28. Kania yang Bar-Bar

1.1K 94 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Seperti yang sudah aku singgung sebelumnya.

Aku dan Kak Han tinggal bersama sementara Daddy di luar negeri.

Mommyku dan Kak Han sudah pergi, sejak lama.

Aku tidak ingat wajahnya. Sungguh.

Mommy pergi saat aku berusia tiga tahun, itu yang aku dengar dari Daddy.

Aku sempat tinggal bersama Daddy ke luar negeri saat SMP, sementara Kak Han stay di sini sendiri. Waktu itu Kak Han tinggal bersama temannya Daddy yang punya usaha sewa kamar kos.

Lalu, entah karena apa, saat aku kelas satu SMP, aku merengek pada Daddy dan minta tinggal bersama Kak Han.

Makanya, Daddy membelikan kami apartemen untuk ditinggali berdua.

Menjadi satu-satunya perempuan dalam keluarga, membuat aku agak possesif.

Aku jadi serakah. Padahal aku hanya ingin dua laki-laki yang ada di hidupku ini menemukan pasangan yang terbaik.

Itu saja tidak lebih tidak kurang.

Makanya perihal Daddy ingin menikah lagi selalu Daddy bicarakan dengan Kak Han, tidak denganku.

Salah satu alasannya juga Daddy tidak memberitahuku terkait pernikahannya adalah karena aku pernah mengamuk sampai menjambak rambut pengantinnya Daddy.

Kejadian itu terjadi di tahun lalu.

Pernikahan Daddy selalu diadakan saat kami berada di sana, di luar negeri bersama Daddy. Mungkin Daddy ingin pernikahannya diketahui oleh dua anaknya.

Waktu itu, aku sedang berpikir ingin melanjutkan kuliah di luar negeri yang otomatis akan tinggal bersama Daddy atau kuliah di kampusnya Kak Han.

Aku sedang sendirian di rumah. Daddy pamit pergi kerja dan Kak Han bilang pergi bersama temannya.

Aku sama sekali tidak tahu menahu perihal pernikahan Daddy hari itu. Informasi soal pernikahannya malah aku dapat dari salah satu bibi penjual susu yang tiap pagi mengantar susu ke rumah kami.

Setelahnya aku langsung menuju aula pernikahan, merangsek masuk begitu saja dan menarik selendang pengantin hingga tatanan rambutnya berantakan.

Pernikahan Daddy batal. Wanita itu pergi dan tidak pernah menemui Daddy lagi.

"Kak, nanti libur semester, aku mau ikut ke pernikahannya Daddy ya."

Kak Han yang sedang memotong bawang di dapur menghentikan kegiatannya. Ia menoleh ke arahku.

Kami berencana membuat sambal terasi sebagai pelengkap ayam goreng krispi yang baru saja diantar oleh driver ojek online.

"Kamu beneran mau ikut? Gapapa loh tinggal sendirian di rumah, acaranya palingan sebentar, nanti abis itu kita bisa pergi jalan-jalan."

"Iya beneran. Emangnya aku gak boleh liat calon istrinya Daddy. Dia kan bakal jadi mama tiri kita."

Kak Han berdecak pelan. Ia melepas pisau lantas mencuci tangan.

"Masalahnya bukan itu Kania."

"Terus apa? Kakak takut aku bakal jambak rambutnya lagi?"

Kak Han tergelak.

"Kamu bener-bener bar-bar waktu itu. Tapi masalahnya bukan itu Kania."

"Terus apa dong?"

Kak Han meringis pelan, tampak ragu hendak bicara.

"Soalnya ...."

Kalimat Kak Han terinterupsi dengan bunyi bel pintu apartemen.

Aku bergegas ke depan, mendapati Bang Key di sana.

"Eh Bang Key," sapaku.

Ia tersenyum lebar sambil mengangkat bungkusan minuman boba.

Acara makan malam kami jadi ramai karena datangnya Bang Key.

Aku sempat lupa dengan kalimat Kak Han yang terpotong tadi.

Menjelang tidur, Kak Han masuk ke kamarku setelah mengantar Bang Key ke depan pintu apartemen.

"Kakak mau lanjutin omongan Kakak yang kepotong tadi ya?"

Kak Han terkekeh pelan.

"Sini deh deketan, Kakak mau peluk adik kecil Kakak yang cengeng ini."

Aku mencubit lengan Kak Han tak terima dibilang cengeng tapi, aku tetap beringsut mendekat, masuk ke dalam pelukan Kak Han yang hangat.

"Kamu tau kan Kakak sayang kamu, sayang banget. Kakak gak mau kamu sedih Kania."

"Iya aku tau. Kakak kan sering ngomong gitu."

"Tapi Kakak ga bisa bilang sekarang soal calon istrinya Daddy."

"Kenapa?"

"Karna Kakak gak mau kamu sedih."

Aku menghela napas pelan. Menyerah ingin tahu. Lebih baik diam dan menurut. Toh, nanti aku juga akan bertemu dengan mama tiriku itu.

"Iya deh, aku gak bakal kepo lagi."

Kak Han terkekeh pelan, makin mengeratkan pelukannya.

"I love you my sweetiest."

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 21 November 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 21 November 2022

Revisi : 16 Juli 2023

Coz I'm Your Home (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang