Rast yang awalnya tegang secara cepat mengubah wajahnya menjadi dingin. Selama ini Philip ada di luar negeri untuk berlibur, dan entah kenapa sekarang ada di sini. Rast tebak karena pria tua itu mendapat kabar dari seseorang.
Dia memutar tubuhnya ingin pergi dari sana. Tapi suara Philip yang berat menghentikan nya.
"Duduk"
Rast berdecak kesal dan berjalan menuju meja makan dengan berani. Eve pikir dia tidak seharusnya ada di sana, jadi dia berniat untuk pergi. Tapi Philip ternyata benar-benar tahu melakukan sesuatu untuk menekan Rast.
"Eve kamu juga"
Eve sedikit kaget, dia menatap Rast yang acuh tidak perduli dengan ucapan Philip. Eve rasa dia bisa duduk dan mendengar pembicaraan mereka.
Rast duduk dan melipat kedua tangannya di depan dada, dari gesture tubuh nya sudah sangat jelas, dia tidak ingin orang lain melewati batas yang dia buat.
Eve juga duduk di samping Rast . Karena dia biasa memang duduk di sana, dia menatap ayah dan anak di meja makan dengan tatapan polos. Dia harus bersikap seakan-akan tidak tahu apapun.
"Ayah baru pergi selama seminggu dan apa yang sudah kamu lakukan?"
"Memangnya apa?" Tanya Rast balik dengan berani.
Philip masih bersikap tenang, dia duduk sambil membaca surat kabar di tangan nya.
"Sengaja menciptakan perselisihan dengan membuat surat untuk pemindahan tangan Florast. Kamu pikir apa itu?"
"Aku tidak dengan sengaja. Aku pikir Duke dan Elam tidak perlu bersikap berlebihan karena mereka tidak memiliki kuasa untuk itu"
Philip berhenti membaca surat kabar dan melipatnya. Sudah jelas jika Philip terlihat kesal.
"Ibumu tidak ingin kamu seperti ini..."
"Jangan bawa-bawa dia" Ucap Rast memutuskan perkataan Philip. Untuk pertama kalinya dia merasa kesal dengan ibunya sendiri. Wanita bodoh itu.
"Rast kamu sudah sangat berlebihan. Jika kamu tidak senang, kamu bisa pergi kapan pun kamu mau "
Rast mendengus sinis. Dia berpikir Philip tampak kekanakan. Dulu dia pikir dengan mencari perhatian Philip, dia mungkin bisa akrab dan hidup nyaman dalam keluarga bersama Philip. Tapi dia sadar sekarang, ternyata cuma dia disini yang menganggap Philip itu keluarga, tidak sebaliknya.
"Aku bisa saja pergi. Tapi aku takut.... Aku tidak bisa menahan diri untuk menggugat mu ke pengadilan dan berita mengenai pemilik perusahaan Banaya yang di gugat putra nya akan ada di televisi"
Rast langsung berdiri setelah selesai bicara dan melangkah cepat keluar dari ruang makan. Di tinggalkan begitu saja membuat Eve tidak nyaman. Dia menatap Philip dari sudut matanya.
Pria tua itu memang tampak tenang. Tapi genggaman tangan nya pada surat kabar tidak bisa menutupi kemarahan nya.
Eve tidak bergerak hingga Philip membuka mulutnya untuk bicara.
"Apa terjadi sesuatu? Kenapa Rast jadi seperti ini?"
"Tidak tahu. Dia memang seperti ini sejak dulu " Jawab Eve tanpa melirik Philip.
Mendengar jawaban yang membuat nya tambah marah, Philip sedikit membanting koran di tangan nya dan pergi dari sana.
Eve setelah kepergian Philip menopang dagunya dengan tangan. Menurut analisis nya, ada sesuatu yang di rahasiakan di keluarga Miller dan tampaknya bom waktu ada di tangan Rast . Bagaimana tidak Seorang Philip saja tidak bisa melakukan apa-apa saat Rast dengan terang-terangan mengancamnya.
_____
Rast duduk di kursi kerja nya dengan pikiran rumit. Dia tidak merasa nyaman duduk di sana, terasa tidak sama lagi dengan yang dulu. Dulu Banaya baginya adalah segala nya. Tapi sekarang, memikirkannya saling merebut di antara dia, Duke dan Elam sudah sangat menyusahkan.
Driiiiinnggggg.....
Suara ponsel terdengar, Rast menjangkau ponselnya yang ada di atas meja dan melihat ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dia kenal. Rast berdecak kesal, dia sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Jadi dia membiarkan ponselnya berdering hingga mati sendiri.
Tak berapa lama ponsel kembali berdiri. Rast menarik nafasnya menenangkan diri, jika yang menelpon tidak memiliki kepentingan kepadanya, dia akan benar-benar marah.
"Hallo" Ucap Rast dingin.
"Rast" Saat mendengar suara tersebut, Rast langsung menegakkan punggung nya gugup.
"Ayah?"
"Iya, apa yang sedang kamu lakukan?"
"Tidak ada, hanya melihat-lihat dokumen" Rast tidak sadar nada suaranya menjadi lebih lembut.
"Ayah menelpon mu untuk memberitahu jika kamu bisa mulai membangun rumah sakit, kemarin ayah sudah meminta seseorang untuk membersihkan tanah tersebut"
"Ayah seharusnya tidak perlu melakukan nya"
"Tidak. Itu bukan apa-apa"
Rast tersentuh, di saat ayahnya tidak memikirkannya sama sekali. Tapi Ericson malah memikirkan bisnisnya yang masih dalam wacana.
"Terima kasih" Ucap Rast dengan tulus.
"Kita bukan orang lain. Kamu adalah menantu ku" Rast tersenyum, dia merasa senang saat orang menganggapnya ada.
"Ayah. Aku ingin membahas harga tanah. Tolong jangan menolak" Rast tidak sadar jika dia berulang kali memanggil Ericson dengan sebutan ayah. Seakan dia sudah terbiasa.
"Harga apa? Dan menolak apa? Jangan katakan ini lagi. Ayah akan benar-benar marah"
Rast ingin terus bicara, dia tidak ingin menerima tanah begitu saja. Apalagi dia sudah berjanji pada Eve, tapi dia lebih tidak ingin Ericson marah pada nya.
"Datang lah akhir pekan. Kita bisa bermain golf bersama di belakang rumah ayah"
".......... " Rast tidak menjawab pikirannya kosong, dia tidak pernah membayangkan dia akan di perlakukan hangat oleh orang lain. Dia seperti menemukan satu keluarga baru dalam hidup nya.
"Rast, apa kamu masih di sana?"
"Iya ayah"
"Datang bersama Eve, oke?"
"Hmm oke"
"Baiklah, kamu pasti sedang sibuk. Ayah tidak akan menggangu mu lagi. Sampai jumpa"
"Sampai jumpa"
Tut.... Tut....
Rast menurun ponselnya dengan pelan. Dia menyandarkan punggungnya dengan lelah. Dia melupakan pertengkaran nya dengan Philip. Di otaknya sekarang hanya ada Eve dan keluarga nya.
______
Eve sudah makan dan duduk di ruang keluarga seorang diri. Dia menonton televisi mengenai artis yang ketahuan berselingkuh dan melakukan kdrt .
Eve tersenyum melihatnya, dia jadi ingat sikap Rast. Jika dia ada di masa lalu dia mungkin bisa melaporkan Rast atas dasar kekerasan dalam rumah tangga. Tapi sekarang dia tidak bisa melakukan nya, pria itu bersikap sangat baik. Bahkan membelikan nya donat meksipun donat itu di makan orang lain.
"Apa yang kamu pikirkan?" Briana tiba-tiba datang dan duduk di samping nya.
"Tidak ada, hanya fokus menonton" Jawab Eve
Briana menjatuhkan tubuhnya ke sofa dan berbaring. Dia merasa bosan, keluar beberapa hari ini bersama Eve membuat nya kecanduan.
"Ayo keluar" Ajak Briana.
"Oh apa aku tidak salah dengar?" Eve menggoda Briana. Karena selama ini dia yang mengajak wanita itu keluar.
Briana bangun dan duduk sangat dekat dengan Eve sampai tubuh mereka menempel.
"Eve jika suami kita bertengkar. Kita jangan bertengkar juga Okey?"
Eve menatap Briana, dia pikir Briana mungkin mengetahui pertengkaran Rast dan Philip tadi pagi yang membawa nama Duke dan Elam.
"Tentu saja, apa hubungannya dengan kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVE
RomanceEve menutup matanya di bawah salju yang terus turun, lapisan es tipis hampir menenggelamkan tubuh nya, darah segar menyebar ke anggota badan, dan saat itu didalam tidur suri nya dia bermimpi jika dia adalah pemeran sampingan dalam novel yang terus m...