6

312 22 0
                                    

Eve masuk kedalam kamar, dia celingukan mencari Rast. Setelah tidak melihat sosok Rast dia masuk lebih dalam dan duduk di atas ranjang.

Di atas tempat tidur, ada jas milik Rast yang pria itu kenakan saat di pelelangan. Melihatnya Eve tahu Rast mungkin sedang membersihkan diri.

Eve bersandar menggunakan tangan kanan, matanya menyebar menatap seluruh isi kamar. Dia ingat ini kamar Rast, waktu itu setelah mereka pulang dari pelelangan. Rast merasa buruk dan mengunci kamarnya, jadi Eve mau tidak mau tidur di kamar tamu. Sejak saat itu kamar tamu menjadi kamar pribadinya.

Rast tidak pernah mengajak Eve untuk kembali ke kamar nya, dan Eve juga tidak mau ke sana lagi, mereka tidak memiliki perasaan romantis satu sama lain dan hanya fokus pada tujuan mereka masing-masing.

Cukup lama Eve menerawang, pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Rast yang keluar hanya mengenakan handuk. Tubuhnya yang sedikit basah menciptakan nuansa sexi di dadanya yang bidang. Lengan yang berotot terlihat gagah dan kuat.

Eve akui jika Rast sangat tampan. Tapi tertutupi karena sifat temperamen nya yang hampir di luar nalar orang lain .

Berbanding terbalik dengan sosok Elam. Pria itu memiliki sisi wajah yang lembut di lengkapi juga dengan kepribadian yang masuk akal, Elam di matanya di masa lalu adalah pria yang ramah dan murah senyum. Elam  juga suka menolong orang lain, karena hal itu lah Eve jatuh cinta. Dan untuk sekarang siapa yang tahu isi hati manusia. Eve bahkan lebih curiga pada Elam, apalagi beberapa saat yang lalu mata mereka bertemu di ruang tengah.

"Apa yang kamu pikirkan sambil menatap ku begitu lama?"

Eve tersentak, dia tersenyum malu sambil menggeleng pelan. Dia tidak sadar jika dia melamun sambil menatap kearah Rast.

Rast yang melihatnya menatap Eve aneh, dia sedikit memutar otak nya mencoba berpikir, setelah dia menemukan jawaban, dia berjalan mendekat ke sisi Eve. Eve yang melihat Rast datang mendekat langsung duduk dengan benar.

"Huh... Eve?" Panggil Rast.

"Iya" Jawa Eve tenang.

"Apa kamu jatuh cinta padaku?"

"Apa?!.... Tidak"

Rast menyipitkan matanya penuh curiga, jawaban Eve terlihat tidak meyakinkan. Sikap Eve hari ini juga sangat aneh, dia bukannya tidak memperhatikan gerak-gerik wanita itu. Sejak di tempat pelelangan, Eve bahkan tidak melirik pada Elam. Dan bahkan Eve membantu nya agar tidak membeli telaga biru karena tahu Philip tidak sesuka itu dengan permata biru tersebut.

"Lalu kenapa kamu tidak menempel pada Elam dan malah menempel padaku? Apa kamu putus asa sekarang?"

Eve tahu tentu saja Rast akan merasa aneh dan salah paham. Sikap dia berubah hanya dalam satu malam.

"Jika aku mengatakan jika aku tidak menyukai Elam lagi apa kamu percaya?" Tanya Eve balik.

"Apa kamu percaya bumi itu datar?"

"Tentu saja" Jawab Eve. Dia tahu Rast tidak percaya jadi dia mengiyakan pertanyaan tentang bumi datar.

Rast tersenyum mengejek mendengar nya, dia tidak tahu apa Eve salah minum obat atau apa. Kenapa wanita itu tiba-tiba membuat lelucon.

"Apa kamu sungguh-sungguh?" Tanya Rast berusaha untuk bermain-main.

"Aku sungguh-sungguh. Aku tidak menyukai Elam lagi"

Rast menggaruk kepalanya yang basah mendengar ucapan Eve. Dia pikir pembicaraan ini membosankan.

"Jika kamu pikir dengan mengabaikan Elam, pria itu akan mulai melihat mu maka lebih baik kamu henti kan. Kejar saja dia mungkin dia akan luluh"

EVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang