**
Lensa teropong memfokuskan pandanganku pada gerbang sekolah yang lengang.
Lampu temaram yang sesekali hidup dan lebih sering mati itu membuat kesan suram.
Suara tepukan dan ringisan terdengar di belakangku.
"Kak Jo kalau mau pulang, pulang aja," ujarku tanpa melepaskan pandangan dari gerbang sekolah.
"Kalau gue pulang masa lo di sini sendirian. Gue pulang nanti pas Rasya udah dateng."
Aku menurunkan teropong lalu menoleh ke belakang.
"Tadi kan udah gue bilang pake celana panjang pasti bakal banyak nyamuk di sini, Kakak sih gak mau dengerin."
Kak Jo cemberut. Lalu berdiri dari duduknya dan mendekat ke arahku.
"Kenapa sih minta ketemuan di rooftop sekolah, malem-malem lagi, kek gak ada tempat lain aja," protes Kak Jo sambil merebut teropong dari tanganku.
Aku terkekeh sebagai tanggapan.
"Sekalian nostalgia dong Kak, kalau siang kan orang pada sekolah."
"Ya tapi gak harus di sini juga kan."
"Emang apa salahnya sama rooftop sekolah kita?"
"Loh, masa lo gak tau rumornya."
"Rumor apa?"
"Dulu tuh ...."
"Eh Rasya dateng!" pekikku membuat kalimat Kak Jo terpotong.
Aku merebut teropong dari tangan Kak Jo, lantas mengarahkannya ke gerbang sekolah.
Sosok Rasya muncul dari balik mobil, melangkah masuk ke area sekolah.
"Dateng juga si Rasya," kata Kak Jo.
"Iya, berarti dia emang sayang sama gue."
"Kalau gitu gue pulang dulu," pamitnya.
"Okey, makasih ya Kak udah ditemenin. Maaf juga udah dibikin gatel-gatel digigit nyamuk."
Kak Jo tergelak, ia lalu melambaikan tangan dan menghilang di balik pintu rooftop.
Sosok Rasya tak terlihat lagi, agaknya cowok itu sudah masuk ke dalam gedung sekolah.
Aku menurunkan teropong.
Berbalik menghadap pintu rooftop, menunggu sosoknya.
Langkah kaki terdengar mendekat.
Aku rasa itu langkah kaki Rasya.
Sesaat kemudian pintu besi rooftop terbuka, kepala Kak Jo muncul pada celah pintu.
"Loh kok Kak Jo balik lagi?" tanyaku.
"Have fun ya!" Lalu seruan itu terdengar dari bawah.
Aku menunduk, melihat Kak Jo yang melambaikan tangan sambil tersenyum lebar.
Lantas, yang di pintu rooftop tadi siapa?
Aku tidak berani berbalik.
Sungguh.
Tubuhku kaku.
Tadi, jelas-jelas pintu rooftop terbuka dan kepala Kak Jo muncul di celah pintu sambil menatapku.
Apa aku salah lihat?
Langkah kaki kembali terdengar.
Semakin lama semakin dekat.
Hingga tiba-tiba ada yang memegang pundakku.
"AA!" pekikku.
"Kania astaga! Ini aku!"
Aku berbalik dan melihat Rasya dengan raut panik.
Aku langsung mencubit pipinya, memastikan sosok yang berdiri di depanku benar-benar Rasya.
"Aw, sakit," ia meringis.
"Ini beneran kamu kan? Kamu Rasya kan?"
"Iya sayang, ini aku. Kenapa muka kamu pucet begini."
Aku menghela napas lega lantas berhambur memeluk Rasya.
"Aku tadi liat Kak Jo di pintu rooftop, padahal Kak Jo udah ada di bawah."
Terdengar hela napas Rasya, tangannya terulur mengusap rambutku.
"Udah gak papa, sekarang ada aku di sini."
Aku mengangguk dalam pelukannya.
"Sekarang kamu udah tau kan kalau aku sayang sama kamu."
"Jangan bahas itu dulu, aku masih syok."
Aku meregangkan pelukan lalu mendongak untuk melihat wajah Rasya.
"Yaudah kalau gitu yuk turun,"
"Kalau turun lewat situ dong," aku menatap ngeri pintu rooftop.
"Terus mau lewat mana lagi?"
Aku meringis pelan. Gimana kalau sosok itu tiba-tiba muncul lagi?
"Udah jangan takut, ada aku di sini Kania," ujar Rasya lagi.
Aku pasrah, memberanikan diri dan menggenggam tangan Rasya erat-erat. Saat melewati pintu rooftop aku menutup mata dan merapatkan tubuh pada Rasya. Terdengar kekehan pelan dari cowok itu.
"Dasar penakut, kenapa coba ngajak ketemuan di sini."
Aku berdecak pelan. "Langitnya bagus tau, banyak bintang."
"Dan banyak hantunya juga Kania."
**
Date : 4 Desember 2022
Revisi : 17 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Coz I'm Your Home (✔)
Roman d'amour[Completed/Tamat] [Fiction About S.Coups] Warn 18+ Area physical touch, kissing, bucin! Namanya Rasya. Ketua BEM yang dikenal supel dan berwibawa. Tapi, bagi Kania, Rasya hanya cowok jahat yang pernah Kania kenal. Kania tidak tahu kenapa R...