Ketika pagi menyapa, murid-murid sudah sampai di sekolah begitupun Rena yang membawa banyak buku paket di tangannya karena suruhan dari guru IPS sebab hari ini ada ulangan harian yang mendadak.
"Aish, berat banget, maaf ya minggir dulu." Ucap rena di koridor sekolah.
"Sakura tuh menyebalkan banget deh, bukannya bantuin dia malahan pergi ke toilet, lagian tidak bisa apa panggilan alam nya di tunda dulu, kalo gini kan aku yang membawa semuanya, mana berat banget!."
Bruk!!
"Aakh..." Ringis Rena yang terjatuh ke lantai.
Buku-buku tebal itu berserakan dilantai setelah seseorang menabrak dirinya di koridor.
"Aish, siapa si jalan tidak pakai mata!." Sarkas Rena tanpa menoleh ke arah seseorang yang berdiri di depannya.
Sebuah tangan kekar berada di hadapan rena membuat gadis itu mendongak menatap wajah seseorang di depannya.
"Yaa! Kau lagi!!."
"Bangun saja dulu baru marah-marah."
Rena menggenggam tangan kekar itu yang membantunya untuk berdiri.
"Tidak bisakah sehari saja tidak membuatku darah tinggi, park jihoon."
"Aku tidak sengaja."
"Kau memang selalu seperti itu, alasan tidak sengaja padahal niat ingin menabrak ku."
"Kau pikir sebegitu menariknya dirimu sampai aku harus melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu, huh?."
"Apa maksudmu?."
"Seterah apa katamu, aku sedang malas berdebat."
Rena menatap kesal kepergian jihoon yang pagi ini sudah memasang wajah datarnya.
"Dih, siapa juga yang mau berdebat sama tembok raksasa seperti dia, lihat sekarang? Aku harus merapihkan buku-buku ini, dasar park jihoon menyebalkan!!."
Belum dua detik mengumpat, jihoon membalikkan badannya lantas Rena langsung berpura-pura tidak berbicara apapun.
"Yaa! Lee Rena."
"Iyah, kenapa?."
"Berhati-hatilah dengan mingyu."
"A-apa? Kau bilang apa tadi? Yaa! Park jihoon kenapa malah pergi? Jihoon!! Aish, kebiasaan deh bikin penasaran terus!."
Rena berjongkok untuk mengambil buku-buku paket tebal yang berserakan di lantai, ketika ia sedang merapihkan seseorang berjongkok di hadapannya dan membantu dirinya, sontak hal itu membuat Rena terkejut dan langsung berdiri begitupun pria di depannya.
"Ini buku mu."
"Terimakasih." Tutur rena mengambil buku itu lalu menatap pria di depannya, "Hoshi?."
"Nee?."
"Sudut bibir kamu kenapa? Kamu habis berkelahi?."
"O-oh ini, bukan apa-apa kok."
"Serius? Tapi itu sepertinya harus di obati sebelum infeksi."
"Tidak apa-apa Rena, aku bukan pria yang lemah kau tau."
"Haha Iyah Iyah aku percaya itu, tapi itu harus segera di obati."
"Aku akan mengobatinya nanti, tapi sebelum itu apa kamu ada waktu sebentar? Aku ingin berbicara sesuatu."
"Um, ada si tapi aku harus meletakkan buku-buku ini dulu di kelas."
"Kalo gitu biar aku yang membawanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Obsession • Park Jihoon
Fanfic[Book 2 ver. Park Jihoon] "Duniaku dan kamu beda, kamu bahagia sedangkan aku tidak!." Park jihoon. Psycho obsession adalah nama belakang seorang pria bernama lengkap park jihoon, kehidupan gelap yang dijalaninya mampu menipu banyak orang hanya dari...