PROLOG

112 13 3
                                    

•Sebelumnya mohon maaf sekali apabila banyak kesamaan dalam nama tokoh, alur cerita, dan nama tempat karena cerita ini hanyalah fiktif belaka yang asli dari pemikiran author sendiri.

🍃🍃🍃


Hari ini adalah pengumuman lomba puisi tahunan yang di adakan di Sma Capricorn, para siswa yang telah berkumpul sangat ramai dan juga berantusias membicarakan siapakah sang pemenang lomba puisi tahun ini.

"Eh Alleta kayaknya menurut gue lo bakalan menang deh, secara puisi lo yang lo kirim buat lomba itu bagus banget sumpah," ucap Geby kepada Alleta.

"Iya sih menurut gue juga emang bagus, dan gue yakin gue bakalan menang!" Jawab Alleta sangat yakin.

Sementara itu Bianca menengok. "Tapi kalau menurut gue ya Al, puisi lo lebih bagus yang di kirim tahun lalu di banding sekarang, ya sorry banget nih tapi ini sih menurut gue gitu ya." Bianca berpendapat beda dari yang lainnya.

Alleta berdecak kesal kemudian berbicara kepada Bianca. "Ah apaan sih Bian, lagian ya gue yakin gue bakalan menang! Lo jadi sahabat gak ada support nya banget sih."

Bianca yang sangat yakin bahwa Alleta tidak akan menang dalam lomba ini berbicara dan mengajaknya taruhan. "Oke mending gini deh, kita taruhan! Kalau emang lo menang gue beliin apa aja yang lo minta, tapi kalau lo kalah berarti tandanya gue yang menang taruhan dan lo harus nurutin dan beliin semua yang gue minta?!" Ajak Bianca.

"Oke siapa takut, kita lihat nanti ya Bi!" Jawab Alleta percaya diri.

Tiga puluh menit kemudian seseorang telah berdiri di atas panggung dengan membawa selembar kertas putih yang mungkin isinya nama pemenang lomba puisi tahun ini.

Seluruh siswa juga sudah tidak sabar mengetahui siapa pemenangnya, Alleta yang berdiri sambil melihat ke arah panggung pun tersenyum berantusias, karena sepertinya ia yakin akan menang dalam lomba puisi tahun ini.

Kepala sekolah Sma Capricorn berdiri diatas panggung dan mulai berbicara, mungkin satu menit sudah berlalu untuk pembukaan dalam ucapanya, kemudian inilah saatnya ia mengumumkan sang pemenang. "Dengan ini kami menyatakan pemenang lomba puisi tahun dua ribu dua puluh dua di Sma Capricorn, adalah ... Elvano Xaquille Altezza," riuh tepuk tangan sangat nyaring terasa, Alleta yang menerima kekalahan pun sangat sedih dan tak percaya dengan semuanya.

Orang juga sangat banyak sekali yang berbicara dan menanya-nanyakan mengapa Alleta tidak memenangkan lomba puisi tersebut.

"Eh si Alleta tumben banget ya gak menang lomba puisi."

"Bisa-bisanya si Elvano ngalahin Alleta."

"Lagian si Alleta puisi nya jelek sih, bagusan punya Elvano."

Setelah mendengar perkataan dari orang-orang Alleta meninggalkan tempat itu untuk pergi kedalam kelas, ia kecewa atas apa yang ia terima. Setelah keempat sahabatnya sadar pun mereka langsung mengejar Alleta.

"Al, Alleta!!" teriak ketiga sahabatnya yaitu Geby, Bianca dan Shena.

Mereka telah berempat kembali di dalam kelas yang sepi, dengan Alleta yang dari tadi tidak berhenti mengoceh.

"Sumpah ya, itu orang gila apa ya kok bisa dia menang puisi tahun ini. Padahal di sekolah ini kan cuma gue yang puisi nya bagus. Lagian itu anak songong banget, udah nilai ulangan nya lebih gede dari pada gue terus sekarang menang lomba puisi tahunan lagi, apa gak sekalian itu peringkat satu gue di kelas ini dia rebut aja!" Alleta yang entah kenapa mempunyai sifat seperti ini membuatnya dari tadi tidak berhenti berbicara.

"Al jangan kayak gitu deh lo, lagian ya menurut artikel yang gue baca mungkin itu belum jadi rezeki lo aja, gue yakin kok lo masih bisa ngalahin anak baru itu, bahkan lebih," Shena berbicara, berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Alleta hanya melirik Shena dan terdiam dalam perasaannya yang bercampur aduk.

Geby duduk dikursi dan langsung berbicara menghadap ke arah teman-temannya. "Tapi ya, gue pikir-pikir emang benar semenjak ada itu cowok, si Alleta jadi kayak terkalahkan banget gak sih?"

"Geby! Gue kan udah bilang menurut artikel yang gue baca mungkin itu semua belum rezeki nya Alleta aja, gimana sih," Shena berdecak kesal.

"Iya deh artikel lo yang paling bener Shen," Geby berusaha meng-iyakan.

Alleta hanya diam, pikirannya sangat tidak karuan saat ini, beberapa kali iya berjalan kesini kemari atau layaknya seperti setrikaan yang sedang menyetrika baju. Hening seketika sampai pada akhirnya Alleta meninggalkan tempat tersebut.

Bianca dari tadi juga terdiam seakan-akan tidak terjadi apa-apa pada sahabatnya itu, ia hanya fokus melaksanakan kegiatannya yang memakai sedikit make up dengan duduk terdiam dan kemudian berteriak. "ALLETA LO KALAH TARUHAN, WOYY!!!" teriaknya setelah menyadari bahwa Alleta pergi meninggalkan tempat itu.

🍃🍃🍃

Terimakasih telah membaca cerita ini.
Semoga kalian suka dan mohon di maklumi bila terjadi typo dan kesalahan yang berlebih.

Vote dan comment nya jangan lupa, share ceritanya juga ya!!

Spam next?

Follow instagram aku:
@dzikryaffandy_

ALLETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang