**
Restoran cepat saji yang kami datangi cukup ramai pengunjung. Aku menarik Kak Han ke antrian yang paling sedikit.
Selagi menunggu antrian, aku melihat ke sekeliling restoran.
Hingga aku mendapati sosok gadis yang tampak familiar, datang dan antri di barisan antrian sebelah kami.
"Kak, tau itu cewek gak?" tanyaku pada Kak Han.
Kak Han menoleh ke sana ke mari. "Mana?"
Aku berdecak pelan. Lantas menarik Kak Han agar menunduk. Kemudian berbisik, "itu yang antri di sebelah kita, pake cardigan biru."
Kak Han melirik gadis itu. Lalu menatapku. "Terus?"
"Kakak kenal gak?"
"Gak kenal sih. Cuma sekedar tau nama aja."
"Siapa namanya?"
"Bella."
"Dia anak BEM?"
"Iya. Dia bendahara BEM."
Aku paham sekarang. Pantas saja dia terlihat akrab dengan Rasya.
"Kenapa emang?" tanya Kak Han penasaran.
"Dia kayak pacaran sama Rasya."
"Oh, pantesan nanya-nanya."
Kak Han mendorongku pelan agar maju ke depan saat orang yang berdiri di barisan depanku juga melangkah maju.
Jarak kami dengan gadis itu semakin jauh.
"Aku ngeliat mereka tadi pagi di gedung H, keliatan deket banget, kayak pacaran," curhatku.
"Terus, kamu cemburu?"
Aku cemberut. "Iya."
"Duh kasian deh sama yang gamon," ejek Kak Han.
**
"Rasya maaf ya, aku telat."
Rasya menoleh. Tidak berkomentar dan hanya tersenyum menampilkan lesung pipinya.
Seperti biasa aku mengoceh panjang lebar. Karna yang aku tahu, hanya di dalam mimpi saja aku berani seperti ini.
Mengoceh menceritakan kegiatanku dan berbagai hal yang terlintas di pikiranku.
Rasya hanya diam mendengarkan.
Lalu suasana taman yang lengang tiba-tiba jadi ramai.
Seorang gadis dengan gaun selutut berwarna pink berlari mendekat. Memasang senyum lebar.
Dia berhenti di depan Rasya.
Mengajak Rasya bicara dan Rasya merespon.
Sementara aku yang sejak tadi mengoceh panjang lebar, Rasya hanya diam. Tidak memberi respon sama sekali.
Hatiku rasanya sakit. Sampai di mimpi pun Rasya tetap sama. Dingin dan tidak peduli.
"Kania bangun! Kalau mau lanjut tidur pindah ke kamar kamu, jangan di sofa ruang tamu!"
Suara Kak Han terdengar saat aku membuka mata.
Hal yang pertama kali ku lihat adalah langit-langit apartemen.
Aku menoleh ke kiri, melihat meja ruang tamu yang sudah bersih. Seingatku tadi masih ada sisa bungkusan makanan.
Aku lalu meregangkan badan dan duduk.
Masih setengah sadar saat melihat Kak Han mondar mandir dengan rambut basah.
Aroma sabun dan sampho tercium saat Kak Han lewat di depanku.
"Heh! Kok bengong!"
Aku mengerjapkan mata. Enggan membalas.
"Makanya kalau udah sore gak boleh tidur, kamu jadi bengong gini kan. Bawaannya males pasti," omelnya.
Aku menguap lebar.
Lalu berdiri, hendak mandi.
"Mandinya sepuluh menit ya. Kakak bakal jawab pertanyaan kamu di mobil tadi soal Rasya. Kalau lewat sepuluh menit, kakak gak jadi cerita."
Aku nge-lag. Terdiam sesaat. Berdiri kaku. Mencerna kalimat Kak Han barusan.
Barulah saat memori ingatanku kembali. Aku berlari kencang ke dalam kamar dan buru-buru mandi.
**
"Rasya itu sayang kamu Kania. Dia terlalu sayang sampai dia fine-fine aja sama kelakuan kamu yang ngekang dia. Kakak sering bilang ke kamu kan, kalau kamu sayang sama seseorang, kamu harus terima dia apa adanya. Jangan pernah memaksakan apa yang kamu mau harus dilakuin orang yang kamu sayang. Tapi, kamu mana pernah dengerin Kakak? Sampai akhirnya Rasya bilang ke Kakak kalau dia capek sama hubungan kalian. Dia ngerasa kamu terlalu ngatur kehidupan dia. Kamu kayak diktator."
Ceramah panjang Kak Han dimulai.
Setelah aku mandi dan duduk di sofa santai di teras balkon. Kak Han langsung bicara tanpa aba-aba.
Membawa kenangan lama itu.
Kenangan yang membuat aku menyesalinya sampai sekarang.
Kenangan buruk yang mengutukku dan memberi aku mimpi tentang Rasya sepanjang malam.
Meski, di malam-malam tertentu mimpi itu jadi mimpi indah. Tapi, tak jarang juga jadi mimpi buruk.
"Kakak berusaha netral. Terus kasih saran ke Rasya supaya kalian break dulu."
"Jadi, Kakak yang usulin soal break itu ya?"
Kak Han mengangguk.
Aku ingat, saat Rasya bilang.
"Kita break dulu ya Kania."
Saat itulah duniaku runtuh.
Dari situ dimulai kutukan itu.
**
Date : 3 Oktober 2022
Revisi : 17 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Coz I'm Your Home (✔)
Romance[Completed/Tamat] [Fiction About S.Coups] Warn 18+ Area physical touch, kissing, bucin! Namanya Rasya. Ketua BEM yang dikenal supel dan berwibawa. Tapi, bagi Kania, Rasya hanya cowok jahat yang pernah Kania kenal. Kania tidak tahu kenapa R...