bab 10 kejuaraan

10 0 0
                                    

"muah..." ciuman sean mendarat di dahiku, " ayy.... bangun, kamu inget nggak hati ini hari apa?" ucap sean, aku menggeliat dan masuk lagi kedalam selimut sembari merangkak diatas perut sean, "ayy... geli, kamu ini mau dimasukin lagi yak!!" ucap sean menggodaku, " coba aja, hihihihi..." ucapku sambil menggigit perut sean "ahh... sakit ayy, iya deh iya... nggak dimasukin kok" ucap sean, aku memeluk dan bermanja - manja ke sean, aku mendusel - dusel, meletakan tangan sean ke pipi dan merasakannya.

"kayaknya pagi ini kamu seneng banget, ada apanih..." tanya sean penasaran " udah bangun blom sih, coba liat" ucapku menampar mukanya sambil melihatkan kelender, akhirnya sean langsung ketar ketir buat siap - siap, " haaa... ay, kenapa nggak bangunin aku dari awal, udah telatkan ini...." ucap sean merengek, " oh... jadi kamu nyalahin aku, iya!!" ucapku sambil memegang kelender dan meremasnya " nih....dasar kamu, mo aku banting keluar kos, cepet siap udah mo telat nih!" ucapku.

sean kesana kemari mencari perlengkapannya dan selalu bolak - balik dan sampai akhirnya tanpa sengaja sean jatuh karna pakaian yg berserakan dan tubuhnya langsung menimpaku, kamipun dengan posisi beciuman. sesaat waktu bak berhenti, aku menatap sean yg merem dengan posisi ini, refleks aku langsung serius mengecup sean dan sean pun malah mencekram badanku dengan erat, "ah... modus banget sih kamu pakek acara jatuh segala lagi" ucapku setelah menepis badannya, sean malah menguatkan cekraman badannya "kalo iya kenapa kan kamu itu milikku" ucap sean sambil meraba tubuhku.

aku langsung menepis sekuat tenaga dan bilang kalo kita udah mulai telat, sean langsung tersenyum mesum melihatku yang lagi salah tingkah, sean mengganti pakaiannya dan langsung menyusulku kedepan kost. pas aku udah mulai jalan seanpun menutup pintu dan berlari sambil menggendongku, aku bingung kenapa dia melakukan hal ini karna nggak ada angin dan nggak ada hujan tiba - tiba langsung aja ngegendong aku "tumbenan, emang lagi ada perihal apa kok tiba - tiba ngegendong aku?" mendengar hal itu sean tiba - tiba langsung nyosor menggigit kuat bibirku
sampai berdarah "ah... anj**g kok teganya kamu, prih tauk" sean dengan santainya ngomong "itu tanda kalo nanti kamunya nggak boleh nakal, coba aja ntar nakal aku bikin kamu ngk bisa jalan lagi" ucap sean mengancamku.

"galak bener pak..., mana mungkin lah ada yg mo deketin aku kan ada pawangnya wkwkw.." ucapku mencubit pipinya, disaat sean mo nyosor lagi aku langsung bersikeras dan lari dari dia sambil bilang "pak... jangan lagi sakit banget sumpah..." aku lari kenceng darinya, melihat aku yang bertingkah kayak gitu, seanpun mengejarku juga dan begitu lah kami sampai ke sekolah sambil kejar - kejaran. "dasar kamu berani - beraninya ninggalin aku" ucap sean sambil mengusap rambutku, "ay... ini siapa kok dari tadi dia terus menatapku seperti itu?" bisikku, mendengar itu sean dan anak smp itu saling bertatapan dengan waktu yg cukup lama, "zio??..." ucap sean "bang sean??.." tanyanya.

"zio, ngapain ke sini dah lama banget lo kita ngk ketemu, kamu bagaimana kabarnya?" tanya sean "ngapain lagi bang, ya dukung sekolahku yang akan bertanding, baik kalo abang gimana kabarnya" tanyanya ke sean, karena agak merasa jelous aku pamit kemereka buat duluan "eh... kalian ngobrol dulu aku duluan yaa, dada..." ucapku meninggalkan mereka, baru aja meninggalkan mereka sean langsung menarik tanganku sambil memperkenalkanku ke temannya "oh yaa... perkenalkan ini liam pa.." aku langsung menyela sambil bilang " aku bestienya sean salam kenal" ucapku salaman dengan zio, sean langsung menatap dinginku sambil bilang "iya... bestie yg udah deket sekali sampai - sampai udah kayak keluarga sendiri" ucap sean merangkul keras badanku, zio juga mengacukan tangan "aku zio, teman masa SMPnya sean" ucap zio dengan tersenyum.

aku menatap sinis ke sean karena dia blom pernah ngomong soal ini kepadaku, melihat aku dengan tatapan seperti itu sean langsung mengajakku pergi dan meninggalkan zio, diperjalanan aku langsung menepis tangan sean dan menanyakan perihal zio ini siapa sebenarnya, akhirnya dengan menarik nafas lalu sean mengajak aku ke atap sekolah buat cerita. sesampainya diatap dan sean langsung duduk sambil cerita "sebenarnya aku pernah menyukai zio dulu pas SMP, namun cintaku tersebut harus ku kubur dalam karena pas aku mau mengungkapkan cintaku kepada zio, dalam waktu bersamaan zio juga menembak seorang cewek dan semenjak itu aku ngk pernah lagi menaruh harapan ke orang yang aku suka dan sampai pada akhirnya aku tertarik sama kamu, awalnya aku nggak pengen melanjutkan cintaku ke kamu tapi aku ke ingat masa lalu, namun hal yang tidak aku duga, kamu duluan yang menyatakan suka dan karna itu aku langsung menjawab iya, ay... aku nggak pengen kehilangan kamu" ucap sean memohon kepadaku.

EMPTY OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang