Rast memasang muka marah setelah mendengarnya, apa yang ingin di lakukan Eve. Apa dia sudah gila?
"Lepaskan atau ini tidak akan berakhir baik" Kecam Rast.
Eve tidak gentar, dia sudah mengambil keputusan. Jikapun Rast benar-benar memukulnya, itu lebih baik daripada membiarkan pria itu membeli telaga biru. Dia sudah siap menerima resiko apapun tepat saat dia menangkap tangan Rast.
"Baik jika kamu tetap bersikap tidak masuk akal..... "
Rast sudah akan mengangkat tangan sebelah nya yang bebas untuk mendorong Eve menjauh. Tapi pergerakan nya tertahan saat suara pembawa acara menyela.
"Baiklah jika tidak ada yang menawar lagi. Telaga biru akan jatuh ketangan Tuan Elam Miller... Dalam hitungan 1.... "
Rast merasa gugup dan mencoba kembali mengangkat tangannya yang lain, Tapi ternyata Eve lebih gesit, dia kembali menangkap tangan Rast dan memeluk keduanya.
Wajah Rast sudah merah karena marah dan dia sangat kesal, dia harus mendapatkan telaga biru dan memberikan nya pada Philip apapun yang terjadi.
"Nian?" Panggil Rast.
"Iya Tuan" Nian mendekat pada Rast. Meksipun posisi Rast dan Eve sedikit canggung. Dia masih datang dalam wajah datar.
"Nian, pergi panas kan mobil. Kita akan pulang"
Belum sempat Rast bicara, Eve sudah lebih dulu membuka mulut nya, suasana di sana begitu tegang dan Eve tahu dia tidak akan berakhir dengan mudah.
"Kamu ....." Rast sangat marah sampai dia tidak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya.
"Baik Nyonya" Karena tidak ada penolakan dari Rast, Nian dengan sigap pergi untuk memanaskan mobil.
"2 .. 3..."
Tok... Tok... Tok...
"Selama Tuan Elam telaga biru jatuh pada anda dengan harga 200 milyar, tepuk tangan semua nya"
Prok... Prok....
Semua orang bertepuk tangan memberi selamat dan Elam tersenyum sopan pada orang-orang.
Tapi masih ada beberapa orang yang melirik Rast dalam diam . Mereka merasa sedikit aneh karena Rast mengalah setelah dia baru melakukan satu penawaran. Itu bukan sikap Rast sama sekali.Eve bernafas lega melihat nya, tapi dia sedikit terdorong saat Rast melepaskan diri.
"Sial"
Rast mengumpat cukup keras dan menatap Eve dengan tatapan tajam sebelum dia berdiri dan pergi dari sana. Dia sangat marah sekarang dan orang yang menyebabkan kemarahannya adalah Eve. Dia sangat ingin memukul wanita itu, tapi tidak di sana. Di mana ada banyak mata yang akan menonton.
Melihat kepergian Rast membuat Eve takut. Dia tidak ingin beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti Rast seperti pertama kali dia datang ketempat pelelangan. Tapi Eve juga tidak berani membuat Rast menunggu, Suami nya itu akan bertambah marah.
Eve melirik Chelsea yang tersenyum manis menatap Elam yang naik ke panggung untuk mengambil Telaga biru. Protagonis dalam novel berjalan baik-baik saja lebih baik untuk tidak menggangu mereka atau dia kan berakhir buruk .
Eve beranjak dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Orang-orang menatap nya penasaran karena mereka sejak tadi memperhatikan sepasang suami istri tersebut.
"Rast meninggalkan istri nya begitu saja, tampak nya mereka bertengkar" Ucap pria yang memakai jas biru tua.
"Siapa yang tidak tahu jika pernikahan mereka sangat tidak harmonis, orang-orang mengatakan jika mereka menikah karena sebuah perjanjian" sahut pria lainnya
"Apa iya?"
"Tentu saja, Nyonya Eve dari keluarga Eddor dulu terkenal menyukai Tuan Elam, dia bahkan hampir menggagalkan pernikahan Elam dan istrinya. Dan entah bagaimana sebulan kemudian Eve menikah dengan Rast, sangat aneh"
Pria berjas biru tua tersenyum miring mendengar nya, dia menatap kepergian Eve dengan sangat mencurigakan.
_______
Eve sudah keluar dari gedung dan mencari-cari sedan hitam yang dia naik ki, tidak sulit bagi Eve untuk menebak jika Rast meninggalkan nya.
Eve menarik nafas dengan sangat panjang, dia merasa sangat lelah. Jika dulu dia di perlakukan seperti ini, dia akan langsung menelpon Rast dan memakinya.
Tapi sekarang, dia lebih untuk menghindar dari hal yang menyebabkan kemarahan Rast semakin menjadi.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Sebuah suara datang dari belakang dan Eve berbalik dengan cepat, suara itu sangat familiar, membuat Eve sedikit bergidik.
"Tampaknya anda di tinggal kan oleh tuan Rast?" Ucap pria tersebut.
Eve sedikit tegang, dia ingat pria itu . Pria yang ada di saat pertengkaran nya dengan Elam. Namanya Vero, tapi di dalam buku mereka tidak bertemu secepatnya ini. Mereka bertemu di sebuah cafe di mana Eve memiliki janji untuk bertemu Elam. Saat itu Eve memberanikan diri untuk mengatakan semua nya pada Elam mengenai apa yang di rencanakan Rast, berharap dia memiliki sedikit harapan untuk menempati hati Elam. Tapi itu hanya angan-angan nya saja, Elam malah semakin membenci nya dan mengatakan jika dia adalah wanita yang sangat jahat.
Kebetulan Vero ada di sana dan mendengar semua nya, dia mendekat dan mulai menghibur Eve . Karena Eve dalam keadaan patah hati, dia menyambut kedatangan Vero dalam keadaan tidak berpikir jernih. Hingga akhirnya mereka berakhir di hotel bersama.
Eve tidak melakukan nya secara sadar dan dia tidak memiliki perasaan untuk Vero, jadi dia memberikan Vero cek dan meminta nya untuk tidak mengungkit hal tersebut. Tapi Vero ternyata adalah pria yang rakus, dia diam-diam mengambil gambar dan selalu mengancam Eve dengan gambar tersebut.
Karena takut namanya semakin hancur di mata Elam dan keluarga nya, Eve memberikan apapun yang Vero minta. Sampai pada di penghujung hidupnya Vero selalu menjadi duri di hidupnya.
"Tidak ada, aku baik-baik saja" Jawab Eve acuh, dia harus menghindar dari Pria bernama Vero tersebut. Eve berbalik dan menghentikan taksi yang kebetulan lewat. Diam lebih lama di sana membuat Eve muak, dia tidak menyangka ada pria tidak tahu diri seperti Vero di dunia ini.
Ditinggalkan begitu saja, Vero langsung mengubah wajahnya menjadi masam, dia membenarkan letak dasi kupu-kupu di jas biru tua milik nya .
"Tampaknya sangat sulit untuk merayu Nyonya Eve Rast Miller, tapi lihat jika kita berjodoh, kita akan bertemu lagi " Ucap Vero dengan senyum miring nya lagi.
______
Di dalam mobil Eve berulang kembali menarik nafas panjang, hari ini terasa sangat berat. Dia mengindari hal-hal yang membuat masa depannya suram.
"Maaf Nona, kemana saya harus membawa anda?"
Supir taksi yang menyetir bertanya karena Eve belum memberitahu tujuan nya. Eve sedikit berpikir cukup lama, jika dia pulang dia harus siap mendapat amukkan dari Rast. Tapi jika tidak pulang kemana dia harus tidur malam ini.
"Lurus saja, nanti saya akan memberitahu kemana harus pergi"
Supir mengangguk dan menambah kecepatan mobil nya, Eve menatap keluar jalan sambil sesekali menerawang. Dia pikir ini sangat sulit, tapi dia juga harus bersyukur karena Tuhan masih memberi nya kehidupan kedua.
**
Fighting Eve semua berhak memiliki kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik (╥﹏╥)
KAMU SEDANG MEMBACA
EVE
RomanceEve menutup matanya di bawah salju yang terus turun, lapisan es tipis hampir menenggelamkan tubuh nya, darah segar menyebar ke anggota badan, dan saat itu didalam tidur suri nya dia bermimpi jika dia adalah pemeran sampingan dalam novel yang terus m...