BAB 7 Penjelasan

12 6 2
                                    

dilatihan siang ini aku latihan dengan powerfull dan penuh semangat, selesai latihan dan hendak ke tas kembali dan karina datang lagi dengan wajah berseri - seri membawa air minum, aku merasa tidak enak sekali menolaknya dan untung saja sean datang, dari belakang sean langsung melompat kepundakku sambil memberikan air minum yang dia bawa "nih...minum, kamu pasti hauskan..." ucapnya, karina terlihat canggung karena situasi mendadak ini "eh... sean, maaf ya tadi aku duluan yang ngasih minuman ke liam..." sean berdecih kesal lalu menghadap ke aku sambil menyodorkan botol air tadi "li... kamu pilih minuman siapa aku atau karina..?" disituasi ini aku sangat bingung sekali karena aku nggak mau mengecewakan keduanya.

aku menatap ke arah karina sambil tersenyum " kar..." senyum karina mengembang berfikir kalau aku akan memilihnya, baru saja karina hendak menyodorkan botol air minum ke aku dan disaat itu aku langsung mengatakan "sorry kar... aku milih punya sean" aku langsung mengambil botol dari tangan sean lalu meminumnya disaat itu juga, sean senyum penuh kemenangan, melihat hal tersebut karina merasa kesal melihat tatapan ejek dari sean "kenapa dia yang dipilih, jelas - jelas aku duluan yang nawarimu tadi" ucap karina sambil nunjuk ke sean dengan nada yang sedikit tinggi, sean pun turun dari punggungku "karena itu gue, emang lo siapa?" kata sean sinis.

karina sedikit terkejut dengan jawaban sean "dih?.... lo juga bukan siapa - siapanya liam!" balas karina lebih sinis, karina tersulut emosi, sean hampir saja keceplosan tetang hubungan kami "asal lo tau kita itu pa--..." "ah udah - udah ngapain sih kalian malah debat disini?" perkataan sean langsung ku potong, dan aku langsung menarik tangan sean lalu pergi meninggalkan karina sendiri, karina mengendus kesal lalu berteriak "awas aja lo sean" dengan kesal karina pergi meninggalkan lapangan, aku langsung mengambil tas dan terus menggenggam tangan sean pulang ke kos, saat ditaman didekat sekola aku berhenti "sayang.... kenapa berhenti?" tanya sean bingung "huh... tadi hampir aja keceplosan, kamu bisa sabaran dikit nggak sih ngadapin cewek kek dia" ucapku menghela nafas "oooh... jadi, kamu lebih belain dia dari pada aku?" jawab sean, akupun menghela nafas setelahnya langsung memeluk sean dan mencium pipi, sesaat sean terdiam.

dalam keadaan seperti itu tiba - tiba sean langsung mengajakku pulang ke kos, disaat itu aku hendak menggenggam tangan sean namun sean tidak menghiraukanku, diperjalanan menuju kos, aku merasa lapar dan akupun meminta kepada sean buat makan bakso dulu, tanpa menjawabnya sean dengan diam menggenggam tanganku dan mengajakku makan bakso ditepi jalan, sean langsung memesan dua bakso seperti biasa, melihat bakso yang enak aku langsung memakannya dan seanpun memanggilku "sayang..." mendengar itu akupun menoleh ke sean, perlahan tangannya mendekat ke arah bibirku lalu membersihkan sisa makanan yang ada di ujung bibirku menggunakan jempol, sean menjilati bekas bibirku tadi.

aku tersipu malu karena perlakuan manisnya "idih, tumbenan romantis" ejekku, sean tidak menghiraukan dan melanjutkan makan, baru saja selesai makan sean langsung membersihkan mulutku yang belepotan dengan tisu, disaat aku hendak menyentuh balik mukanya, sean langsung mengajak kembalu ke kos, sesampainya di kos sean langsung rebahan dikasur tanpa bergerak sedikitpun, aku dengan heran melihat dia langsung memutuskan untuk mandi karena sangat gerah saat latihan tadi, ketika mandi aku salting memikirkan tingkah laku sean tadi, yang cuek - cuek diam namun masih romantis itu membuatku salting sendiri, selesai mandi aku menuju kelemari untuk memakai baju namun disaat memilih baju yang mau dipakai.

tiba - tiba sean memelukku dari belakang sambil mengendus leherku "hmm...wangi banget sih sayang" aku kegelian merasakan nafasnya yang menerpa leher "eee, yang.... tadi, kenapa kamu cuekin aku? tapi lucunya lucunya walaupun cuek kamu masih perhatian" ucapku santai sambil mengusap kedua tangannya, sean tak menghiraukanku, tangannya malah pintah ke perut lalu meraba - raba perutku sampai dada, aku bergidik ngeri merasakan elusannya yang makin sensual "shh... se, geli" ucapku, aku berbalik "yang.... yang..." ucapku menepuk - nepuk pipinya, namun sean seperti tidak mendengarkanku.

disaat heran melihatnya tiba - tiba sean langsung mengecup bibirku, awalnya aku menolak dikarenakan inj seperti tidak wajar saja, setelah melepaskan kecupan itu tiba - tiba saja, sean langsung terhempas keatas kasur "yang... yang..." ucapku sambil menggoyang - goyangkan badannya, karena bingung aku menatap sekeliling pandanganku tertuju kearah botol yang ada diatas nakas, aku menyipitkan mata melihat dengan seksama, ternyata itu adalah botol vodka yang sudah kosong, aku mendongak ke arah sean dengan raut wajah kesal "se?!! kamu mabuk?!!" ucapku dengan nada tinggi "lo gila ya...minggu depan mo tanding, lo... malah minum gini!!" ucapku menendang keras pinggangnya sampai terjatuh kelantai, yang bikin kesalnya lagi sean malah ketawa kegirangan.

"huh...huh... sayang sini kupeluk" ucapnya mendekat kearahku, sontak aku menjauh menolak pelukannya "ngak, sana jauh - jauh, kamu bau alkohol" sean hanya terkekeh pelan melihat reaksiku, aku kaget karna sean tiba - tiba menarik kuat lenganku yang membuatku terjatuh diatas tubuhnya, aku mengerjapkan mata canggung karna situasi ini "sayang ihh...." ucapku malu. melihat sean yang mabuk dan berkeringat, aku langsung beranisiatif memandikannya karenatadi siang dia latihan, aku merangkulnya kekamar mandi.

aku kesal karena tangannya yang selalu meraba - raba punggungku dengan sensual "nakal banget sih tangannya" ucapku sambil memukul tangan sean, dengan sengaja aku mengguyurkan air ke kepalanya, aku ternyum puas melihat reaksinya yang terkejut " grrr..... dingin..." katanya dengan bibir yang melengkung ke bawah, aku berkekeh gemes melihat tingkah laku sean, reflek saja aku mendekatkan muka lalu mengecup singkat bibirnya, sean hanya cekikikan merespon ciuman dariku.

selesai mandi aku membantu sean untuk memakaikan baju, dikala sedang fokus memakaikan baju, tiba - tiba sean memelukku dari depan, karena terbawa suasana aku membalas pelakukannya dengan erat "hah... kamu itu susah ditebak yaa se?" sean tak menghiraukanku, dia malah memeluk tambah erat, aku menuntunnya kekasur lalu sama - sama merebahkan tubuh ke atas kasur, setelah itu aku langsung membenamkan mukaku kedadanya sambil mendusel - dusel kecil

EMPTY OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang