12. Mimpi itu Kutukan

1.2K 98 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Mungkin agak berlebihan jika disebut kutukan.

Karena mimpi adalah bunga tidur. Bunga tentunya merujuk ke hal yang indah bukan?

Namun, hanya saja.

Disebabkan rasa sesalku.

Aku merasa jika yang aku alami adalah kutukan. Termasuk perasaan gagal move on yang aku rasakan.

Bisa disebut karma karna tingkahku dulu yang sudah keterlaluan.

"Tapi, Rasya bener-bener artiin break yang Kakak maksud buat jauh dari kamu. Sampai dia ketemu cewek lain."

Kak Han menghela napas pelan.

Mengusap wajahnya, lalu melirik ke arahku.

"Cewek lain?" ulangku.

Kak Han mengangguk.

"Maaf Kania. Kakak baru bilang sekarang."

Aku menyandarkan kepala pada sandaran sofa santai.

Menatap langit biru gelap dengan warna abstrak jingga.

Sebentar lagi malam datang.

"Gapapa Kak, toh udah lewat juga."

Mulutku mengkhianati hatiku.

Sialan!

Fakta itu semakin membuat sesak.

"Kamu inget gak, temen Kakak waktu perpisahan SMA, dia nyatain perasaannya ke Jo."

Aku menyentuh pelipis. Mengusapnya sembari mengingat-ingat.

Kejadian itu sudah berlalu hampir satu tahun.

"Oh yang itu!" seruku heboh.

Aku ingat wajahnya. Dia tanpa malu menembak Kak Jo di depan ratusan orang yang mengikuti acara perpisahan sore itu. Di penutupan acara, ia dengan berani merebut microphone dari pembawa acara di atas panggung.

Aku mengangguk pelan.

"Jean namanya kalau kamu lupa. Dia yang bikin Rasya nyaman dan suka. Kakak taunya setelah satu minggu abis perpisahan. Kakak liat mereka jalan bareng. Terus Rasya ngaku dan minta maaf."

Aku sudah tahu akan kemana cerita Kak Han berakhir.

Menghela napas dan mencoba mengaturnya perlahan supaya tidak terlalu sesak.

"Kakak marah dan nyuruh dia buat putusin kamu."

Sialnya, aku tidak bisa mengatur perasaanku.

Hatiku menolak untuk baik-baik saja setelah mengetahui fakta yang Kak Han sembunyikan.

"Maaf Kania."

Kak Han mengusap rambutku. Aku diam saja tidak merespon.

Lampu-lampu yang menyala dari gedung di sebrang lebih menarik perhatianku.

Coz I'm Your Home (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang