Psycho 12.

1.7K 182 8
                                    

Keesokan paginya Rena, Airin dan sang paman seungkwan sedang menyantap sarapan pagi mereka bersama.

"Paman, apa hari ini paman akan pulang?." Tanya Rena.

"Iyah, paman harus menemani istri dan anak paman di rumah, tidak apa-apa kan? Nanti kapan-kapan paman menginap lagi di sini ya."

"Tidak apa-apa kok paman, melihat paman datang ke rumah kami saja itu sudah membuat kami senang." Ucap Rena tersenyum.

"Benar, Airin juga senang karena paman bisa menyempatkan waktu paman yang sibuk untuk mengunjungi rumah kami, lain kali ajak saja istri dan anak paman untuk menginap di sini, Ya, itung-itung biar suasana rumah ini juga ramai, benarkan kak?."

Rena mengangguk, "Benar banget, kapan-kapan ajak saja mereka menginap di sini paman."

"Baiklah, nanti coba paman bicarakan sama istri paman ya."

Airin dan Rena hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Oh ya, semalam paman sudah bertemu dengan orang yang membeli mobil papa kalian, dan paman minta tolong ke sepupu paman namanya wonwoo untuk memberikan uang itu ke rekening kamu rena, karena semalam pria muda itu mentransfer uang ke rekening paman dan kebetulan rekening paman di pegang oleh wonwoo untuk urusan bisnis."

"Oh gitu, baiklah nanti aku kirim nomor rekeningnya ke paman, tapi ngomong-ngomong apakah yang membeli mobil papa itu masih muda?."

"Yah, sepertinya kalo dilihat-lihat seumuran kamu ren."

"Seumuran aku?."

"Iyah, udah gitu dia tampan dan sangat sopan, benar-benar mantu idaman pastinya." Sindir seungkwan.

"Ekhem mantu idaman tuh kak dengerin." Ledek Airin.

"Aish, kalian berdua jangan aneh-aneh deh pikirannya." Ketus rena.

"Haha iya iya, kita berdua kan cuman bercanda, benarkan Rin?."

"Iyah kak, aku sama paman cuman bercanda doang, jangan baper."

"Iya iya seterah kalian berdua deh."

"Oh ya, ada sesuatu yang ingin paman tanyakan ke kalian berdua."

"Soal apa?." Tanya Airin.

"Memangnya uang dari mendiang papa kalian sudah habis? Bukankah kalian tidak pernah memakainya begitu boros, tapi kenapa bisa cepat habis dan harus menjual mobil peninggalan papa kalian? Apa jangan-jangan uang itu di pakai sama pacar kamu ren?."

"Uhukk.. Uhukk.." Rena tersedak makanan saat mendengar pertanyaan dari pamannya.

"Aduh kak, makanya pelan-pelan kalo makan, nih minum dulu." Ucap Airin memberikan segelas air putih.

"Terimakasih Rin." Tuturnya setelah selesai meminum.

"Aish, paman ngomong apaan si? Uang itu kan aku pakai untuk bantu pacar aku saja bukan untuk hal yang terkesan menghambur-hamburkan uang." Lanjut Rena.

"Paman, kakak itu terlalu baik sama pacarnya, jadi makanya dia tidak bisa bedakan mana lelaki yang baik dan mana yang hanya memanfaatkan uang nya saja."

"Dek." Tegur Rena yang di balas tatapan malas dari sang adik.

"Paman percaya sama aku, mingyu itu lelaki yang baik dia tidak mungkin memanfaatkan aku hanya untuk memeras uangku saja, aku yang ingin membantunya, sungguh."

"Paman tau kamu kriteria wanita yang tidak bisa melihat orang lain kesusahan, tapi itu semua ada batasannya Rena, dari dulu kamu mengenali pacar kamu ke paman saja, paman sudah bisa lihat kalo dia laki-laki yang tidak baik untuk kamu."

Psycho Obsession • Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang