7. Fakta

9 1 0
                                    

Perlahan kaki Putra melangkah mundur di hadapan Mima. Mima yang juga tidak mampu berkata-kata hanya terpaku menatap kosong ponsel yang kini berada didalam genggamannya. Putra berlari sekencang yang ia bisa, nafasnya terasa amat berat, jantungnya berdegup kencang, memori beberapa bulan yang lalu mulai terususun lengkap didalam otaknya.

Beberapa bulan yang lalu....
Bunda mengasongkan dua lembar tiket bioskop ketika mereka tengah sarapan.

"Tiket? " Tanya Putra seolah menanyakan maksud Bundanya.

"Iya, ajak Stevie nonton, gih! Bunda liat kalian kerjaannya belajar aja. Kamu juga latihan terus, kemarin kan baru selesai tanding di Bali. Pasti butuh refresing tipis-tipiskan. " Jelas Bunda.

"Buat Dimas gak ada? " Tanya Putra, Bunda terkekeh sambil mengacak-acak rambut Putra.

"Emangnya Bunda gak tahu apa. " Jawab Bunda. Putra menengadah, menatap Bunda yang kini berdiri disampingnya yang tengah duduk dikursi.

"Makasih ya bun! " Kata Putra akhirnya. Bunda mengangguk. "Bunda berangkat duluan ya, ada meeting. Kamu abisin dulu sarapannya. Nanti pulangnya jangan malem-malem ya! Gak enak sama mamanya Stevie! " Putra mengangguk cepat.

"Siap bos!!! " Jawabnya disusul dengan kecupan hangat didahulukan Putra. Tak lama setelah itu Bunda berlalu.

👟👟👟

Dengan semangat, pagi itu Putra menuju kelas. Seperti biasa Stevie sudah asik di kursinya dengan tumpukan buku didepannya dan dengan earphone yang menancap di kedua telinganya. Putra pelan-pelan menghampiri Stevie. Tak mau mengganggunya Putra duduk memandangi Stevie yang masih enggan menyapanya meski Putra sudah beberapa menit dihadapannya.

Stevie tersenyum akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stevie tersenyum akhirnya. Diakhiri dengan saling tatap seolah sudah saling paham maksud satu sama lain. Putra pun bergegas kembali ke kursinya dengan senyum lebar karena sudah membayangkan ia akan nonton berdua dengan Stevie yang sedari lama ia kagumi. Tak banyak yang tahu, mungkin hanya Bunda yang menyadari betapa ia menyukai Stevie selama ini. Di moment itu Putra sudah membulatkan tekad, untuk menyatakan perasaannya pada Stevie.

Jam pelajaran berjalan sebagaimana biasa. Meski Putra merasa begitu lama sampai ke jam 4 sore. Di istirahat kedua tiba-tiba ia mendapat kabar bahwa Bunda jatuh di kantor dan dilarikan ke IGD. Tanpa berfikir panjang, seketika Putra berlari meminta ijin pada guru dan pamit untuk kerumah sakit. Tentu saja, Stevie dan yang lain cukup terkejut dengan spontanitas Putra. Putra hanya bisa n
Mengirimi Stevie pesan singkat di wa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MASA SEKOLAH (Jati Diri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang