🌸ErRa-04🌸

5.3K 758 108
                                    

200 vote dan 75 komen.

Kayra-Erkan

Kayra full senyum pagi ini, dia sudah diberitahu kalau akan pindah ke cafe baru yang tak lain adalah milik Erkan.

Sepertinya Kayra bisa pendekatan bersama Erkan kalau berada dalam satu tempat kerja yang sama.

"Selamat pagi Kak Erkan." Erkan mendelik tipis saat Kayra menyapanya, dia mengibas pelan.

Pembukaan Cafe baru sudah selesai beberapa waktu yang lalu, bahkan sebenarnya pengunjung Cafe sangat ramai.

Baru ini Kayra melihat Cafe seramai ini.

"Gausah sok akrab, kerja aja yang bener." ketus Erkan seraya berjalan mendekati seorang wanita berjas hitam dan memiliki dada besar.

Erkan memeluk lengan wanita itu dan bermesraan didepan Kayra, melihat itu Kayra hanya mampu tersenyum kecut.

"Sabar ya Kay, suka sama orang kaya emang gitu."  Kayra menoleh kebelakang, itu tadi suara rekan baristanya di Cafe lama.

Relian tersenyum tipis, dia menepuk puncak kepala Kayra pelan, tau sekali bagaimana rasanya jatuh cinta pada orang kaya, mereka terkadang suka semena-mena.

Tapi bila nasibnya baik, maka bisa saja berjodoh dengan orang kaya ini.

"Ayo lanjut kerja, pulang nanti gue traktir di Bakery sebrang."

"Ck, Bakery mulu."

"Jadi lo mau apa? Jangan ngelunjak ya mentang-mentang di traktir."

Kayra mendecih, dia mencubit pelan pipi Relian gemas.

"Iya dah, Bakery juga gapapa, seneng gue lo traktir. Thanks ya."

Relian mengangguk kalem, dia kembali ke bagian kasir dengan cepat, berusaha menutupi rona merah dipipinya dengan raut muka datar andalannya.

Jantungnya berdegup cepat di dalam sana.

"Huh, tenang Lian..tenang.."

Kayra kembali fokus pada Erkan yang terlihat tertawa bersama wanita tadi, andai tawa dan senyum Erkan untuk Kayra, pasti dia akan sangat bahagia.

Tapi itu kayanya hanya akan jadi angan-angan, gak akan pernah terjadi deh.

Hari ini Kayra gak masuk sekolah, karena pembukaan Cafe pagi hari jadi dia juga datang pagi, besok baru bisa datang siang.

Tadi Kevin udah nge chat dia sih, katanya bakal jemput Kayra saat pulang dari Cafe, mau dibawa ke Galeri Lukisan yang baru buka.

Kayra menunduk, semalam ibunya mengamuk padanya dan berakhir menghajarnya di rumah.

Jujur dia capek, tapi hidupnya masih sangat panjang, jadi Kayra gabisa nyerah untuk sekarang.

Dia harus kuat.

Sementara dilain sisi, Erkan melirik kearah Kayra yang ternyata menatap kearahnya.

Bertubrukan dengan manik biru gadis itu membuat Erkan gugup, dia menggigit bibir bawahnya lalu berpaling.

Gaboleh suka sama cewek miskin, dia juga pasti bakalan morotin gue terus. Batin Erkan.

Erkan menagan kegugupannya karena mata biru Kayra masih menatapnya sama, entah kenapa setiap kali mata itu melihat kearahnya, Erkan bisa merasakan hal itu.

Tubuhnya jadi gelisah.

"Kenapa?"

Erkan mendongak kearah pacar barunya lagi, kemudian menggeleng pelan.

"Gak papa kok, kamu udah pesan?"

"Udah sih, barista kamu yang itu ramah yah, cantik banget lagi. Aku jadi pengen jodohin dia sama adik aku."

Dahi Erkan mengernyit pelan.

"Barista aku yang mata biru itu?"

"Heem, dia kayanya cocok."

"Tapi kan, adik kamu dominan."

"Ya memang kenapa? Pasti cewek itu juga dom, jadi cocok aja, biar adik aku tunduk sama dia."

Erkan tak berkata apapun selain menahan kejengkelan, apa-apaan, enak saja mau menjodohkan barista itu pada adiknya.

Tidak boleh. Barista itu kan pekerja Erkan, berarti Erkan bebas dong ngelarang.

"Gausah deh, cari yang lain aja."

"Kenapa sih? Dia cocok, adik aku suka cewek mata biru rambut pirang pucat, dan barista kamu cocok banget."

Erkan tak mengatakan apapun, dia hanya mendecih lirih.

Kan masih banyak cewek lain, kenapa harus barista nya yang diincar.

"Dia miskin tau, ntar adik kamu diporotin."

"Ya gak masalah, orang tua aku juga gak pernah permasalahin soal harta, mereka itu senang kalau anak mereka senang."

Erkan menunduk dalam, mengepalkan kedua tangannya kemudian menghela napas panjang.

"T-tapi...dia udah gak perawan loh sayang." ujar Erkan serius.

Kekasihnya tadi diam, kemudian memicing kearah Erkan.

"Gausah sok tau deh kamu, keperawanan dia juga bukan urusan kamu, aku yakin dia masih perawan, kamu ngapain sih bilang kaya gitu. Kalau cewek itu denger dia pasti sakit hati dikatai gak perawan."

Erkan menggeleng pelan, menunduk dalam.

Dia jadi merasa bersalah pada Kayra.

🌸Bersambung🌸

Naughty Erkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang