BAB 2 dekat

31 12 1
                                    

semenjak hari itu membuat aku semakin semangat sekali untuk sekolah karena ada orang yang aku cintai disana, walau aku nggak satu jurusan dengannya, aku jurusan IPA dan dia bahasa indonesia, sebelumnya aku nggak nyangka kalau di SMA ini ada jurusan bahasa indonesia, biasanya yang aku tau di SMA hanya ada dua jurusan yaitu IPA dan IPS, namun apapun yang terjadi aku nggak peduli yang aku mau hanyalah dekat terus dengan sean.
setelah beberapa hari semenjak saat itu aku mulai dekat dengan sean walau bertemu kadang hanya waktu jam istirahat, siang ini pas aku lagi makan siang bersama dengan sean tiba - tiba ketua OSIS mengumumkan kepada seluruh siswa yang berminat mengikuti ekstra kurikuler sekolah ini diantaranya adalah basket, voly, sepak bola dan lainnya, mendengar hal itu aku berkata dengan senang sepertinya kali ini aku akan masuk voly karena aku suka sekali mainnya dan harap - harap bisa jadi tim sekolah kataku dengan semangat.
melihat sean tanpa ekspresi aku bertanya kepadanya cabang apa yang ingin dia masukin tanyaku dengan sedikit kepo, sean langsung menjawab kalau itu rahasia dan aku akan tau sendiri nanti kata sean membuat aku bingung, mendengar itu berkata" liat aja nanti apa - apa aku juga rahasiakan dari kamu." kataku dengan agak sedikit mengancam sean sambil tersenyum - senyum sendiri, namun mendengar itu dia hanya tersenyum dan langsung melanjutkan makannya sampai habis dan terus meninggalkan aku tanpa berkata tapi masih tersenyum kepadaku.
melihatnya dengan kesal aku berlari dari belakang dan pangsung melompat kepunggungnya dan menyuruh dia menggendong aku dan mengantar aku kekelasku, awalnya dia kesal tapi aku mengancam dia dengan cara menjewer telinganya, karena hal ini kami berdua diliatin sepanjang jalan dan melihat lirikan itu akupun bahagia sekali karena aku digendong oleh orang yang sangat aku sukai, disaat itu sean bertanya " apakah kamu tidak malu diliatin semua orang seperti ini " tanya sean tersenyum.
aku menjawab" kenapa harus malu kan kita sahabat jadi apapun yang aku lakukan ke kamu aku nggak bakalan segan apalagi malu " kataku dengan tertawa, akhirnya dengan susah payah seanpun mengantar aku kekelas dengan digendong, kadang aku kasian liat dia karena aku dan dia sepertinya sama berat dan sama tinggi  selanjutnya, aku masih nakal dan menyuruh sean menggendong aku sampai kebangku duduku, ketika sedang digendong sean bertanya berat aku brapa emangnya sih tanya sean dengan kewalahan.
karena belum sampai akupun meminta turun dari punggungnya, melihat aku seperti itu, sean bertanya kenapa aku mau turun tanya sean dengan begitu bingung, aku langsung memeluk sean secara tiba - tiba tanpa berkata sepatah katapun, aku berkata " makasi yaa karena kamu udah mau jadi temanku, apakah kita bisa jadi sahabat..." kataku memeluk erat, sean membalas pelukan itu dan menjawab " kamu lebih dari sekedar sahabat, kamu udah aku anggap seperti saudara aku sendiri..." kata sean dengan memeluk erat aku dan sedikit mengeluarkan isak tangisan.
setelah mendengar bunyi tangisan itu aku langsung memegang kedua lesung pipinya dan bertanya " sebenarnya apa yang terjadi sih, apa yang membuat kamu bisa seperti ini..." tanyaku memegang kedua pipinya, dengan cepat sean langsung menggenggam tanganku dan menarikku menuju keatap sekolah, awalnya aku heran kenapa dia mengajak aku keatap dengan wajah yang nggak karuan seperti ini, sesampainya dia atap aku langsung melepas genggaman sean, saat itu aku bertanya dengan serius " kamu ini kenapa sih mengajak aku seperti ini tanpa menjelaskan apapun." tanyaku.
sesaat dengan cepat sean memeluk aku dengan begitu erat dan mulai menangis kembali, aku mulai tenang dan bertanya lagi kepadanya kali ini dengan nada lembut, aku bertanya apakah dia punya masalah atau gimana, dengan terus menangis dia mengatakan kalau mamanya dikampung sudah pergi katanya dengan terus menangis, melihat itu aku langsung melap air matanya dangan menggunakan sapu tangan dan menenangkannya, aku berkata" yang sabar ya an pasti tuhan merencanakan hal baik dibalik kepergian mamamu..." kataku menenangkannya.
sean berkata " tapi aku belum iklas mama pergi kemarin mama baru saja pulang dari rumah sakit dan udah mulai sehat, dan juga sebelumnya aku blom mau sekolah karena pengen merawat mama tapi mama yang bersikeras menturuh aku buat sekolah..." isak tangis yang menyesali itu semua, akupun melap air matanya dan menatapnya dengan menasehatinya agar harapan dari mamanya nggak terbuang sia - sia, aku berkata " an.... sebagai penebus penyesalan kamu, kamu harus rajin belajar dan hadiahkan itu buat almarhum mamamu yang sudah pergi, kamu harus kuat an... kamu pasti bisa" kataku memberi semangat.
sesaat sean meminta sesuatu kepadaku, mendengar hal tersebut aku bertanya emang apa yg dia minta selama aku masih mampu maka akan aku lakukan kataku kepada sean, sean meminta buat memeluk aku sesaat sampai rasa sedihnya hilang, mendengar hal itu aku langsung merangkulnya dan berkata selama itu masih membuat dia senang maka lakukan saja kataku dengan tersenyum, didalam hati aku merasa sangat bahagia sekali karena dapat dekat dan berpelukan bersama seseorang yang aku cintai, aku mengatakan kepada dia kalau dia mau nangis, nangis dulu sepuasnya sampai hatinya tenang.
saat itu sean menangis sepuasnya dengan waktu yang cukup lama sampai - sampai kami menghabiskan satu jam pelajaran, beberapa waktu berlalu akhirnya sean tertidur dengan hati yang begitu rapuh, aku terus membelai rambutnya yang lembut dan berkata sendiri" aku begitu tenang dan bahagia bersama kamu an, seandainya aku cewek atau kamu cewek aku akan langsung menyatakan perasaan ini, aku  sangat menyukai kamu an." kataku, sesaat sesudah berkata itu sean terbangun dan akupun kaget sekali dan merasa gugup banget.
sean bertanya apakah kita berdua nggak masuk kelas sekarang tanya sean dengan masih sedih, mendengar hal itu aku mengatakan percuma masuk sekarang karena jam sudah hampir pulang kataku, selanjutnya aku menyuruh dia agar tetap tenang dan melanjutkan tidurnya, " makasih ya li.. kamu mau mendengarkan semua curahan hatiku dan seluruh ceritaku" kata sean berterimakasih kepadaku, dan seanpun melanjutkan tidurnya, karena yang tadi aku masih gugup karena hampir ketahuan akan sean apa yang aku katakan tadi.
dikalanya hatiku langsung teringat akan mama seandainya mama juga pergi dan aku nggak ada teman atau sahabat buat cerita seperti sekarang ini pasti aku bisa gila, sean bertanya " kenapa kamu menangis.." tanya sean dengan bingung, mendengar itu aku mengelak mana ada aku menangis kataku dengan membantah itu semua, sean mengatakan gimana aku tidak menangis air mataku saja sudah membasahi wajahnya, melihat itu aku langsung mengelap air mataku dipipinya dan mulai tersenyum kembali.
sean menatapku bertanya dengan bingung apakah aku ada masalah, jikalau ada cerita aja sama dia kan dia juga sahabatku dan sudah bagaikan saudara kata sean dengan memintaku berkata, akhirnya akupun berkata melihat dia seperti ini aku juga ikut sedih membanyangkan jika suatu saat mamaku juga pergi, apakah aku akan memiliki teman seperti dia buat mencurahkan semuanya kataku dengan sedih.
siang itu kami menghabiskan waktu kami buat mencurahkan isi hati kami satu sama lain, dan hal itu juga mbuat kami berdua menjadi semakin dekat dan hubungan pertemanan kamu juga semakin akrap.

EMPTY OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang