8

3K 379 11
                                    

Bab ini akan dihapus dalam 24 jam mendatang...

***

"Umi, apa yang sebenarnya terjadi?"

Tanpa berbelit-belit, Jafin to the point. Letih menebak karena terlalu banyak prasangka buruk menghampiri pikirannya.

"Apa alasan kuatnya? Apa Jira mengidap sakit keras? Atau punya masa lalu yang menyakitkan? Atau
... Saya punya kesalahan? Apa, Umi? Apapun itu, insyaAllah saya bisa menerima."

Laila mendengarkan dengan tenang. Di benak wanita berhijab lebar itu sudah tersusun kalimat yang ingin diutarakan, tapi tetap memberi Jafin kesempatan.

"Jika kamu punya bunga, berkembang, layu lalu gugur, apa kamu akan tetap merawatnya?"

"Apa maksud, Umi?" Jafin mulai bisa menebak-nebak. Analogi Laila mulai tertangkap jalan pikirannya. Tapi, jauh di dalam hatinya ingkar.

"Tidak semua orang mau merawat bunga yang layu dan gugur, lebih banyak di antaranya yang menganggap sebagai sampah, lalu membuang."

Nafas Jafin tak tenang. Tidak mungkin ke arah sana. Mana mungkin Jira... ah mustahil baginya.

"Jira mengalami musibah. Artinya kami pun merasakan hal yang sama."
......
......

***

Haloo... Nungguin ya? Hehehe

Kisah ini sudah sampai bab 22 di Karyakarsa, link bisa dilihat di profil wattpad aq

Di web Karyakarsa kalian bisa baca tanpa harus download aplikasi, udah gitu ga pake beli koin, bisa bayar pake sisa jajan di dompet digital ky ovo, shopay, gopay, nyaman di kantong banget

Tenkiu udah mau baca cerita2q ya... 🥰🥰🥰

HAJIRA (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang