempat itu menjadi sedikit menyeramkan karena tidak ada satupun orang atau kendaraan yang lewat.
"Apa ini benar alamatnya? apa aku kesasar ya? Tapi tidak mungkin, ini memang benar alamat yang di tulis oleh penjahat itu." Tuturnya.
Ketika ia sibuk dengan ponsel untuk memastikan keberadaannya tidak tersesat di tempat yang sepi, tanpa ia sadari seorang lelaki berjalan perlahan mendekatinya dengan membawa balok di tangan kanannya.
Langkah kakinya perlahan mulai mendekati Rena dari belakang, balok kayu itu mulai terangkat dan siap untuk di benturkan.
"Ini benar kok, aku tidak mungkin tersesat, tapi kenapa tempat-- Aaargh!."
Brukk
Tubuh Rena terjatuh ke aspal tidak sadarkan diri akibat balok kayu itu mengenai belakang tubuhnya, pria yang memakai topi dan masker itu segera menggendong tubuh Rena ala bridal style dan membawanya pergi dari sana.
•30 menit kemudian•
"Aaww.. shh..."
Selama setengah jam kemudian, Rena akhirnya tersadar dari pingsannya, namun, ia harus merasakan tubuhnya sakit akibat pukulan keras tadi.
"A-aku dimana? Kok gelap seperti ini? Dan juga terikat? Tubuhku terikat, aaaa ini kencang sekali." Ujar Rena.
Ketika ia membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah suasana gelap tanpa cahaya, tubuhnya duduk di bangku dengan kondisi terikat tali yang tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Obsession • Park Jihoon
Fanfiction[Book 2 ver. Park Jihoon] "Duniaku dan kamu beda, kamu bahagia sedangkan aku tidak!." Park jihoon. Psycho obsession adalah nama belakang seorang pria bernama lengkap park jihoon, kehidupan gelap yang dijalaninya mampu menipu banyak orang hanya dari...