**
"Jelasin ke aku semuanya Kak!"
Aku menggosok pelipis. Kepalaku terasa pening.
"Jadi seperti yang kamu liat dan denger di dalam, Rasya itu adik kandung dari Mama tiri kita."
"Anjing!"
"Kania!"
"Gak usah larang aku ngomong kotor! Kakak udah tau semuanya dari awal kan!"
Kak Han membuang muka.
Sialan! Ternyata benar.
Aku lagi-lagi dibohongi.
Tidak diberitahu.
Seperti orang bodoh.
Sial!
"Jadi alasan Kakak larang aku balikan sama Rasya tuh karena dia bakal jadi om-nya kita?"
Kak Han menghela napas, lantas mengangguk.
"Jahat banget."
Suaraku tersendat.
Aku menunduk. Lalu duduk di bangku taman di luar gedung aula pernikahan.
"Kenapa Kakak gak kasih tau dari awal?"
Kepalaku memberat, rasanya aku tak sanggup menerima kenyataan yang ada.
"Maaf, Kakak bingung gimana harus jelasin ke kamu."
"Kenapa Daddy harus nikah sama Kakaknya Rasya?"
"..."
"Kak padahal aku baru bahagia loh, bisa balikan sama Rasya lagi."
Aku tersenyum miris.
Mendongak saat melihat sosok Rasya dengan balutan jas melangkah mendekat.
"Kamu boleh pulang duluan," ujar Kak Han mengusirku.
"Gak, biarin aku ngomong berdua sama Rasya. Please."
Kak Han menatapku lama, ia menghela napas lalu berbalik melangkah pergi.
"Are you okay? Kamu keliatan pucat."
Aku tergelak. Ini tawa pertamaku hari ini. rasanya hambar. Sangat, hambar.
"Gimana rasanya udah bikin aku kaget?"
"Maaf,"
"Rasya," aku menghadap ke arah Rasya. "kamu sayang aku gak?"
Rasya mengangguk.
"Kabur yuk. Kita pergi ke tempat yang jauh. Cuma kita berdua aja."
"Gak bisa Kania."
"Terus gimana? Masa aku pacaran sama Om aku?"
Rasya mengulum bibir. Seolah ia sedang menahan kalimat yang hendak keluar dari mulutnya.
"Aku sayang kamu, kemarin, hari ini, besok dan selamanya. Aku bakal selalu ada buat kamu Kania."
"Tapi, kita gak bisa pacaran."
"Aku akan selalu ada di sini buat kamu."
"Aku gak perlu omong kosong itu! aku gak suka fakta kalau kamu adik dari Mama tiri aku. Aku benci itu."
Tangis yang sejak tadi aku tahan, akhirnya keluar.
Sesaat aku tersedu, hingga tak bisa mengeluarkan kata-kata.
Bibirku bergetar hebat.
Mengetahui fakta sialan ini benar-benar membuatku hampir tidak waras.
Rasya beringsut mendekat, lengannya melingkupi tubuhku.
Sialnya aku benci hangat pelukan Rasya yang terasa asing sekarang.
"Lepas!"
Aku mendorong tubuh Rasya menjauh.
Kemudian aku berdiri, hendak pergi.
Setidaknya pergi dari sini.
"Mau kemana?" tanya Rasya tanpa ingin aku jawab.
**
Semilir angin membuat mataku mengerjap pelan.
Sedikit terasa perih karena bagian bawah mataku yang bengkak.
Permukaan Sungai Thames terlihat tenang, memantulkan awan putih di langit biru.
Aku memeluk lutut dan menghela napas panjang.
Aku kira sesaknya akan segera hilang, namun dadaku malah semakin sakit.
Aku meringis pelan.
"Minum dulu Kania."
Aku menerima sebotol air mineral yang Kak Jo berikan.
"Mau es krim?" tanya Kak Jo sambil menunjuk truk es krim yang tak jauh dari posisi kami duduk.
"Mau sih, tapi gue laper, belum makan."
"Astaga! Kenapa gak bilang dari tadi sih? Ayo kita makan dulu!"
Kak Jo membantuku berdiri. Aku agak terhuyung karena heals yang aku kenakan.
"Makasih Kak."
"Buat?"
"Udah nemenin aku ngegembel di pinggir sungai."
Kak Jo tergelak. "Untung kemarin gue udah sampe London, kalau gue berangkat hari ini dari Indo, lo bakal sendirian di sini."
Aku meringis. "Bener banget."
Setelah kabur dari lokasi pernikahan Daddy tadi, aku melangkah tak tentu arah hingga sampai di pinggir sungai thames.
Lalu tanpa diduga, aku bertemu Kak Jo yang sedang memberi makan burung merpati. Alhasil aku ditemani Kak Jo dan menumpahkan semua keluh kesahku padanya.
**
Date : 16 Desember 2022
Revisi : 24 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Coz I'm Your Home (✔)
Romance[Completed/Tamat] [Fiction About S.Coups] Warn 18+ Area physical touch, kissing, bucin! Namanya Rasya. Ketua BEM yang dikenal supel dan berwibawa. Tapi, bagi Kania, Rasya hanya cowok jahat yang pernah Kania kenal. Kania tidak tahu kenapa R...