aku merasa nyaman dengan posisi ini, makin lama tangan sean masuk kedalam celana, ia perlahan meraba pinggulku dengan sensual " emhh... sean jangan nakal ah, geli" sean tak menghiraukanku, tangannya tetap nakal, malah makin menjadi " pantatmu enak, lembut... masih ori ya..." ucap sean menggoda sambil menjilati leherku, aku malah terbawa suasana aku mangarahkan tangan kedada bidangnya kemudian sedikit meremasnya, tiba - tiba sean membalikan posisi jadi mengukungku, aku terdiam menatapnya dari bawah "kamu cantik kalo dari atas" ucapnya blush pipiku merah, aku langsung mengalihkan muka kesamping "ngaur ah kamu" sean hanya tertawa kecil membalasnya.
aku merasakan mukanya mendekat lalu mencium bibirku lembut, aku tak menolak karena aku juga menginginkan bibir sean, dia mulai melumat bibirku secara lembut, aku refleks mengalungkan tangan kelehernya, sean semakin melumat bibirku, sesekali ia menggigit kuat sambil itu sean juga perlahan mulai membuka bajuku, tangannya nakal mencubit putingku lalu menariknya "akhh... yank" tangannya makin menjadi - jadi memainkan dadaku, aku juga tidak mau kalah, tanganku turun kearah celananya lalu meraba gundukannya yang sedikit menggembung "astaga dia udah keras" batinku, sengaja aku meremasnya membuat sean tersontak kaget "sayang..... ah ah aah...." desah sean, melihat sean yang sudah sange pun turut memainkan permainan, mungkin karena sean tudak tahan lagi, sean membantingku kekasur dan menjilat serta meraba area sensitifku "ay... boleh aku masukin?" bisik sean ketelingaku, aku seketika tersadar lalu mendorong dada sean "shit, se... kita ngapain?"
sean menatapku datar dengan berkata "ssut, kita udah sejauh ini ngga mungkinkan udahan?" blom sempat aku menjawab, sean langsung meraut bibirku dan melumatnya, tergesa - gesa dengan bodohnya aku malah terbuai dan membalas lumatannya, entah sejak kapan sean sudah haked saat tautan bibir kita sudah terlepas, aku terbelalak kaget melihat ukuran penisnya "se... gila gede banget" tangan sean mulai menurunkan celana dan cd ku, refleks aku merapatkan paha karena malu, sontak sean langsung menahannya lalu melebarkannya kembali pahaku sehingga holeku terpampang jelas "ay... jangan ditatap gitu malu..." tangannya mulai meraba - rabaku dengan lembut " nggak usah malu, kamu cantik" ucap sean.
sean kembali menjilati leherku dengan cukup lama sampai - sampai akupun mulai menikmatinya, melihat aku yg sudah nyaman seanpun mengecup bibirku dengan cepat dan melumatnya dengan sedikit kasar sampai dimana akupun mulai merasakan perih dibibirku, sontak aku mendorong sean "ay... perih.... kok!! berdarah" ucapku kaget menyentuh darah dibibirku, sean seperti tidak mendengarkan aku dia langsung mengisap darah bibirku dan setelahnya berkata " ay... aku masukin yah..." ucapnya berbisik ditelingaku, akupun langsung memeluknya sambil berkata " pelan - pelan aja yaa ayy..." ucapku dengan sedikit ragu.
"aku mulai yah..." ucap sean mulai bersiap, disaat ujungnya menempel dipintu itu membuat aku langsung mendesah, namun momen itu tak berselang lama dan itupun masuk kedalam ditengah perjalanan menujuk sampai mentok itu membuat aku kesakitan namun nikmat, setelah dimaju mundurin sakit itupun berangsur hilang menjadi kenikmatan yg pertama kali aku rasakan selama ini, dengan durasi yg cukup lama dan sesekali sean melumati bibirku sambil bertanya "enak ay...?" tanya sean yg terus memainkan perannya " ahh... ahh... jangan dilepasin ay..." ucapku dengan memeluk erat sean yg sedang memainkan perannya.
dengan durasi yg cukup lama seanpun mulai mempercepat permainannya dan sesaat sean menanyakan kepada aku "ayy... mo dikeluarin dimana diluar apa didalam" tanya sean yg udah dipenghujung klimaksnya, " ahh... ahh... terser... rah... kamu ajaa..." jawabku dengan terbata kenikmatan, sean semakin cepat dan semakin cepat memainkan dan akhirnya keluar juga, sean mengeluarkannya didalam dan dia juga berhenti didalam sambil mengeluarkan semuanya, sesaat dengan posisi yang kepuasan seanpun mulai jatuh diatasku dengan nafas yg engos - engosan, melihat dia yang sudah basah dengan keringan akupun dengan brutal mulai menggigit bibirnya dengan landasan balas dendam dan sekaligus nafsu.
akhirnya dendamku terbalas bibir seanpun juga berdarah dan itu membuat sean mendesah kesakitan, melihat darah bibirnya aku langsung mejilatinya dengan nikmat, setelah beberapa saat kemudian sean melepaskanya dengan cepat dan hal itu juga membuat yg dikeluarkan didalam tadi juga ikutan keluar, aku agak ngerasa aneh karena yg ikut dengan punya sean tadi itu agak hangat kepanasan, " ayy..... kok panas sekali seperti kebakar " ucapku dengan menangis, " kalau diginiin gimana masih panas..." ucap sean sambil meletakan kembali didepan pintunya, " hmm... agak mendingan" ucapku, dan setelahnya aku memeluk sean dengan mengatakan "ayy.... aku nggak mau lagi... nggak mau.... nggak mau, sakit banget ay hm...hm..." ucapku dengan nangis tersedu - sedu.
" iya - iya aku nggak bakal kasar lagi, yuk tidur ntar sakitnya ngilang pas tidur" ucap sean dengan perlahan melepaskan batangnya dan setelahnya dia menyelimutiku, melihat dia yang akan berdiri aku bertanya lagi dia mo kemana, " kamu mo minum nggak biar aku ambilin sekalian" jawab sean, akupun melepaskan genggamanku dan kembalinya sean dengan membawakan air putih akupun langsung minum dengan cepat dan setelahnya langsung memeluk sean dan mengajaknya buat tidur, aku nggak membiarkan dia menjawab aku terus memeluk dia dan memaksa buat tidur, " hmm... kamu mah, yok tidur... ayang aku keknya capek banget" ucap sean menggodaku.
" ay... ay..." ucapku dengan nada kecil " apaaa..! tidur nggih" jawab sean " kok punyamu masih keras, aku nggak bisa memeluk kamu dekat loh" ucapku membrontak kecil ke sean " kek nya dia masih mau deh ay... apa kamu masih kuat, ayok kita lakukan sekali lagi" jawab sean dengan menggodaku, " hahh... oh ini yang nakal, brani - braninya minta tambah, mo aku patahkan hah!" ucapku meremas batangnya, " ah, sakit.... jangan ay.. jangan ay... iya aku minta maaf" ucap sean meminta maaf kepadaku, setelah beberapa saat batangnya pun mulai lemas dan sean pun mulai ngantuk, melihat kondisi seperti ini aku memancing - mancing sean lagi.
aku memegang batangnya dan mengusapnya, aku usap maju mundur - maju mundur dan lama - kelamaan akupun mempercepatnya bahkan seanpun mulai sangean dan mencapai kelimaksnya, tak berselang lama kemudian diapun menumpahkannya, akupun mulai pura - pura marah kedia " ay... gimana sih jadi sekarang siapa yg bersihin ini, kamu ini asal numpah - numpahin aja" ucapku dengan tawa kecil, mendengan itu sean langsung menjelentangkanku dengan dingin berkata " kamu mancing - mancing aku, masih mau dengan punya aku, hm! kayaknya lubang ini masih belum puas dimasukin ya..." ucap sean dengan begitu dingin dan kejam " haaa... ay! jangan lagi sakiiit!!! iya... iya... aku minta maaf nggak bakal ngulangi itu lagi" ucapku memalingkan mukaku, namun dengan kasar sean menggenggam kedua tanganki dan meletakannya diatas kepalaku " hem... bukannya tadi kamu yg mancing - mancing kok malah takut, makanya jangan asal - asal megang kan tau sendiri akibatnya..." ucap sean sambil menjilati mukaku " iya.. iya.. aku nggak bakal lakukannya lagi" ucapku terus memohon.
"karena batang ini sudah menjadi milikmu jadi tanya dulu kedia apakah dia mau berhenti apa nggak" ucap sean dengan nada nafsu berbisik ditelingaku "tapi kalau dia mau sekali lagi gimana! apakah kamu mau mengikuti kemauannya?" ucap sean yg terus mengancamku, aku terus memohon kepada sean agar dia tidak memasukinya lagi dan berharap diaberhenti, akhirnya melihat aku yg terus memohon seanpun mulai luluh dan diapun mulai melepaskan batangnya yang sudah didepan pintu, setelah dia pindah kesampingku dan aku langsung memeluknya dengan erat.
"ayy jangan marah lagi yaa.. plisssss" ucapku dengan melumat bibirnya " nggak marah tapi hanya mengabulkan kemauan kamu... hehehe" ucap sean tertawa kecil, setelah perdebatan selesai sean memeluk erat balik dan kamipun tertidur pulas malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY OF HEART
أدب المراهقينDua orang yang mempunyai perasaan yang sama tapi terlalu naif untuk mengungkapkan nya. "Sebenarnya aku udah dari lama suka sama kamu." ucap Liam Sean terkekeh pelan mendengar pengakuan dari Liam tersebut "Aku juga udah dari lama memperhatikan kamu...