**
Suara televisi di ruang tamu terdengar nyaring.
Aku keluar kamar sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
Aku enggan menggunakan hairdryer, semenjak Kak Han membangunkanku waktu itu dengan hairdryer, aku tidak pernah menyentuh alat pengering itu lagi.
Kak Han tidak ada di ruang tamu.
Namun ada bekas bungkusan kacang goreng di meja.
Aku mendekati pintu kamarnya, terdengar bunyi shower dan suara Kak Han menyanyi.
Ternyata dia sedang mandi.
Aku lantas ke dekat tv, mengecilkan volumenya dan kembali ke kamar.
Ponselku berdering.
Nama kontak Daddy tertera di layar.
"Halo dad?"
"Hai darl, how are you? Have a dinner?"
"Baik, daddy sendiri gimana? Aku belum makan, paling nanti sama Kak Han."
"Oh, iya Han kemana? Daddy tadi nelpon tapi gak diangkat."
Aku melipir keluar kamar setelah menggantung handuk di balik pintu.
"Kak Han lagi mandi dad," jawabku sambil melirik pintu kamar Kak Han.
"Oh gitu ya, okey deh nanti daddy telpon lagi ya sweety. Love you."
"hmm, me too."
Aku menaruh asal ponsel di atas rak buku di sudut ruang tamu, lantas melompat duduk di sofa, mencari siaran televisi yang menarik untuk ditonton.
Omong-omong soal Daddy, dia adalah orang tuaku dan Kak Han satu-satunya. Semenjak Mommy pergi saat aku kelas dua SD.
Hubungan kami baik-baik saja meski Daddy tinggal jauh di luar negeri.
Percakapan singkat seperti tadi sudah biasa terjadi.
Aku tidak banyak bercerita dengan Daddy karna semua hal sudah aku ceritakan pada Kak Han.
Lalu, ada satu hal juga yang membuat aku tidak nyaman dengan Daddy.
"Adek!" seru Kak Han yang tiba-tiba saja sudah duduk di sebelahku.
Dia melompat dari balik sofa hingga membuat aku melambung dan beberapa kacang goreng bertaburan kemana-mana.
Kak Han malah tergelak, sambil memungut kacang goreng di lengan dan rambutku.
"Sorry sorry."
Aku menghela napas pelan berusaha bersabar.
"Daddy tadi nelpon, nanyain Kakak."
"Oh iya? Apa kata Daddy?"
Aku mengangkat bahu bersamaan dengan itu ponsel Kak Han yang sedang dicharger berdering.
Kak Han mencabut kabel charger lantas menjauh dari ruang tamu menuju balkon.
Aku yakin pasti itu telepon dari Daddy.
Aku berusaha untuk tidak kepo dengan pembicaraan mereka, meski dari ekor mataku aku jelas melihat Kak Han sesekali melirik ke arahku.
Aku meraih remote tv dan mengganti siaran, namun tidak ada tontonan yang menarik.
Pintu geser menuju balkon terdengar terbuka dan tertutup. Menyisakan angin malam yang dingin masuk begitu saja, membuat aku kaget dengan dinginnya.
Lalu Kak Han mendekat sambil menempelkan ponselnya di telingaku.
Aku mengambil alih ponselnya, membiarkan ia memelukku erat dari samping.
"Halo Daddy," sapaku.
Hening. Tidak ada balasan.
Aku mengernyit bingung dan hendak memastikan panggilan masih tersambung atau tidak saat gemerisik kencang terdengar.
"Halo Kania, ini Daddy."
"Iya Daddy."
"Em, ujian akhir semester sebentar lagi ya?"
"Iya."
"Abis ujian ada libur kan?"
"Ehm, iya Dad, kira-kira dua bulanan deh."
"Okey, kalau gitu liburan nanti ke sini ya."
Aku tersenyum kecil.
"Iya, aku sama Kak Han bakal ke tempat Daddy."
"Good girl."
"Daddy, please jangan basa basi terus," Kak Han menyerobot pembicaraan.
Aku meliriknya sekilas dan fokusku kembali teralih pada sambungan telepon, Daddy terdengar batuk-batuk.
"Daddy sakit?"
"Ah engga. Daddy sehat sayang. Cuma gini, akhir bulan ini pas kamu sama Han di sini, Daddy mau bikin acara."
"Acara?"
"Iya, acara pernikahan Daddy."
**
Date : 11 November 2022
Revisi : 15 July 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Coz I'm Your Home (✔)
Romance[Completed/Tamat] [Fiction About S.Coups] Warn 18+ Area physical touch, kissing, bucin! Namanya Rasya. Ketua BEM yang dikenal supel dan berwibawa. Tapi, bagi Kania, Rasya hanya cowok jahat yang pernah Kania kenal. Kania tidak tahu kenapa R...