18

275 24 0
                                    

"Tidak perlu" Suara Rast yang dingin datang membuat mereka menatap sumber suara.

Dia berdiri di sisi Eve, mengambil sekotak donat yang berada di tangan wanita di sampingnya dan menyerahkan kembali pada Elam.

Elam sedikit kewalahan karena Rast menyerahkan kotak donat itu dengan tiba-tiba. Untungnya dia bergerak cepat hingga donat itu tidak jatuh kelantai.

Ada kesunyian setelah kejadian tersebut. Elam tersenyum canggung di depan Rast dan Eve, dia juga sedikit merasa malu karena niat baiknya tidak di terima.

Eve sebenarnya ingin makan donat, tapi jika itu dari Elam, dia bisa menahan dirinya. Meskipun dia sudah tidak memiliki perasaan kepada Elam, tapi hatinya terasa tidak nyaman.

Eve tidak tahu harus berkata apa, bahkan untuk menolak dengan mulutnya dia tidak memiliki alasan. Sedangkan Rast terus memasang wajah suram dan tidak bicara lagi setelah nya.

Briana yang kebetulan lewat di sana melihat ada kecanggungan di antara mereka, dia yang biasanya tidak suka mencampuri urusan orang lain. Tapi kali ini karena dia dekat dengan Eve, dia berusaha untuk membantu wanita itu keluar dari situasi tersebut.

"Elam, kami memang sangat ingin makan donat. Tapi karena hujan kami tidak jadi keluar" Ucap Briana yang langsung mengambil kotak donat dari tangan Elam.

"Ayo Eve kita makan bersama" Ajak Briana berusaha menyelamatkan Eve dari sana .

Dia tidak menunggu jawaban Eve dan langsung membawanya pergi dari sana. Eve yang di tarik tiba-tiba tak sengaja bertatapan dengan Rast yang wajahnya memerah dengan mata memperingati padanya.

Eve tidak tahu apakah dia harus berterimakasih atau tidak pada Briana. Dia mungkin bisa terlepas dari suasana canggung. Tapi tatapan Rast lebih menakutkan bagi nya.

Setelah kepergian dua menantu keluarga Miller tersebut. Rast langsung berbalik badan dan pergi dari sana, dia bahkan tidak susah-susah untuk berpamitan pada Elam yang masih berdiri di tempatnya.

Sesama pria tentu saja Elam tahu maksud dari sikap represif yang Rast tunjukkan. Perasaan tidak asing ini adalah tentang ketakutan kehilangan hak kepemilikan. Dimana insting pria secara naluriah tidak suka milik nya di sentuh orang lain.

_______

Briana membawa Eve ke belakang rumah, halaman sederhana dengan kursi kayu yang manis. Lampu-lampu berwarna putih bergantung menciptakan suasana santai dan juga tenang.

Dia meletakkan kotak donat di atas meja dan mendorong tubuh Eve untuk duduk di kursi jati yang mengkilap.

Eve masih memasang wajah bingung sambil menatap Briana yang sudah duduk di samping nya. Mengingat tatapan Rast pada nya membuat dia gelisah. Ada perasaan menyesal tidak menolak Elam secara langsung di benak nya. Dia tidak ingin Rast berpikir jika dia masih menyukai Elam.

"Aku berusaha menolong mu tadi, jadi kenapa kamu memasang wajah tidak senang sekarang" Ucap Briana dengan sedikit cemberut.

"Tidak... " Eve tidak tahu kenapa dia bersikap seperti ini.

Briana memalingkan wajahnya dan menaikkan kedua kaki nya keatas kursi untuk bersila. Dia memilik banyak pertanyaan untuk Eve, jadi dia pikir dia bisa menanyakan nya sekarang.

"Aku melihat tatapan Rast pada Elam, dia seperti siap memukul suami Chelsea itu kapan saja. Kamu juga tidak menolak atau menerima donat ini.... " Tunjuk Briana pada sekotak donat di atas meja .

Eve melihat nya dan segera memalingkan muka. Dia tahu maksud dari ucapan Briana.

"Jika kamu pikir aku terlihat tidak memiliki pendirian, maka kamu salah. Aku tidak akan makan donat nya"

Briana menatap Eve dalam . Mereka sudah cukup dekat dari seorang teman. Eve menceritakan segalanya pada nya, dari awal kenapa Eve menikah dengan Rast, hingga di mana Eve mengatakan jika dia tidak menyukai Elam lagi.

Meksipun Briana sedikit ragu, tapi melihat sikap Eve sekarang yang tampak serius, dia tidak berani lagi untuk berkomentar lebih.

"Aku terjebak di sini, aku ingin pergi" Ucap Eve terus terang.

Briana langsung memandang Eve dengan cepat. Dia sedikit gugup setelah mendengar hal tersebut.

"Apa kamu akan bercerai dari Rast?" Tanya Briana sedikit tidak senang. Dia sudah menganggap Eve seperti adiknya sendiri. Jika Rast dan Eve berpisah, mereka akan jarang untuk bertemu.

"Tidak untuk sekarang" Jawab Eve, dia masih harus mempertimbangkan orang tuanya. Apalagi sekarang Rast berencana membangun rumah sakit di atas tanah milik ayahnya. Setidaknya dia akan menunggu hingga rumah sakit itu selesai.

Briana menarik nafas panjang, dia tidak bisa memaksa Eve untuk mempertahankan rumah tangga nya. Apalagi dengan niat awal pernikahan yang tidak baik.

Suara langkah kaki terdengar, dan sosok tinggi dengan setelan hitam terlihat gagah berjalan menuju mereka

"Sayang"

Briana berdiri dan langsung menyambut Duke yang datang. Dia memeluk lengan suaminya romantis sambil tersenyum lembut.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Duke. Tapi matanya menatap Eve dengan pandangan menilai. Di tatap seperti itu membuat suasana hati Eve semakin menurun, semua orang sekarang di matanya terlihat menyebalkan.

"Tidak ada, kami hanya akan makan donat. Apa kamu mau?" Tanya Briana masih menatap suaminya senang.

"Jangan makan sembarangan. Ingat pesan dokter"

"Aku hanya makan sedikit, tidak berlebihan. Jangan khawatir" Terang Briana. Dia tahu Duke mengkhawatirkan kesehatan nya. Tapi beberapa Minggu ini dia merasa kesehatannya membaik.

"Aku lapar, ayo temani aku makan malam" Setelah mengatakan nya Duke langsung menarik Briana untuk pergi dari sana. Briana yang di tarik tiba-tiba menatap Eve dengan pandangan bersalah. Tapi Eve hanya menganggukkan kepalanya memberi isyarat jika dia baik-baik saja.

Di tinggalkan seorang diri di tempat yang sunyi membuat Eve sedikit kesepian. Dia menatap kotak donat di atas meja dan tidak bisa menahan diri dari menghela nafas frustasi.

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan dengan donat ini?" Tanya Eve pada dirinya sendiri.

____

Rast berdiri di balkon. Dia menatap lurus ke depan dengan tatapan kesal, tidak tahu kenapa sejak dia melihat Elam bersikap baik pada Eve membuat dia merasa marah.

Selama ini Eve yang selalu mengejar Elam kemana-mana dan pria itu tidak pernah menggubris nya, tapi entah ada gerangan apa Elam membelikan Eve donat. Apalagi dengan alasan mengganti kan donat yang di makan Chelsea.

Dan mengingat sikap Eve terlihat bingung dan tidak berniat menolak membuat Rast semakin kesal. Dia sedikit memukul pembatas balkon dengan tinjunya dan berbalik untuk masuk kedalam. Tapi saat dia berbalik dia di kaget kan oleh sosok Eve.

"Di luar sangat dingin, kenapa kamu berdiri di sini tanpa memakai pakaian?"

Rast menatap dirinya dan tersadar jika dia tidak memakai baju. Sesaat yang lalu dia masuk ke kamar, dia langsung membuka setelah jasnya dengan kasar dan langsung menuju balkon untuk mencari udara segar. Dia adalah pria yang memiliki emosi yang besar dan dia menyadari nya.

"Enak ya donat dari Elam?" Tanya Rast dengan sarkas. Mengalihkan pembicaraan.

Dia melewati Eve dan masuk kedalam, dia duduk di tempat tidur sebentar sebelum dia berbaring terlentang.

Eve sedikit mengernyitkan kan hidungnya, dia pikir Rast terlihat aneh malam ini. Apa Rast marah hanya karena pria itu melihat Elam memberikan nya donat.

"Pergi mandi" Saran Eve. Matanya menatap lantai yang terdapat jas dan dasi serta kemeja yang berserakan, dia memungut nya dan memasukkan nya ke tempat baju kotor.

"Huff... Enaknya ada yang membeli kan donat, apalah aku ini? Mandi pun malas" Rast bergerak seakan tubuh nya terasa berat dan masuk kedalam bilik mandi.

Mendengar ucapan Rast yang mengacau, Eve mengerutkan dahi serta hidungnya kuat, dia mencoba berpikir positif. Tapi otaknya menolak dan hanya memberikan nya alasan jika Rast sedang cemburu.

"Apa dia cemburu?" Memikirkannya membuat tubuh Eve bergidik.

EVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang