.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sialan Lo" -loren .
Skip jam pelajaran .
Loren tampar mendengus kesal akibat kejadian di kantin tadi . Ia tak terima dengan keputusan kara yang belum mengkonfirmasi pada dirinya .
Loren tak fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung dan malah memainkan hp ny saat jam pelajaran masih berlangsung .
Bukan nya menghilangkan suntuk , Loren malah terkaget dengan notif yang ada pada hp ny .*******086277
"Ini gw Dimas , abis jam pelajaran Lo ,kita rapat bentar, jangan lupa simpen nomor gw😉".Loren mendengus kesal , ntah dari mana Dimas mendapatkan nomor pribadi ny , tapi Loren sedikit lega karna bukan kara yang menghubunginya , bisa bisa hp yang ia pegang langsung terhempas ke dinding .
"Jadi kan ?" -Winda
"Apaan ?" Ucap Loren memikirkan apa yang di maksud oleh Winda.
"Sialan Lo !!!! Kemaren ngomong ny kagak pikun sekarang enak bngt mulut Lo ngomong kek gitu".
Ucap Winda sedikit kesal ."Oooohh .... Iye iye gw inget , santai kali.." cetus loren tak kalah sinis .
Jam pelajaran Loren dan Winda tinggal 3 jam pelajaran lagi . Setelah itu jadwal selesai pertanda murid ² pulng k rumah masih masing .
Loren masih ingat dengan pesan Dimas jadi sehabis jam pelajaran tadi Loren permisi kepada guru yang mengajar selanjutnya untuk menuju k ruangan OSIS .
Saat Loren sampai di ruangan OSIS Loren menerima tatapan tak Ter artikan oleh anggota OSIS lain. dari junior ny sampai SE angkatan dengan ny . Loren tak memperdulikan itu dan berlalu masuk k dalam ruangan OSIS ."Gw kira Lo ngk bakal Dateng" -dimas.
Loren tak menghiraukan ny dan beralih mencari tempat duduk yang kosong karna sudah di pastikan akan ada rapat . Saat Loren ingin mengambil kursi paling ujung yang dekat dengan jendela Dimas mencekal tangan Loren tiba tiba yang membuat sang empu kaget .
"Jangan di situ , di depan aja ... Lo kan panitia utama ny". - Dimas.
Seketika Loren terdiam dan memandangi tangan Dimas yang masih senantiasa memegang pergelangan tangan ny . Dimas tak memperdulikn tatapan Loren dan malah memandu Loren untuk mengikuti ny dan berakhir memberikan posisi kepada Loren di antara Bhaskara dan dirinya .
Loren kini tengah duduk di depan meja yang menjajar ke samping kiri kanan untuk para anggota lain duduk dan mereka bertiga sedang berada di tengah tengah ny .Loren merasa risih jika menjadi pusat perhatian nanti ny , apalagi berdampingan dengan orng yang sama sekali tak pernah ia ingin kan . Yaitu berada di antara 2 orng tampan dan populer d sklh . Loren bukan merasa gugup hanya saja ia tak mau menjadi bahan gosip selanjutnya karna bisa memekak kan telinga dan menambah nambah buah bibir saja .
"Baiklah teman teman sekalian , gw Bhaskara selaku ketua OSIS SMA 1 BIRAWA . Ingin melakukan rapat untuk membahas acara penyambutan siswa SMP untuk melakukan Try out di sekolah kita sekalian promosi sekolah yang di adakan oleh wali kota kita ."
"Lh ngapain juga kita yang cape cape promosiin sekolh , kek kekurangan siswa aja" cetus loren Tampa bersalah yang membuat orang² di ruangan itu menatap tak suka pada diri ny .
"Sshtt.. ren , kalo mau ngasih kritikan nanti aja . Biar kara selesain dulu" ucap Dimas menenangkan Loren .
Beberapa detik kara terhenti dan melirik pada Loren yang kini tak menghiraukannya seolah olah tak terjadi apa pun .
"Ekhemm... Jadi gw bakal jelasin kenapa kita di suruh promosiin sklh kita , karna ini bukan akal akalan sekolh aja melain kan ini permintaan wali kota sendiri , Minggu kemarin gw rapat bersama guru dan staf lain ny untuk membahas masalh ini . Mau tak mau kita juga harus turun tangan karna sekolah kita di berikan kepercayaan oleh walikota untuk memperluas ruang lingkup dan menjadikan sekolh kita menjadi sekolah ternama di Jakarta" .
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU TUBUH BERIBU BENTUK
Novela Juvenil"lu ngk tau gw itu kek apa jadi Ngk usah sok sok an ngatur , gw ngk mntak di atur , lu hargain gw di bumi ini , setelah gw mati , lu boleh bakar jasad gw di kuburan gw sendiri." kara yang mendengar itu langsung terbelalak dengan tuturan keputus asaa...