**
Sebenarnya aku dan Rasya adalah mantan kekasih.
Rasya adalah teman dekat Kak Han. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Saat itu dia adalah seorang Ketua OSIS. Aku kelas satu SMA dan dia kelas dua. Dia adalah Ketua OSIS yang punya banyak penggemar perempuan.
Kami putus karena keegoisanku. Aku yang terlalu cemburu dan suka marah-marah tiap kali dia berinteraksi dengan perempuan lain.
Kami pun putus setelah menjalani hubungan selama enam bulan.
Namun, sampai sekarang aku tidak bisa melupakannya.
Anggap saja aku gagal move on. Yah, karena kesalahanku itu aku tidak bisa melupakannya.
Ditambah lagi sikapnya yang selalu peduli padaku dengan alasan disuruh Kak Han.
Aku tau dia bohong. Tapi, aku mau tak mau percaya. Toh, hanya dengan itu aku bisa dekat dengan Rasya lagi.
Namun, apa yang aku lakukan semalam benar-benar kebodohan yang fatal.
Pasti setelah ini Rasya tidak akan sudi berada di dekatku lagi.
Aku bodoh. Sudah menyianyiakan kesempatan untuk bisa dekat dengannya.
Benar-benar bodoh.
Pagi ini aku memaksakan diri untuk menghadiri kelas. Ada kuis yang akan diadakan hari ini. Aku tidak ingin nilaiku turun hanya karna tidak ikut kuis.
"Hai Kania,"
Langkahku terhenti.
Aku mendongak dan melihat Bang Key di hadapanku.
"Loh Bang Key kok di kampus?"
Aku bingung. Bukannya jadwal mereka akan pulang siang nanti.
Dan sekarang masih jam 7 pagi.
Kelewat pagi untuk pulang duluan.
"Gue pulang duluan." Bang Key nyengir.
Sudahku tebak.
"Oh gitu ya. terus kenapa Abang pagi-pagi udah ke kampus?"
"Gue ada kuis dadakan. Sayang banget kalau gak ikut kuis ini. Gak bakal ada kuis susulan."
Ah, ternyata kami sepemikiran.
"Sama dong. Aku juga ada kuis hari ini."
"Gak ada kuis susulan juga?"
"Iya gak ada."
"Sama dong. Ternyata ada yang sepemikiran sama gue," kekehnya.
Entah kenapa seolah Bang Key bisa membaca pikiranku.
Kami jalan bersisian masuk ke dalam gedung. Naik ke lantai tiga lantas menuju lorong-lorong sepi laboratorium komputer.
Aku berhenti di laboratorium nomor 3. Ini ruang kelasku hari ini. Bang Key juga ikut berhenti melangkah.
"Nah masuk gih," ujarnya.
"Oke. Kalau gitu gue masuk dulu ya Bang."
"Iya. Semangat kuisnya ya Kania!" serunya dan berlalu pergi setelahnya.
"Eh, gebetan baru?" tanya Kristi dengan nada meledek.
Aku mendengus pelan. Lantas, mencari tempat duduk di bagian tengah. Aku lebih suka duduk di bagian tengah daripada di paling depan atau di paling belakang.
Kristi ikut meletakkan tasnya di samping kursiku.
"Lumayan juga, dia temennya Kakak lo kan?"
"Heem."
"Ganteng. Tinggi banget. Berotot juga," ujar Kristi bicara sendiri.
Aku diam saja. Lebih memilih mempelajari materi sebelumnya.
"Cocok kok sama lo."
"Siapa yang cocok sama Kania? Gue ya? tentu aja!"
Kristi mencibir.
Aku mendongak melihat suara yang kepedean itu. Ternyata dia Dika. Teman sekelasku.
Cowok itu lantas berlutut di samping mejaku. Ia menumpukan dagu di permukaan meja.
"Kania hari ini pucet, lagi sakit ya?"
"Iya. Udah sana pergi ke meja lo!" usirku.
Aku sedang tidak ingin meladeni tingkahnya.
Dika langsung berdiri. Ia menuruti perkataanku. Tumben sekali.
Namun, sebelum pergi ia menyempatkan mengusap kepalaku.
"Cepat sembuh ya sayangnya Dika," bisiknya dengan suara serak bernada rendahnya yang khas.
Aku sampai merinding dibuatnya.
**
Hai, makasih ya udah mau mampir dan baca🙇🙆😍😻❤
Ganteng banget tolong😭❤
Date : 9 September 2022Revisi : 16 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Coz I'm Your Home (✔)
Romansa[Completed/Tamat] [Fiction About S.Coups] Warn 18+ Area physical touch, kissing, bucin! Namanya Rasya. Ketua BEM yang dikenal supel dan berwibawa. Tapi, bagi Kania, Rasya hanya cowok jahat yang pernah Kania kenal. Kania tidak tahu kenapa R...