1

615 29 0
                                    

Hari itu salju turun sangat lebat, tidak ada satupun orang bahkan kendaraan berlalu lalang di jalanan. Tapi satu orang terbaring di lapisan salju tak berdaya, matanya menatap lurus ke atas melihat butiran es yang terus turun, tubuh nya menggigil karena kedinginan, tapi dia bahkan tidak memiliki kuasa untuk memeluk dirinya sendiri.

Bau amis darah yang datang dari tubuhnya masih tercium sangat kuat bahkan disaat salju berusaha menutupi nya.

Jejak ban mobil yang berputar di sisinya juga hampir menghilang dan dia tersenyum miring menyaksikannya.

________

Disisi lain sebuah rumah terang benderang dan ada tungku yang menyala untuk menghangatkan semua orang di dalam rumah.

Meja makan penuh dengan makanan lezat ala Italia, serta tawa tanpa beban menggema di ruang makan, keluarga bahagia dan harmonis tercetak jelas di balik jendela kaca rumah mereka.

_______

Eve merasa sulit untuk bernafas dan dia sudah tidak bisa lagi merasakan tubuh nya, dia sudah mati rasa.

Memikirkan perbuatan nya selama dua tahun ini dia sungguh merasa menyesal, dia melakukan segala cara untuk menghancurkan Chelsea, tapi itu malah menjadikan wanita itu lebih di sukai semua orang bahkan oleh suami nya sendiri, antagonis pria yang juga berambisi untuk naik ke tahta tertinggi.

Dan karena kebodohannya, protagonis pria yaitu suami dari Chelsea yang merupakan putra bungsu dari keluarga Miller berhasil menguasai semua aset keluarga, sedangkan suami nya sang antagonis pria memilih pergi keluar negeri karena kekalahannya.

Dan disini lah dia di bunuh oleh putra tertua Miller yang menyimpan dendam padanya, semua orang tahu Duke mengincar hidupnya, tapi tidak ada yang perduli bahkan keluarga nya sendiri.

"Aku bersumpah, jika aku di lahir kan kembali. Aku akan menjauh dari Chelsea, hidup lebih baik dan mencintai diriku lebih dulu"

Tiba-tiba sebuah cahaya datang dari atas dan menghantam tubuh nya, dia tidak bisa menghindar dan hanya bisa memejamkan mata memasrahkan diri.

"Inilah akhirnya" ucap Eve dalam hati, setetes air mata turun dari sudut matanya, air mata penyesalan karena menyia-nyiakan hidup nya.

BUUMMM
.
.
.
.
.

__________

"Hei bangun, apakah kamu tidur atau mati!"

Suara teriakan datang membuat Eve terkejut dan langsung mendudukkan diri nya kaget.

"Huh...huh....huh...." Suara nafas beratnya terdengar sangat jelas sampai Eve merasa suhu tubuh nya meningkat drastis.

"Malam ini ada lelang perhiasan, aku harus memenangkan lelang telaga biru"

Mengabaikan kegelisahan istrinya, Rast berbicara untuk menyadarkan kegilaan Eve, dia bukannya tidak tahu seberapa kejamnya wanita itu . Dia menikahi Eve bukan karena cinta tapi karena dia butuh seseorang untuk mendukung nya, dan kebetulan Eve adalah orang yang tepat untuk menjadi pelindung untuk menghadapi keluarga nya, Miller.

"Huh?" Eve masih linglung, dia menatap Rast penuh selidik. Bukannya dia ada di jalanan bersalju untuk menjemput ajalnya, bagaimana bisa dia kembali ke waktu dua tahun yang lalu, di mana dia baru saja menikah dengan Rast putra kedua keluarga Miller.

Rast mengabaikan Eve, dia merasa wanita yang masih duduk di atas ranjang itu benar-benar gila, hari sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Eve masih menatap nya dengan muka sembab karena tidur seharian.

Dia yang berada di dalam walk in closet membuka laci di sisi lemari, setelah dia menarik nya, terlihat puluhan dasi dengan warna dan merek yang berbeda. Cukup lama dia memandang puluhan dasi tersebut untuk menentukan yang mana yang cocok untuk dia kenakan.

Dia memalingkan wajahnya untuk menatap Eve, dan tepat saat itu Eve juga menatapnya, seketika Rast langsung memalingkan muka dengan decakan. Dia merasa bodoh karena sempat berpikir untuk bertanya pada Eve mengenai dasi yang mana yang harus dia pakai.

Menyerah dengan dasi-dasi tersebut, Rast menutup laci dengan kasar. Dia keluar dan menatap pantulan dirinya di depan cermin besar, terlihat juga sosok Eve yang masih duduk di atas ranjang menatap nya. Mengabaikan wanita itu, Rast membuka dua kancing kemeja atas, lalu menyisir rambutnya dengan tangan. Dia tersenyum puas melihat penampilan nya, bagaimana tidak dengan tinggi tubuh 1,85 m dan otot yang sedikit menonjol membuat dia tampak gagah dan kuat.

Di tambah wajah yang tampan, mata abu-abu yang mengintimidasi dan hidung mancung, dan jangan lupakan rahang kokoh simetris nya, dengan sekali lirik orang akan tahu jika pria ini adalah pria yang terlahir tampan sejak lahir tanpa mengubah sudut manapun, ketampanan alami menjadi daya tarik yang tidak bisa di tolak semua orang.

Sudah 10 menit sejak Eve bangun dari tidur dan memperhatikan suami nya. Dia masih tidak percaya, tapi ini benar-benar terjadi, tubuh nya terasa nyata dan segala yang ada di sana juga nyata.

Eve mencubit dirinya dengan sekuat tenaga dan alhasil.

"Ahh..." Dia sedikit berteriak dan melepaskan cubitan tersebut, setelah itu dia menatap lengannya yang tadi dia cubit terdapat jejak bekas cubitan yang kemerahan.

Melihat nya semakin membuat dia yakin semua ini bukan ilusi.

"Rast kamu adalah monster"

"Apa kamu bilang?" Suara dingin Rast langsung menghantam diri nya, mata pria itu merah karena marah, berani nya wanita yang menjadi pijakan menghina dia dengan lugas nya.

Eve ketakutan, awalnya dia hanya mencoba untuk lebih meyakinkan dirinya, dia tahu Rast adalah pria pemarah yang tidak bisa menahan emosi, meksipun Rast pria yang berbakat dalam berbisnis tapi sifat temperamental nya membuat tidak ada satu orang pun yang tahan.

Rast juga egois dan tidak perduli dengan keadaan orang lain, yang dia pikirkan hanya dirinya sendiri. Bahkan selama dua tahun dia menikahi pria tersebut. Dia mendengar tiga kabar jika Rast membunuh orang-orang yang menghalangi jalannya. Dan Eve tahu itu semua. Dia pikir jika ini ilusi Rast mungkin tidak akan terlalu marah tapi dia salah.

"Ak...aku minta maaf, aku memang bodoh....ini salahku... Maaf kan aku Rast "

Rast mengerutkan dahinya, dia menatap Eve dengan pikiran dalam, selama seminggu mereka menikah Eve bukan wanita yang dengan mudah meminta maaf, Eve adalah wanita yang penuh harga diri, bahkan dengan Rast dia tidak memiliki rasa takut. Jika Rast mengancamnya, Eve akan balik mengancam nya dengan berbagai cara, baik itu dengan memberitahu kan rencana Rast ke keluarga Miller atau mengadukan nya kekeluargaannya yang cukup terpandang di kota.

Eve sebelum kelahiran kembali sangat keras kepala, dia tahu Rast adalah pria pemarah tapi dia masih suka memancing kemarahan nya. Alhasil setiap kali mereka memiliki ketidak selarasan, Rast akan memukulnya untuk mengakhiri pertengkaran. Dan itu adalah kebodohan lain yang Eve sesali. Dan sekarang siapa yang perduli dengan harga diri, tubuh nya lebih berharga, jangan biarkan siapapun menyentuh nya.

EVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang